10 November 2016

Petualangan Sepatu di Bukittinggi


Setelah kemarin si abu berpetualangan ke  Kota Medan, Sumatera Utara, kini si abu ditemani si hitam singgah ke Bukittinggi, Padang, Sumatera Barat.

Si abu dan gembolannya

Si abu mendarat Bandara Minangkabau

Si abu baru pertama kali nih menginjakkan solnya di Sumatera Barat, tapi petualangannya bukan di Kota Padang melainkan Kota Bukittinggi, dari Bandara Minangkabau sekitar dua jam.

Sekilas info mengenai Kota Bukittinggi yang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat bahwa kota ini pernah menjadi Ibu Kota Indonesia pada masa Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Zaman kolonial Belanda disebut dengan Fort de Kock, Parijs van Sumatera. Whua ... saingan sama Bandung yah sebagai ikon Paris van Java hingga sekarang.

Secara geografi, luasnya 145.29 km2 namun secara de facto hanya seluas 25.24 km2 sebab masyarakat Kabupaten Agam menolak perluasan wilayah. 
Kota Bukittinggi mengingatkan si abu pada Bandung dengan terletak pada rangkaian bukit barisan yang membujur sepanjang Sumatera dan dikelilingi oleh dua gunung, Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Udaranya juga sejuk, dingin karena berada di ketinggian 909-941 meter.
Sebab jarak dari Kota Padang ke Bukittingi sekitar 95 km, si abu mulai kelaparan. Dalam perjalanan ada Sate terkenal yang harus dicicipi. Ha ha ha, sambil wisata kulinerlah!


Sate Mak Syukur

Maaf yah sakin kelaparannya lupa foto sate padang yang enaknya fantastis banget!

Menjelang Malam menuju Bukittinggi

Sampai hotel sudah malam, tidak ada kegiatan yang dapat si abu lakukan selain beristirahat menyimpan tenaga untuk besok. :D

*

Sarapan Pagi, Campago Hotel

Udara dingin sejuk dengan pemandangan pepohonan dan bukit-bukit menjadi menu utama sarapan si hitam. Lah ke mana si abu? Si abu biar istirahat dulu, biar si hitam saja yang melanjutkan petualangannya. :)

Si hitam ready!!

Campago Hotel

Nikita Palace Hotel

Grand Rocky Hotel

Novotel Hotel

Pusako Hotel

Royal Denai Hotel

Keliling hotel di Bukittinggi sungguh melelahkan sekaligus menyenangkan, bangunan hotel mulai dari bintang tiga sampai bintang lima desainnya tidak pernah lepas dari sisi khas minang. Orisinalitas budaya tetap kuat dan terus dipertahankan. Oh iya, jangan harap kalian akan menemukan Indomaret, Alfamart, Seven Eleven, CK, Lawson, dan lainnya sebab Pemerintah Daerah Sumatera Barat melarangnya. Tapi jangan takut sebab tetap ada mini market yang akan menyediakan kebutuhan sehari-hari kok. Actually, this is a very good regulation. Usaha kecil dan menengah jadi bisa berkembang. 

Mau makan di restoran Padang
Bukan berarti harus ke Padang

Masih ingat petikan lagu di atas?
Lagu yang pernah dinyanyikan oleh Enno Lerian ini terkenal pada masanya. Kalau kalian tahu lagunya berarti seangkatan sama si abu dan si hitam. Tahun 90-an memang banyak lagu-lagu hits termasuk produksi lagu anak-anak. Nah, karena si hitam ada di Padang sudah kewajiban untuk merasakan the real nasi padang! Mari ...

Simpang Raya Bukittinggi

Nasi Simpang Raya

Jembatan Limpapeh

Si hitam kembali berkeliling menyelesaikan tugasnya dan melewati Jembatan Limpapeh yang merupakan jembatan gantung melintas di atas Jalan Ahmad Yani, menghubungkan kawasan Benteng Fort de Kock dan Taman Margasatwa, Budaya Kinantan. Dibangun dengan kawat baja, pelat alumunium yang panjangnya sampai 90 meter dengan lebar 3.8 meter. 

Jam Gadang

Fun Fact! Ikon terkenal dan terletak di Pusat Kota Bukittinggi ini terbuat dari campuran kapur, putih telur dan pasir putih! Wow, berapa lusin telur yah itu bisa bikin bangunan menara setinggi 26 meter. Menara Jam Gadang luasnya 13 x 4 meter dan terdiri dari beberapa tingat, ada 4 jam yang diameternya 80 cm. Jam ini didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda. Jam Gadang ini selesai dibangun tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris yang menjabat di Bukittinggi pada waktu itu. Konon, mekanisme menara jam itu hanya ada dua di dunia, Jam Gadang Bukittingi dan Bigben di London. Wih, keren dan patut dibanggakan! Tak heran Menara Jam Gadang ini memang dijadikan sebagai atraksi wisata di Bukittinggi.

Si hitam di Jam Gadang

Menjelang sore memang alun-alun Bukittingi dipadati oleh pengunjung, baik pengunjung lokal maupun pengunjung nusantara seperti si hitam. Sebelum kembali ke hotel yang jaraknya agak jauh dari kota si hitam mampir dulu ke tempat ngopi yang katanya memang terkenal di kalangan anak muda. Wah! Harus banget ini ke sini. 

Bukittinggi Coffee & Tea
Iced Cappuccino Bukittinggi Coffee & Tea

Sayang yah, penampilannya memakai cup plastik padahal si hitam minumnya di tempat bukan take away.



Pemandangan di jalan menuju Kota Padang

PDIKM Bukittinggi

PDIKM singkatan dari Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau adalah salah satu museum di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Museum ini didirikan di atas tanah seluas 2 Ha dengan arsitektur bentuk Rumah Gadang dan diresmikan pada tanggal 17 Desember 1990, berisi berbagai macam informasi dan koleksi mengenai kebudayaan Minangkabau baik berupa dokumentasi audio maupun visual. Untuk yang berminat dengan sejarah kebudayaan minang ada guidenya yang akan menjelaskan dan memberi arahan spot foto keren. He he he.



Aliran sungai di sepanjang jalan

Atraksi Wisata Alam murah meriah juga dapat dinikmati di Lembah Anai Air Mancur, tiket masuknya cuma Rp 3.000. Tiga Ribu Rupiah saja! Yaah ... jangan terlalu high exceptation soal fasilitas yah namanya juga wisata pinggir jalan murah. But, the view is lovely! Enjoy it!

Pintu Masuk Lembah Anai Air Mancur

Tiket Masuk Lembah Anai Air Mancur

Si hitam di Lembah Anai Air Mancur

Air Mancur Lembah Anai

View Gunung Singgalang

Secangkir kopi di teras hotel

Sudah kewajiban bagi si hitam untuk bertamu ke empunya yaitu Dinas Pariwisata Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Berikut adalah foto kenang-kenangan si hitam bersama mereka. 
Ada juga beberapa foto pemandangan dan tempat ngopi asyik di lembah yang terlalu indah untuk tidak diunggah. Tak lupa pula menyantap durian dan teh yang dibuat dari daun kopi. Selamat menikmati :))


Foto bersama di Dinas Pariwisata Kota Padang


Festival Sate dan Soto 

Atraksi Wisata Taman Muaro Lasak


Icip-icip Durian 

Foto Bersama Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi



Rumah Pohon, tempat ngopi baru di Bukittinggi

Pemandangan dari Rumah Pohon

Santai Sore Si Hitam

Pemandangan Sepanjang Jalan Bukittinggi

Tugas si hitam sudah selesai, saatnya kembali pulang. Eits, tetapi ada satu tempat yang harus dikunjungi di daerah Payakumbuh. Apakah itu? Ini dia ....

Si hitam di Kelok 9


Kelok 9 Payakumbuh

Kelok 9 yang ada di Kota Payakumbuh ini adalah ruas jalan berkelok yang menjadi penghubung Provinsi Sumatera dengan Provinsi Riau. Jalan ini diapit oleh dua perbukitan cagar alam, cagar alam air putih dan cagar alam harau. Kelok 9 juga merupakan bagian dari atraksi wisata makanya si hitam menempuh perjalanan sekitar 90 menit untuk menyaksikan keindahan pemandangan alam dari atas kelok 9.



Gerbang Selamat Jalan

Cukup seru juga jalan-jalan ke Payakumbuh, melihat kelok 9. Tetapi, tiket pesawat sudah ditangan. Waktunya kembali pulang, ke Bandung. Gerbang selamat jalan sudah di depan mata, si abu dan si hitam bersiap cek in di Bandara. Sampai berjumpa lagi yah kalau ada kesempatan.

Monyet di tepi jalan

Padang Menyambut Tour de Singkarak

Pemandangan Sepanjang Jalan Menuju Bandara

Bandara Minangkabau

Si Abu dan Si Hitam Kembali Pulang

Terima kasih sudah mampir dalam petualangan sepatu di Bukittinggi, sampai bertemu petualangan sepatu di kota lainnya. 


***