31 January 2012

Masa Kelam Masa Kecil

Teruntuk kalian teman – teman SDku

Waktu membaca tema surat cinta untuk hari selasa ini, jujur agak kaget dan sempet shock. Tema sebelumnya dengan “Selebtwit” dan “Cinta Kota” bukan suatu masalah buat saya. Tapi, ini cinta di masa kecil! Tiba – tiba saja kenangan itu muncul silih berganti dan berseliweran di pikiran saya. Padahal dengan susah payah saya simpan dalam rak lemari memori paling bawah, saya tutup rapat – rapat, saya kunci dan entah di buang kemana kuncinya.

Iyah, cinta di masa kecil bagi saya bukanlah suatu kenangan manis yang dapat di simpan dalam album foto yang tinggal di buka dan di lihat jika suatu saat merindu.

Jadi saya putuskan surat ini untuk kalian teman - teman SD yang sudah mengisi masa kecilku ...

Bersekolah di SD yah katakanlah SD Impress (jika kemarau datang susah air namun musim hujan mendatangkan bocor pada atap lalu banjir) membuat saya agak sedikit tertekan. Bukan karena keadaan sekolah yang begitu buruk yang membuat saya tertekan tapi kepada teman – teman satu sekolah, teman sekelas, bahkan teman sebangku. Menjadi satu – satunya objek bual – bualan setiap harinya hanya dengan alasan saya ini berasal dari golongan minoritas, apakah anak usia 7 tahun bisa menghadapinya?

Mungkin saya dan kalian belum memahami benar apa itu arti kata dari sebuah kata perbedaan. Yang kalian tahu bahwa saya beda, tidak sama dengan kalian titik. Setiap pelajaran agama, saya selalu disuruh keluar. Awalnya merasa senang karena tidak usah ikut pelajaran dan kalian yang di dalam kelas iri melihat saya. Sendiri di luar kelas saat yang lain di dalam kelas, dengan sapa kah saya bermain?

Selama 6 tahun lamanya saya merengek ingin pindah sekolah. Selama 6 tahun pula lah Ibu tidak bergeming. Rumah kami dan sekolah hanya berjarak sepandang mata. Ibu dan Ayah yang bekerja mana sempat mengantar dan menjemput saya ke sekolah swasta terdekat yang jaraknya ribuan kilometer. Saya tidak mengerti! Saya bingung! Bagaimana mungkin anak usia 7 tahun mengerti tentang jarak ribuan kilometer.

Pergi ke sekolah sama artinya mengantarkan diri untuk di caci dan di maki. Beban yang harus ditanggung anak usia 7 tahun. Bukankah masa kecil itu harusnya diwarnai dengan bermain bersama teman – teman? Teman – teman mana yang mau bermain dengan saya?

Akh, sudahlah kejadian itu terlalu menyakitkan untuk diceritakan ulang. Apakah kalian masih ingat kejadiannya? Melalui surat ini saya ingin menyampaikan bahwa masa itu sudah berlalu dan biarlah berlalu. Saya yakin bahwa apa yang kalian lakukan itu dulu hanyalah kenakalan anak – anak saja. 20 tahun lebih sudah berlalu namun tetap saja masih ada sisa – sisa trauma saat salah satu dari kalian mengirimkan undangan “Reuni Akbar SD xxxx”. Maaf, saya tidak bisa kembali ke sekolah itu dan bertemu dengan kalian. Maaf.

Psst : hey, kalian tahu tidak saya punya Anjing di rumah baru, namanya Miki. Saya juga koleksi boneka Babi banyak sekali. Masih ingat kan bagaimana kalian memanggil saya dengan sebutan 2 binatang itu? Ouh iya, sekarang ada yang namanya scotch tape untuk membuat kelopak mata, jadi mataku tidak terlihat sipit lagi :D

30 January 2012

Ambu, Ratunya Ibu

Teruntuk Ambu @Sheilamaulita

Pagi Ambu ...

Entah sejak kapan dimulainya aku jadi memanggil dirimu Ambu juga ... terbawa suasana mungkin. Bagaimana tidak, semua orang kantor memanggil Ambu, dirumah pun dirimu dipanggil Ambu, dan ternyata di luar sana teman, rekan, relasi, satpam sampai tukang jualan langganan pun memanggilmu Ambu juga. Jadi yah supaya seragam aku ikut memanggil Ambu juga daripada Mba Sheila yang terkadang membuat dirimu agak kikuk jika dipanggil begitu. Awalnya agak aneh, tidak biasa. Tapi, lama – lama terbiasa dan jadi kebiasaan. Lagipula dengan memanggil Ambu berasa hubungan jadi lebih intim, iya ngga sie, Mbu? (Respon Ambu : Menurut L?)

Ngomong – ngomong, kenapa mesti Ambu? Ngga Emak ajah sekalian (eh, jangan deng senior aku yang dulu panggilannya Emak) atau bunda biar terkesan gimana gituh.
Anak – anak kantor sempat kasih jawaban “Kan, Ambu ibunya anak – anak. Kita kan anak – anaknya ambu.” Agak kurang memuaskan sie. Aku tanya langsung pada Ambu, Ambu hanya jawab “Teuink atuh” ehmpp baiklah oke!

Masih penasaran, aku coba tanya om google ajah dech, walaupun terkadang ngga menjawab dengan jelas juga sie tapi setidaknya si om suka kasih referensi yang lain. Dan hasilnya adalah;


Sunan Ambu adalah sosok perempuan gaib penguasa khayangan dalam kepercayaan Sunda Buhun. Namun peranannya lebih dari itu, karena sosoknya juga dianggap sebagai “Ibu” dari kebudayaan Sunda. Arti Sunan Ambu sendiri di dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai “Ratu Ibu” atau “Dewi Ibu”, yang di dalam mitologi masyarakat Sunda yang bermakna sebagai “Ibu” yang merawat tanah air serta lingkungan hidup yang harus dimuliakan.
(source : http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Ambu )


Ehmphh *sambil garuk-garuk*

Pertama kali mendengar kata Ambu itu dalam Filmnya kabayan, suaminya Abah. Kabayan kan film dengan Tatar Sunda yang pastinya berasal dari Sunda, Jawa Barat. Dihubungkan dengan arti kata Ambu (menurut wikipedia) ternyata berasal dari seorang perempuan bernama Sunan Ambu dalam kepercayaan orang Sunda.

Ehmppp *menarik*

Ternyata nama Ambu yang terdengar kolot dan kuno (my personal opinion yah :D) menyimpan nilai sejarah pada kepercayaan Sunda sekaligus mengandung arti yang luar biasa. Ambu dirimu adalah Ratunya Ibu, Dewinya Ibu yang dimuliakan. Tugasmu pada jaman dulu merawat tanah air dan lingkungan agar tetap bersih dan terjaga.

Kalau jaman sekarang susah Ambu, Ibu – Ibu yang merasa dirinya gaul ngga sempat melakukan tugas seberat dan semulia itu. Mereka lebih memilih menghabiskan waktunya dengan arisan dan belanja, apalagi yang sedang mengalami puber kedua, lebih memilih mengurus berondong daripada menjaga anaknya sendiri. Anaknya malah di urus sama babysitter.

Tetapi, Ambu lain ... yah walaupun ada babysitter yang membantu tapi untuk keperluan anak semuanya tetap Ambu lakukan sendiri, dari mandiin sampai antar - jemput kaka. Predikat menjadi Ibu Rumah Tangga tidak mengurungkan niat Ambu untuk bekerja tanpa meninggalkan kaka sendirian dirumah terlalu lama. Tak terbayang dech rasanya menjadi Ambu, mengurus keluarga (suami dan anak), mengurus bisnis Wedding Planner (Janur Kuning Wedding Planner –tssah *promosi), ikut bantu - ikut riweuh pula kalau Apap Dada lagi ada event (iDNA Creative Communication Agency –tssah *promosi lagi), dan kami – kami (apalagi saya) yang selalu menunggu Ambu datang ke kantor tepat pas jam makan siang. Kami juga kan perlu di urus, Ambu. <---- data-blogger-escaped-i="i">saya mewakili suara – suara lirih di kantor *dilemparibarangpecahbelah*

Akhir kata, (dengan balutan perban bekas dilemparin) terima kasih Ambu sudah mau memungut aku di timeline twitter jadi anaknya Ambu. Melalui twitter kita dipertemukan dan melalui twitter pula lah aku kirimkan surat pernyataan kekagumanku pada Ambu. (ini pun kalau #tukangposku @hurufkecil berbaik hati mengirimkannya ke @PosCinta).


Tertanda,


Si Putri (Baru) Ambu

(Respon Ambu : ApaSihVa???????)

Sebuah Surat Kaleng ...

Surat Kaleng untuk @ch_evaliana

Sepotong senyum untuk Bintang yg tertimbun Awan

teruntuk: Kepada sang pemilik Cahaya. @ch_evaliana


Ingin aku tegaskan...

Maaf tapi Aku tak merindukanmu,
karena setiap kali menatap langit, ada satu bintang yang mengobati rinduku. klise!! kata mereka...
tapi nyatanya mereka turut menatap langit mencari bintang yg sama, lalu dengan susah payah mereka tutupi dengan jendela.
itu bintang'ku ujar mereka, walau memudar sekalipun bebas saja jika ingin kukurung dengan kayu persegi bertirai sutra dalihnya,
dan dengan bisu di hatiku, mataku berteriak, hei walau sedikit pudar sang bintangpun masih berpijar. berpijar sekuat tenaganya.
pijarannya selalu menyisakan sepotong senyum di bibirku dan setetes air mata di sebelah mataku.

Maaf tapi Aku tak merindukanmu,
karena setiap kali aku menatap wajahmu dari kejauhan sebelah hatiku menyusut dan hanyut. hilang padamu.
harusnya kubungkus dan kukirim jauh ke kaki lembah sejak dulu, beserta potongan lainnya miliku untukmu..
karena di sana, tawamu masih saja menerangi langit malam, bisa kurasakan pancarannya dari sisi belahan bumiku
harusnya kubeli saja teropong bintang itu, biar dengan jelas kulihat senyummu. walau hanya sendu. hanya pilu..
pilu dan sendu mu yang selalu menoreh sepotong senyum di bibirku dan setetes air mata di sebelah mataku

Maaf tapi aku tak merindukanmu,
banyak cahaya cahaya lainya dalam hidupku, bahkan seperti yang kau tahu kumiliki sendiri matahariku
akupun menggantungan bulan tak jauh dari horizonku, tak sepekat surya tapi pendarnya cukup untukku
bahkan lentera dan lilinpun kugenggam erat di kedua belah tanganku, tak kulepas seperti saat kau tersesat
banyak cahaya, walau tak ada yang serupamu, dan banyak, walau saat mega berarakan pekat, kau tak lagi terlihat.
kau dan pendaranmu yang menyisakan potongan senyum di bibirku dan tetesan air mata di sebelah mataku.

Maaf tapi Aku tak merindukanmu

Maaf tapi Aku tak merindukanmu,

Maaf tapi Aku tak merindukanmu.

Maaf tapi Aku tak merindukanmu!!

Maaf tapi Aku tak merindukanmu..

seperti...
tak pernah aku memberanikan jiwaku yang pengecut untuk mengetuk pintu rumahmu
tak pernah membuka tulisan tulisanmu dan membacanya dengan hati berdenyut
tak pernah tertawa dan mendengar tawamu yang di antaranya hanya inginku
tak pernah melihat bintang, melihat gelas mug kosong, melihat kepulan asap dan padamu.
tak pernah kuingat betapa banyak gerai tawa di dalam hidupmu sebanyak tangismu
tak pernah kuingat gemerincingnya gelak tawamu atau getirnya senyum lukamu
tak pernah ingin aku memeluk tubuhmu yang berdiri dan tegar di sela kepedihanmu
tak pernah ingin aku menggenggam tanganmu yang bergetar karena bahagiamu
tak pernah ingin aku pinjamkan pundak lebarku untuk sandarkan lelah jiwamu
tak pernah ingin kuingat betapa aku merindukanmu, hingga aku tak ingin lagi merindukanmu.

Maaf tapi aku tak merindukanmu,
sampai kau berikan potongan senyumku yang lain
sampai kau tumpahkan tetesan air mata di belahan mataku yang lain
sampai senja tiba dan kau bersinar dan kita berjumpa
sampai kau ulurankan tanganmu dan aku padamu.

...sampai saatnya tiba, cukup Bintang di langit malam untuku.

Jadi Maaf Aku tak merindukanmu.



dari:
Bintang di Belahan lain.



sssssst... jangan menangis karena sepi, karena bintang di langit tak pernah bersinar sendiri

29 January 2012

Aku si Anak Ayam

Untuk Achi


Emakkkkk Achi, sombongnya dirimu.
Jadi, bagaimana kabarnya emak di sana, di Ibukota yang panas serta ganas itu? Apakah emak senang tinggal dan bekerja di sana? Kok jarang pulang ke Bandung sie,mak? Aku kan kangen.

Tak terasa yah ternyata sudah tiga tahun berlalu .. tiga tahun pula aku mengenal sosok emak. Emak yang mengenalkan aku dalam dunia event organizer, mengajarkan aku banyak hal sampai akhirya aku bisa lulus dari kampus orange dengan predikat memuaskan. Hehehehe.

Emak, aku kangen.

Tanpa emak ada di samping aku, tanpa melihat emak di ruangan rasanya bagaikan anak ayam yang kehilangan induk. Emak, kau lah induk ayamku. Bingung harus ngapain tanpa ada emak. Tapi, sekarang aku belajar untuk bisa mandiri.

Kalau saja emak tidak pergi meninggalkan aku mungkin selamanya aku tidak bisa mandiri seperti sekarang ini. Kadang – kadang mental manusia itu memang terbentuk karena adanya suatu kondisi yang dipaksakan, iyah ngga sie mak? Sok pintar aku tampaknya. Berkat emak yang sering menerjunkan sampai aku berkali – kali hampir tenggelam di samudra hidup tanpa ban pengaman, membuat aku bisa merasakan proses susah dan menderitanya untuk mencapai kata sukses. Iyah, emak sekarang aku mengerti mengapa emak dulu begitu tega pada si anak ayam ini. akhirnya aku menyadari apa yang emak lakukan dulu ternyata untuk kebaikan aku juga. Sayangnya, aku sadar justru di saat emak sudah hijrah ke kota lain.

Walaupun aku masih dalam tahap mencapai kesuksesasn itu, (belum dan insya allah yah, mak. Doa-in aja) melalui surat ini aku cuman mau bilang terima kasih atas kebaikan emak selama di kampus orange. Semua yang emak ajarkan tidak ada yang percuma. Apa yang kita lakukan pasti akan berhasil jika kita melakukannya dengan cinta dan sepenuh hati.

Dengan cinta aku kirimkan surat ini khusus untuk Emak yang sudah banyak berjasa membentuk mental aku di kerasnya arus samudra hidup ini.

Tertanda,

Dari Anak Ayammu ...

28 January 2012

Bersahabat dengan Malam

Dear : Malam yang selalu menemaniku

Entah sejak kapan, lupa asal muasal tepatnya kapan kita menjadi bersahabat seperti ini. Dulu, aku tidak begitu suka padamu, tidak pernah memperhatikanmu sedemikian rupa seperti saat ini. Yang aku ingat bahwa sebelum malam tiba aku harus berada di dalam rumah. Kata Ibu, angin malam itu jahat. Jaman SMA pernah aku pulang malam jam 20.00 karena terlalu asik main dengan teman atau pacaran. Akibatnya, tugas sekolah kuabaikan karena lelah dan dimarahi Ibu pastinya. Besoknya aku sakit.

Semenjak itu aku percaya pada Ibu dan sangat tidak suka padamu.

Memasuki bangku kuliah, aku mulai menjalin pertemanan denganmu. Di malam – malam yang sepi lah aku bisa mengerjakan tugas kuliahku dan belajar dengan fokus. Di malam – malam yang sepi lah aku mulai menulis, menulis apa saja yang terlintas di pikiranku.

Sekarang, setelah aku bekerja tampaknya pertemanan kita makin kental. Kita menjadi sahabat rasanya. Bekerja di dunia Event Organized membuat aku terserang Insomnia kambuhan. Tidak bisa menutup mata dan terlelap sebelum jam 02.00 pagi. Siapa yang menemaniku kalau bukan kau, malam?

Saat ada event pameran di mall, kami harus menunggu tutup mall jam 22.00 untuk persiapan loading barang. Aku menunggu siapa? Siapa lagi kalau bukan kau, malam.

Hahahahhaaa .... iya dulu aku sering menertawakan teman – temanku yang mengeluh terserang insomnia. Penyakit macam apa itu yang membuat orang tidak bisa tidur. Bagiku asal ketemu bantal pun masih akan terlelap. Namun, ternyata sekarang aku mengalaminya sendiri. Bantal seempuk dan semahal apa pun tidak membuat mata ini terpejam. Karma! Menunggu kantuk datang tanpa melakukan apa pun seperti dehidrasi. Haus tapi tak ada air. Saat itulah kau datang, menyapa lembut, dan akhirnya kita ngobrol sambil minum kopi sampai larut sekali malam. Menjelang pagi, kau pergi .. tak apa karena kantukku sudah datang.

Terima kasih malam ... kau selalu menemaniku hari – hariku. Mungkin aku pernah berburuk sangka padamu namun lupakan lah karena aku sekarang bersahabat dengan malam. Maaf yah, besok saja kita lanjutkan lagi ngobrolnya sekarang aku sudah mengantuk. Lagipula tidak kah kau dengar ayam mulai berkokok, ayo pergilah. Besok datang lagi.

26 January 2012

Cintaku Cappuccino Mata Angin

Untuk Cappuccino @KopiMataAngin

Hy kamu cappuccino ...
apa kabar rasanya? Masih tetap sempurna kan? Maaf yah sudah lama aku ngga kesana untuk menemuimu. Tidak ada alasan lain mengunjungi kedai kopi mata angin ini selain hanya untuk menemui, cappuccino.

Kamu masih ingat ngga pertama kali kita bertemu? Aku lupa kapannya tapi yang pasti tahun lalu tahun 2011, aku datang kesana ... tempatnya kecil dengan kursi – kursi kayu kecil tanpa sandaran .. agak kurang nyaman untuk nongkrong lama di sana .. akh punggungku. Tapi kehadiranmu melupakan semua hal itu.

Mas, pesen hot cappuccino mata anginnya 1 yah. Eh, ini bukan kopi sachet kan? ” tanyaku. Kamu kan tahu aku begitu memujamu sampai teman – temanku memanggilku cappuccinoholic. Aku akan mencari tempat – tempat dimana di situ ada kamu, cappuccino. Karena aku tidak suka kopi hitam yang pahit dan Latte yang terlalu manis dan kamu,cappuccino berada diantaranya ... cukup pahit, cukup manis, cukup untukku.

Ouh bukan kok, ini semua kopinya bukan dari sachet, mba” jawab masnya.


Pesanan pun datang

Dan TARAAAAAAAAAAA



Saat melihatmu pertama kali saja aku sudah jatuh cinta. Siapa yang tidak jatuh cinta melihatmu seperti itu ... begitu lucu, unik, lembut, menggemaskan ... akh penampilanmu sungguh menggugah hati sampai tak sanggup untuk meminumnya takut kamu rusak dan hancur.
Aku cium aromamu .... harum! Aroma kopi yang pekat dengan perpaduan serbuk kayu manis.
Aku cicipi dengan perlahan .....srlllupppp ..... akh susah banget melukiskan keindahanmu dengan kata – kata. Pahit kopinya, manis susunya, hangat kayu manisnya. Aku tidak perlu menambahkan kamu dengan gula atau apa pun karena kamu sungguh sempurna.

Menulis surat untukmu dan melihat fotomu membuat aku berulang kali menelan air liur. Aku kangen banget pada bentuk - bentukmu yang lucu, aromamu, rasamu, semua yang ada padamu.
Aku sedang melakukan perjalanan mencarimu di kota lain. Tidak sabar rasanya ingin segera ke Bandung dan menemuimu di sana, Kedai Kopi Mata Angin. Jangan kemana - mana yah karena kau adalah tempat aku berlabuh.


Aku jatuh cintaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa padamu Cappuccino Mata Angin

24 January 2012

Rindu itu padamu, Kotaku

Hai kamu Kota Kelahiranku ...

Malam ini, tiba – tiba saja aku merasa tersentil dan jadi sentimental karena rindu padamu. Ikut serta dalam proyek #30harimenulissuratcinta ditengah pekerjaan yang banyak itu suatu tantangan tersendiri bagiku dan apalagi hari ini tema yang diangkat oleh @PosCinta yaitu surat cinta untuk kota. Kota apa yang paling berkesan selain kota kelahiranku sendiri. Yah karena aku tidak pernah berkunjung ke kota yang lain ... kenangan demi kenangan langsung berseliweran di dalam pikiranku. Aku akui, dulu memang ingin segera pergi dari sini. Aku bosan dengan orang – orang yang sama, lingkungan yang sama, kehidupan yang sama, aku bosen tinggal di sini.

Saat aku SMA, ingin rasanya nanti bekerja di Ibukota dengan menggenakan kemeja ber-blazer, rok sepan, sepatu high heels dan melenggang lenggok keluar masuk gedung – gedung pencakar langit. Menginjak Kuliah rasanya Ibukota terlalu berat, Bali merupakan prioritas utamaku. Tidak pernah ada kata cukup untuk berlibur di sana, terlalu banyak tempat hiburan yang ditawarkan, rasanya bahagia jika aku dapat kerja di sana, lagipula kau tahu kan, banyak wisatawan asing di sana. Siapa tahu saja salah satu dari orang asing itu adalah jodohku.

Setelah aku bekerja sekarang, semua cita – cita itu tinggal angan belaka saja. Aku masih tetap tinggal di sini, bekerja di sini, di kota yang melahirkan dan membesarkanku. Jenuh! Kota ini terlalu kecil, aku akan bertemu siapa saja dimana saja. Bertemu teman baru pun terkadang masih ada hubungan dengan saudaranya ini, saudaranya itu, temannya ini, temannya itu. Tampaknya semua orang saling mengenal. Aku ingin keterasingan.

Yah, dan ternyata Tuhan menjawab doaku beberapa tahun kemudian. Aku mendapat project cukup besar yang mengharuskan aku untuk bekerja keliling 7 Kota selama 1 bulan. Kau tak akan pernah tahu betapa luar biasa senangnya aku. Bayangkan 1 bulan di kota A lalu 1 bulan lagi di kota B dan seterusnya sampai 7 kota. Kota – kota yang hanya aku lihat di televisi, di koran, di internet ... dan sekarang aku menuju kesana ..... akhirnya.

Jakarta, adalah kota yang pertama. Melihat gedung – gedung perkantoran seakan membawaku ke masa lalu dimana aku menjadi bagian di dalamnya. Untunglah, keinginan itu tidak tercapai. Aku tidak bisa menjadi bagian dari mereka – mereka mahluk metropolitan. Kehidupan disini selalu dikejar – kejar oleh waktu, mereka diburu oleh waktu bahkan pada saat jam makan! Gedung – gedung itu memang memukau dan aku selalu terpukau namun diantaranya masih ada perkampungan kumuh dengan gang – gang yang tertutup sampah. Aku kira kehidupan di sini tidak akan jauh berbeda dengan kamu, kota kelahiranku. Keterasingan ternyata rasanya tidak sebahagia dalam pikiranku, menjalani hidup sendiri di Kota yang asing ini adalah sebuah perjuangan.

Hari ini adalah hari terakhir aku di sini sebelum menuju kota kedua, Surabaya. Melelahkan sekaligus menyenangkan. Tapi, aku sudah terkena sindrom homesick. Rasanya aku kembali sebentar saja untuk melihat keadaanmu. Aku rindu menghirup udaramu, rindu makan peuyeum, rindu makan batagor, rindu makan molen kartika sari, rindu minum cendol, rindu pada vikingku dan menjadi bobotoh, rindu belanja berdesak – desakan di pasar baru, rindu jalan – jalan di Cipaganti yang walaupun selalu macet namun teduh karena masih ada rindangnya pohon, rindu nongkrong di cafe dago pojok, rindu padamu kota kelahiranku, Bandung.

23 January 2012

Maaf, Aku Pergi Sekarang

To : You

Saat kau baca ini mungkin sudah jam makan siang. Kopi dan roti di meja samping tempat tidur pasti sudah dingin kan. Coba kau cek sekarang apakah ada semutnya? Kamu kan biasanya suka langsung minum apa yang ada di meja, padahal itu kopi kemarin.

Maaf yah aku pergi tanpa pamit, tapi aku membuatkan sarapan untukmu dulu walaupun tampak percuma dan surat ini untuk kau baca. Aku tahu, kau pasti masih pusing, sakit kepala kan? Tadi malam, eh subuh kau pulang dengan keadaan mabuk berat seperti biasa. Kau muntah di atas karpet yang aku belikan khusus untuk mempercantik kamarmu. Tidak! Tidak masalah buatku. Aku bisa mencucinya atau ke laundry. Tapi, sejujurnya aku sudah bosan menunggumu semalaman sendiri di kamar 4 x 6 m ini dan selalu mendapatimu dengan keadaan mabuk. Kau tidak pernah sadar beberapa kali kau membentak dan memakiku. Aku mengerti, kau sedang mabuk. Aku mengerti, itu bukan dirimu yang sebenarnya. Itu pengaruh alkohol.

Aku mengerti bagaimana sakit hatimu karena di pecat bosmu dengan alasan yang tidak jelas. Aku juga mengerti bagaimana perih hatimu saat istrimu yang kau sayangi menceraikanmu lalu pacaran dengan bosmu. Kau mulai mencari hiburan mengobati sakitmu dengan mabuk – mabukan sampai akhirnya kita bertemu. Aku tidak bermimpi menggantikan posisi sebagai istrimu, tidak. Aku hanya ingin membantumu keluar dari masa lalu itu dan mulai meniti masa depanmu, masa depanmu, bukan masa depan kita!
Aku terimakan kondisimu yang seperti apa adanya saat ini. Apakah kau dengar aku mengeluh atau marah mendapatimu mabuk selama ini?

Hampir tiga bulan kita tinggal bersama di kamar ini, setiap malam sendiri menunggu kepulanganmu, dan kelakukanmu pun tidak berubah. Tidak apa – apa, aku menyakinkan diriku sendiri karena percaya padamu bahwa akan tiba saatnya kau berubah. Semakin lama bukannya semakin baik tapi semakin parah.

Seperti yang selalu aku bilang, aku terimakan kondisimu yang suka mabuk, yang mengeluarkan kata – kata kasar. Bahkan manusia yang paling hina sekali pun tidak sanggup mendengarnya.

Tapi ....
Tapi, tadi malam kau tiba – tiba menyerangku. Kau memukuliku tanpa henti, tanpa sebab. Jika saja kau tidak muntah di atas karpet yang aku belikan untuk memperindah kamarmu, aku mungkin saja sudah ......
Akh, sudahlah lagipula kau tidak sadar melalukakan hal itu, iya kan? Kau kan sedang mabuk!
Jadi, akhirnya aku memutuskan untuk pergi sekarang. Jangan menungguku yah, mungkin aku tidak akan kembali ke kamar ini.
Coba kau cek apakah di kopinya ada semut juga rotinya yah?

From : Me

22 January 2012

Adakah Ide di sana?

Hai Ide .. atau apapun namamu di luar sana.

Bagaimana kabarmu di luar sana? Apakah kau baik – baik saja? Apakah kau dirawat dengan baik?
Ide, aku khawatir! Sungguh!
Kau pergi sudah terlalu lama ... kabar darimu hanya semeliwir angin kasat mata. Ide, aku mengaku salah. Aku memang bersalah padamu. Kehadiranmu dulu hanya kuanggap angin lalu ... Semua kata – katamu berakhir di tempat sampah tercerai – berai. Aku minta maaf tidak pernah menghargaimu.
Tapi, aku berubah sekarang. Aku menyesal, ide

Setiap malam aku memasang telingaku, agar aku mendengar lirihmu sekejap saja.
Setiap malam aku memasang mataku, agar aku melihat bayanganmu sekelebat saja.
Setiap malam aku berdiam diri, agar aku merasakan kehadiranmu sejenak saja.
Setiap malam aku lalui ... entah ini sudah malam yang keberapa?Namun, sepi ... hanya suara angin malam yang kesepian.

Adakah Ide di sana?
Mengapa kau tidak juga kembali? Kau masih marah padaku yah?

IDE MAAFKAN AKU!
Ide jika kau mau kembali padaku, aku berjanji 3 hal untukmu.
1. Aku berjanji akan mendengarkan kata demi kata yang keluar darimu
bukan lagi mengenyahkanmu dan sibuk dengan klienku.
2. Aku berjanji setiap kata – kata yang keluar darimu itu akan kutulis rapi di buku khusus “My Idea” lalu akan kutulis ulang di laptop dengan folder “My Idea”
bukan lagi kertas bekas atau tisu yang kutinggalkan begitu saja di tempat sampah.
3. Aku (berusaha) berjanji mengganti kopi dengan teh atau bahkan air putih,
mengganti rokok dengan buah atau wortel saat kau datang berkunjung. Ini sulit!
Tapi pasti bisa!

Adakah Ide di sana?
Jadi, ide dimana kamu?

Tolong jika Anda menemukan dia,
Sampaikan rasa menyesalku dan janjiku padanya.
Sampaikan pula salam teh hijau untuknya,
Cepatlah pulang sebelum teh nya dingin.

Adakah ide di sana?

Kesendirian

ditengah-tengah air laut yang pasang dan surut
kepiting berjalan gontai mencoba melawan arus gelombang

ditengah-tengah sawah yang mulai menguning
petani mulai memetik hasil


ditengah-tengah gelapnya malam
bintang bersinar terhalang awan hitam

ditengah-tengah keramaian hiruk pikuk pasar
kucing mengais2 makanan ditong sampah

ditengah-tengah hutan belantara
rawa hisap menjerat

ditengah-tengah tepukan derai tawa
tetesan air mata mengalir

ditengah-tengah birunya langit
tampak awan putih

ditengah-tengah hitam dan putih
masih ada abu-abu.....


mengapa selalu berusaha untuk berada ditengah-tengah mayoritas???
tak bisakah menjadi diri sendiri yang selalu sendirian.... tanpa alasan... tanpa mengapa dan kenapa serta ada apa???? hanya sendiri ditengah-tengah kesendirian.....

21 January 2012

Surat Kaleng

Dear guys ...

Karna hari Jumat kemarin temanya adalah Surat Kaleng yang dimana si pengirim tidak diketahui ... maka dari itu saya ngga posting di sini .. *ketahuan donz, jadi ngga seru*


Kalau mau lihat surat - surat kaleng silakan mampir ke Blog nya @PosCinta

Siapa tahu ada nama account twitter kamu disana ... hehehehhehe

Salam Kaleng

19 January 2012

Pesan Hati

Pesan ini akan tiba padamu
Entah dengan cara apa dan bagaimana

Bahasa yang kutahu kini hanya sebuah perasaan
Pesan singkat dari sebuah hati

Aku memandangimu
Tanpa perlu tatapan

Aku mendengarmu
Tanpa perlu tahu

Aku menemuimu
Tanpa perlu hadir

Aku merasakanmu
Tanpa perlu sentuhan

Aku Mencintaimu
Tanpa perlu kata

Karena sebuah pesan baru saja kukirim untukmu.

18 January 2012

NeverEnding Song

Doom da da di da di Doom da da di da di

Everybody's gonna love today,
Gonna love today, gonna love today.
Everybody's gonna love today, gonna love today.
Anyway you want to, anyway you've got to
,
Love love me, love love me, love love.

Tepat jam 06.00 lagu “Love Today”nya Mika selalu membangunkanku.

Iyup, sengaja aku memasang alarm dengan lagunya Mika. Bukan! Aku bukan pengemarnya Mika, hanya beberapa lagunya yang aku suka. Termasuk yang ini, dengar saja lagunya yang bikin semangat belum ditambah liriknya yang meningkatkan mood kita untuk menjalani hari ini.

Byurr ... Mandi pagi dengan air dingin bbrrrr Doom da da di da di Doom da da di da di
Mematung di depan lemari baju berpikir sampai mengigil karena masih pake handuk.
Hari ini ada acara apa ajah yah? Pake baju apa yah? Ehmpp kayanya kemarin udah pake baju yang ini dech, kalo pake ini ehmmp atau yang itu ajahnya ehmm ... Everybody's gonna love today
Sarapan ala kadarnya secangkir kopi hangat dan setangkup roti dengan selai strawberry. Mencuci bekas sarapan, panasin motor, dan berdandan.

07.30 ambil jaket, ambil helm, berangkat ke kantor. Gonna love today, gonna love today

08.00 sudah absen, sedikit chit – chat dengan teman kantor dan masuk keruang cubical. Everybody's gonna love today, gonna love today
Nyalakan komputer, buka email, ketik ini - ketik itu, telephone sana – telephone sini, meeting bareng dia – meeting bareng mereka.

12.00 makan siang bersama teman kantor kadang juga dengan klien sambil meeting.

13.00 masuk lagi ke ruang cucical. Nyalakan komputer, buka email, ketik ini ketik itu, telephone sana telephone sini, meeting bareng dia meeting mereka. Bikin laporan kerja harian lalu beres – beres. Anyway you want to, anyway you've got to

19.00 pulang kantor. Makan malam di luar sendiri kadang juga dengan teman. Belanja sebentar untuk keperluan sehari – hari atau sekedar beli dvd dan novel terbaru.

21.00 sampai di rumah ... lalu mandi

21.30 meluangkan waktu untuk menonton tv atau dvd terbaru atau membaca novel terbaru.

00.00 waktunya untuk memejamkan mata ... hari ini sudah terlalui dan berharap esok pasti lebih baik lagi. Love love me, love love me, love love


Doom da da di da di Doom da da di da di

Everybody's gonna love today,
Gonna love today, gonna love today.
Everybody's gonna love today, gonna love today.
Anyway you want to, anyway you've got to,
Love love me, love love me, love love.


Tepat jam 06.00 lagu “Love Today”nya Mika selalu membangunkanku.

17 January 2012

Sekali Poconggg Tetap Pocong

Salam Lompat.Lompat.Lompat untuk @poconggg

Cong, loe tahu ngga penulis Indonesia favorite gue? Loe ngga tahu kan? Mau tahu ngga siapa ajah?
Mau kan kan kan? Oke, gue bakal kasih tahu tapi setelah itu kita salaman yah. Ups! Lupa, loe kan ngga punya tangan!!!

Cong, loe tahu kan siapa yang nulis “Supernova” yang terkenal itu? Ya iyalah loe ngga bakal tahu secara getho loe kan tinggalnya di kuburan! Nie gue kasih tahu namanya Dewi Lestari account twitternya @deelestari jumlah followersnya sampai saat gue nulis ini mencapai 290,489 orang.

Setelah Dewi Lestari, ada lagi Djenar Maesa Ayu yang terkenal dengan novel dan filmnya “Mereka Bilang Saya Monyet”. Account twitternya @djenarmaesaayu jumlah followernya cuman 62,713 orang.

Mereka berdua merupakan penulis top, siapa sie yang ngga kenal sama mereka berdua. Karya mereka sudah beredar dimana – mana, sering tampil di televisi lagi. Itu namanya selebritis.

Tapi loe Cong ...

Siapa sie loe cong ...

Cuman seorang pocong berbalut kain kafan yang udah dekil pula, sering cerita serem yang sama sekali ngga bikin serem, bikin skripsi aja belum kelar – kelar tapi followers loe di twitter ngalahin penulis favorit gue! Terakhir gue cek sekarang udah 1,747,600 orang. Bentar lagi loe nyaingin @radityadika yang udah 1,777,856 orang. Belum lagi website loe, cuman posting beberapa kalimat ngga penting dan ngga informatif ajah komennya ampe ratusan.

Siapa sie loe cong ... ampe orang – orang pada follow loe.

Siapa sie loe cong ... ampe ada orang yang gemes banget pengen menguak identitas pribadi loe yang ngga ada menarik – nariknya. Masih inget kan peristiwa tahun lalu saat sosok dracula yang so so an jadi detektif, tanya sana tanya sini, berani bayar orang cuman buat cari tahu siapa orang di belakang @poconggg. Ada disini nie kalo loe mau nostalgia.

Buat apa coba? Toh pocong tetap ajah pocong.
Sejalan dengan peristiwa itu malah makin tambah banyak followers loe dan loe jadi pilih – pilih untuk reply atau sekedar RT followers loe, termasuk gue! Gue, Cong! GUE!

Dan sekarang tambah terkenal ajah loe cong!!!
Setelah buku Poconggg Juga Pocong, Film Poconggg Juga Pocong, terus loe juga muncul di Transtv hampir setiap hari!!!! Arrghhh.
Please jangan bilang kalo loe ternyata udah dikontrak iklan ama So Nice? Terus main sinetron Pocongg yang tertukar ... dan mengeluarkan album Poconggg Juga Pocong. My Gosh, ngga cukup apa loe gentanyangan di kuburan ajah gituh!
Apa karena manusia jaman sekarang sudah ngga punya takut lagi yah, cong. Sampai – sampai ngga cuman dunia twitter sekarang loe merambah ke dunia entertainment. Curiga nie tahun depan #Resolusi 2013 mau Go Internasional.
Hati – hati akh cong! Loe tuh udah made in Indonesia banget ntar loe di Label ama negara tetangga. Mau?

Jadi siapa sie loe, cong? (so) Terkenal padahal bukan selebritis!

Aakkkhhhh terserah dech ....

Mau jadi penulis kek, main film kek, model iklan kek, nyanyi kek, bau ketek kek.

Pokoknya Sekali Poconggg Tetap Pocong.




Salam Loncat.Loncat.Loncat


Pstt:
Cong, sengaja gue bikin surat ini dan minta tukang pos @hurufkecil kirim via @PosCinta khusus buat loe! Supaya lebih memerhatikan followers loe yang makin banyak itu.
Jangan ngembat semua kerjaan aka aji mumpung, ntar gue kerja apa lagi?


-dari followers yang merasa terbuang-

15 January 2012

Akhir Januariku

Dear Januari,

Kedatanganmu selalu disambut dengan meriah. Semua orang bertahan untuk tidak terlelap demi memeriahkan kedatanganmu. Pesta kembang api di langit malam, suara terompet yang bergema di seluruh tempat, makanan yang tidak ada habisnya di atas meja, berbotol – botol minuman berserakan di lantai. Mereka menantikan kedatanganmu dengan berpesta pora.

Kedatanganmu selalu dihiasi dengan rinai air hujan, beberapa tempat kewalahan menerimanya sehingga mereka harus mengungsi. Maaf, mereka yang mengungsi tidak dapat menyambut kedatanganmu dengan meriah, tapi aku tahu kau akan tetap datang.

Malam ini, Aku menyambutmu dengan berlutut disamping tempat tidur, melipat tangan, dan menutup mata. Setidaknya itu yang diajarkan ibuku saat aku menginginkan sesuatu. Berdoa.

Aku berdoa padamu Januari ....

Terima kasih kau telah datang tepat waktu.
Terima kasih aku masih diberi kesempatan untuk bisa melihatmu, Januari.
Aku datang padamu ... aku ingin terus bersamamu hingga Januari – Januari – Januari mendatang.
Aku tidak bermaksud kurang ajar, hanya saja aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, selalu. Setidaknya ijinkan aku bersamamu, sampai akhirmu Januari.

Lututku mulai kram.

Sekali lagi terima kasih Januari.

Aku harus segera berbaring kembali di tempat tidur. Sebelum tubuhku lunglai dan ketahuan Ibu. Walaupun Ibu sudah bilang berkali – kali bahwa aku bisa tetap berdoa sambil berbaring tapi aku tidak mau, demi menghormatimu, Januari.

Cape sekali rasanya.

Hari ini aku merasa cape sekali padahal yang aku kerjakan hanya berbaring dan berbaring. Mungkin karena secara tidak sengaja tadi siang aku mendengar percakapan Ibu dan Dokter. Mereka berbisik – bisik dan akhirnya pergi karena tahu aku menguping. Tak lama Ibu kembali dengan sisa airmata dan hidung yang merah. Tersenyum, tak menjelaskan apa – apa dan hanya bertanya

“Hari ini kamu ingin makan apa? Apa saja yang kau mau nanti Ibu belikan”.
“Ibu, sudah lama aku ingin makan pizza, spagetti, martabak, ramen, sate kambing, gulai kambing, makanan padang, aku juga ingin minum yoghurt, asinan salak – mangga ..”
“Iya Ibu tahu, satu – satu yah masa kamu mau makan semuanya dalam sehari..”

Lalu kami pun tertawa bersama walaupun aku tahu Ibu masih menangis di matanya dan aku bertanya – tanya.

Apakah sudah tiba waktuku? Aku tidak akan keberatan kok jika memang ini sudah waktuku.
Saat teman – teman lainnya sudah masuk kuliah aku malah terkapar berbaring disini. Aku pun sudah lelah menjalani hal ini, sudah dari lahir aku di diagnosis mempunyai Talasemia memang sudah waktunya aku rela ... ehmp tapi bolehkah aku menikmati hidup ini sampai akhir Januari nanti.

Sudah malam, saatnya aku tidur sebelum suster – suster itu datang dan memeriksaku. Semoga aku bisa melihatmu yah sampai akhir Januari nanti.

Sampaikan salamku pada Januari untuk bangunkan aku besok jika aku terlelap terlalu lama.

Selamat malam dan selamat tidur.

Sang Perokok

Dear Perokok,

Saat ini pasti kau sedang menatap layar monitor, tangan kananmu sibuk dengan menggerakkan mouse sementara di tangan kirimu terselip satu batang rokok.

Husshh ... Hembusan asap yang keluar dari mulutmu seperti kabut yang menyelimuti pagi hari.
Crttt ... Percikan api menjalar saat kau hisap tembakau.
Tskk tsskk ... Asbak penuh dengan abu sisa rokokmu dan puntung – puntung yang bercengkrama. Kadang mengotori keyboard, meja, kursi, karpet, bahkan celanamu sendiri.

Sesaat setelah kau bangun, kau langsung mengambil cangkir dengan kopi di dalamnya lalu menyalakan rokok . kau tidak pernah menyapaku dulu!

Setelah kau kenyangkan perutmu yang kau cari pertama adalah rokok. Kau tidak pernah mencariku dulu!

Selepas pulang kerja dengan beban kerjaan yang membuatmu penat, hal pertama yang kau tanyakan “mana rokokku?”. Kau tidak pernah bertanya tentang aku

Selalu yang kau cari rokok untuk menenangkan pikiranmu, untuk menghilangkan penatmu, untuk menghiburmu. Kamu lupa masih ada aku yang akan menemani di hari – hari beratmu. Tapi kau malah memilih dia, si rokok.

Sengaja aku membuat tanda ini agar kau bisa sekejap saja berhenti dan mulai memperhatikan aku!


Sia – sia, ternyata ... kau lebih memilih menjadi buta huruf daripada berpisah dengannya, si rokok.

Seberapa berharganya kah dia, si rokok itu? Apakah aku harus jadi perokok juga agar aku tahu bahwa dia, si rokok memang berharga?



Saya tunggu balasan suratmu yah perokok ...

14 January 2012

Surat Kedua Untukmu

Dear @Andry_Tulung

He he he ...

Agak aneh yah rasanya kalau saya mengirim surat untukmu, padahal bbm hampir setiap menit, belum ditambah twitteran, ym-an, facebookan. Yah, tidak akan pernah ada media yang cukup untuk mengambarkan sebuah kata cinta.

Lagipula sebelum orang mengenal internet, media surat – menyurat lah yang digunakan untuk menyatakan cinta atau sekedar salam rindu. Tukang pos yang hampir bosan mengirim surat ke alamat yang sama dari orang yang sama. Kemana yah tukang pos itu sekarang?

Mungkin sekarang tukang pos itu menjelma menjadi @PosCinta yang selalu setia mengirimkan surat – surat cinta kepada orang yang kita cintai hanya dengan itungan detik.

Ngomong – ngomong masalah tukang pos, jadi teringat dulu saat saya mengirimkan surat pertama untukmu sepuluh tahun yang lalu (benar – benar datang ke kantor pos, beli perangko, dan melihat amplop surat itu bersatu dengan surat – surat lainya yang akan dikirim kemudian hari).

Entah mengapa, suratnya terlambat beberapa hari ...

Rentang waktu yang hanya beberapa hari membuat segalanya kacau dan berantakan, masih kah kau ingat kejadian sepuluh tahun itu?

Menyakitkan memang, bukan maksudku untuk membuka luka lama ...

Hanya saja kau jadi menganggapku membagi cinta disaat saya berpikir kau adalah masa lalu.

Anyway, itu terjadi sepuluh tahun yang lalu ... semua luka sudah dibukukan, bukunya dibakar, dan abunya dibuang ke laut.

He he he ...

Jadi ini adalah surat keduaku untukmu.
Jangan takut dulu, ini bukan surat yang sama dengan yang pertama.
Melalui surat ini saya hanya menyatakan sebuah perasaan tentang merindu.
Apakah kamu tahu apa itu merindu?

Rindu itu ..
Seperti berharap mentari muncul saat pagi terselimutkan hujan.
Berharap hujan turun saat terik mentari menyengat kulit.
Merana rindu pada alam.

Rindu itu ..
Menginginkan ibu memasak ayam goreng,
Tapi hanya ada tahu dan tempe dimeja.
Merana rindu pada makanan.

Rindu itu ..
Mengepak barang dan pergi ke luar negeri, Itali mungkin?
Saat kau tidak punya sepeserpun.
Merana rindu pada liburan.

Rindu itu ..
Saat terdengar derungan mesin motor 250ccnya,
Tapi yang terlihat motor yang lain.
Merana rindu padamu ….

Salam rindu,
Untukmu.

13 January 2012

Pelangiku





Hai Pelangi, dengarkanlah ..
Hari ini kusenandungkan nyanyian cintamu itu.
Untuk tiap tetes pedih dan lukaku.
Alunanan iramanya selalu membuat kutersenyum.
Maukah kau bersenandung lagi untukku?

Hai pelangi, rasakanlah ..
Kulingkupi tubuh yang gemetar ini dengan selimutmu itu.
Untuk tiap nadi dalam cemas dan takutku.
Kehangatannya membuat kudamai.
Maukah kau menyelimutiku dalam tiap cemas dan takutku?

Hai pelangi, lihatlah ...
Lihat wajahku yang merindu.
Wajah yang mencandu cinta.
Wajah yang menunggu kilauan warnamu
Maukah kau datang untuk melihat wajahku?

12 January 2012

Tik Tik Tik ... (Dilema Freelancer)

Tik tik tik

Jemari mulai menari lagi di atas keyboard, melirik ke arah jam dan sudah menunjukkan pukul 04.56.

Sudah lama sekali rasanya tidak menulis sesuatu, pikiran menjadi tumpul ngga pernah di asah, jarang sekali digunakan akhir – akhir ini.
Melirik lagi ke arah jam, sebentar lagi matahari berkokok dan mata masih segar menantang. Dulu sie jam segini sudah terbuai mimpi ...



Bekerja sebagai freelancer mengubah total gaya hidupku dan perubahan yang paling kentara adalah jam tidur!

Jika dulu batas maksimal tidur jam 01.00 sekarang tidak ada batas waktu lagi untuk segera tidur. Batas maksimal harus bangun sebelum jam 08.00 sekarang sudah jam makan siang pun masih tergeletak di kasur dan baru turun dari kasur kalo lapar sudah menyerang.

Tidak perlu takut untuk bangun kesiangan dan mendapat bonus potongan gaji awal bulan. Karena sebagai freelancer tidak ada ikatan kontrak kerja, tidak ada office hours, tidak ada aturan seragam dan sepatu, tidak ada kebijakan atau pun peraturan perusahaan lainnya. Kerja yah kalau ada kerjaan saja.

Bidang freelancer ini sebenarnya sesuatu yang baru untuk saya karena sudah terbiasa bekerja kantoran hampir tiga tahun kebelakang.

Dulu saat profesi sebagai guru jam 06.00 harus sudah ada di sekolah. Mana ada guru datang terlambat setelah muridnya, kan? Apalagi di sekolah tempat saya mengajar dulu selalu diadakan doa bersama para guru jam 06.30 sebelum kegiatan mengajar dimulai jam 06.45.

Lalu pindah profesi menjadi EO agak sedikit leluasa, awalnya masuk kerja jam 08.00 dirubah menjadi 09.00 dengan konsekuensi pulang agak lebih larut. Namanya juga EO mengurus acaranya orang yang kadang di adakan di luar jam kantor, di hari libur.

Jam kantor mau tidak mau membuat jam tidur saya teratur karena ada rutinitas setiap harinya kecuali hari libur, itu pun kalo tidak ada event. Selain terbiasa oleh jam kantor, setiap bulannya pasti mendapat gaji di awal bulan. Terlepas dari potongan karena telat masuk kantor. Hehehe (terkenal miss telat sie dulu).

Nah, ini dilema sebagai freelancer terlepas tidak ada ikatan kerja, tidak ada jam kerja, tidak ada seragam, dan yang bikin (agak) senewennya adalah tidak ada pula gaji pokok yang akan kita terima setiap awal bulannya.

Kamu baru dapat “gaji” kalau ada project dan setelah project itu selesai, itu pun masih ditambah dengan kondisi jika kliennya bayar sesuai dengan termin waktu yang sudah disepakati. Hitungannya sie sama dengan 1x gaji setiap bulan, tapi kan belum tentu dalam satu bulan selalu ada project.

Yah, namanya juga baru meniti karier sebagai frelancer nie (aneh yah meniti karier kok sebagai freelancer apa yang dititi?), masih belum terbiasa dan belajar untuk beradaptasi, harus pintar – pintar menyiasati keuangan hingga datang project selanjutnya. Selain harus mampu memanage keuangan harus pintar – pintar juga mencari project ke sana ke sini. (yang mau kasih kerjaan boleh lah call or sms, LHO???)

Pekerjaan boleh lah ngga tetap setiap bulannya tapi pemasukan dan penghasilan datang dan lancar jaya setiap bulannya. Terkesan gampang yah ... namanya juga usaha. Dimana – mana juga orang pengennya kerja santai tapi duit mengalir terus kaya air. Hehehehee ...


Jadi intinya apa sie nie tulisan ... cuman buang waktu aja menunggu si kantuk datang sambil melepas rindu c jemari pada keyboard.

Tik tik tik

Jemari yang menari di atas keyboard.

Wah, ayamnya sudah berkokok.

Selamat pagi yang mau beraktivitas, semangat menjalani hari.

Saya undur diri *matiin laptop – matiin lampu – tarik selimut – dan terpejam*


Selamat Tidur ...