10 February 2014

Sabar Menunggu

Hey You, V

Hemmmm hemmmm hemmmm dari kemarin aku baca suratmu Perihal Kesetiaan sampai detik ini aku mau menulis balasannya masih belum juga terpikir bagaimana membalas suratmu dengan cara yang sama manisnya. Seperti saranmu seduh dulu kopi sebelum melanjutkan membaca. Mungkin, ada baiknya aku seduh kopi (lagi) sebelum melanjutkan menulis. Kadang dan sering kali kopi membuat ide-ide mengalir. Sebentar yah, aku seduh kopi dulu.

Damn! 

Kopinya habis ....

Tunggu sebentar, aku tak akan lama ke warung dulu beli kopi. At least persediaan air galon di rumahku tak pernah sampai kehabisan seperti tempo hari saat kuberkunjung ke rumahmu. 

Sebentar yah.

....

...

..

.

Nah, kopinya sudah ada. Mau kah kamu menunggu sejenak, mau diseduh dulu.

..

.

Oke, sekarang aku siap! Hempp (sambil menyeruput kopi) jadi begitu pandanganmu perihal kesetiaan. Kalau aku boleh menyimpulkan jadi kamu akan setia terhadap seorang yang membuatmu nyaman, yang mengerti passionmu, dan yang mengerti serta menaruh kepercayaan padamu. Sebelum kujawab alasan mengapa aku setia sama seseorang, aku mau mengajukan satu pertanyaan dulu untukmu. Bagaimana jikalau orang yang kamu merasa nyaman itu tidak lagi memberikan kenyamanan? Masih kah kamu (mau) setia terhadapnya?

Begini, menurutku kesetiaan bukanlah perkara apa yang kamu tabur itulah yang kamu tuai. Walaupun ada benarnya juga sebab karma muncul di belokan selanjutnya. Kesetiaan itu ketulusan untuk menyimpan satu nama (si)apa pun di dalam hati kemudian berjanji dan berusaha untuk tidak pernah sekali pun ingkar. Prinsipku sederhana tentang perihal kesetiaan, tak peduli seseorang suka atau benci padaku, setia atau ingkar padaku, selama aku masih menyukainya maka aku akan tetap menjaga kesetiaan itu. Rasanya kamu tahu betul apa yang sedang kubicarakan ini? Butuh waktu hampir lima tahun untuk melepas kesetiaan yang begitu melekat untuk seorang yang tak layak mendapatkannya. Ha ha ha. Curhat deh. 

Sederhananya seperti yang terjadi barusan, kamu dengan setia menatap layar monitor, menunggu aku beli kopi ke warung terus menyeduhnya. Ada banyak jenis kopi di rumah tapi bukan coffeemix indocafe. Untuk kopi sachet saja aku setia tidak pindah ke kopi sachet lainnya terlebih lagi untuk seseorang yang aku sukai. Kopiku tinggal teguk terakhir nih, aku tidak mau kamu menunggu lagi jadi lebih baik kusudahi saja yah surat ini. Terima kasih sudah menunggu.

Gambar dari sini

Salam Hangat,

Your Eva

Note :
Manusia memang tidak ada yang sempurna begitu pun dengan pasangan. Tetapi kamu tak perlu menjadi sempurna atau memiliki pasangan yang sempurna untuk menikmatinya.

10 comments:

  1. Akuh bingung Koralasi antara judul, isi, dan gambarnya, Wkwkwkwk
    Untung enggak harus dibalas sekarang juga ni surat *tepok jidat Eva*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha keknya surat ini lebih pas dikasih judul "Ngelantur". Ya tapi gitu deh.

      Delete
  2. mungkin sama dengan kalimat yang sering kuusungkan ini, "i just love (setia) until it hurt" :')

    ReplyDelete
  3. s e t i a.
    *tarik napas panjang*
    huuuuuffffff~
    *buang napas panjang*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Atur napas, tarik-keluarkannnn pppffttt s.e.t.i.a :D

      Delete
  4. sama kaya mba evi. idem. Yang aku suka intinya itu ternyata membeli kopi . Eh hahaha. :) Seru jadi mau nulis kaya gini. Bukan tentang kopi tapi tentang aku aja *narsis-able

    ReplyDelete
  5. ah, memang coffeemix itu kopi yang tepat. eh ini lagi membahas kopi kan ? :D

    ReplyDelete