29 August 2015

Kembali Pulang Sejenak

Cinta memang indah.
Cinta memang nyata.
Cintalah yang telah menghidupi kehidupan kita.

Tapi tahukah kau bahwa cinta juga lah yang menciptakan keburukan?
Apakah kau tahu dibalik keindahan sebuah cinta terdapat wujud yang tak pernah dibayangkan oleh manusia?
Jika kau terlena oleh cinta maka kau telah terperangkap dalam permainannya.

Ikutlah dalam perjalanan menuju pembuktian di mana kau bisa melihat wujud dari cinta yang sebenarnya di panggung sandiwara.

LOVE NEVER FELT SO GOOD

Poster Performing Art


*


Hari ini saya kembali pulang ke rumah. Rumah di mana saya merasa telah dilatih dan dibesarkan menjadi saya yang saat ini.
Rumah yang penghuninya selalu ada keluarga baru datang dan keluarga yang pergi setiap tahunnya. 
Akan tetapi selalu membuka pintunya lebar-lebar dengan senyuman hangat jika ada penghuni yang kembali pulang.

Rumah itu bernama Teater Topeng Maranatha.
Layaknya sebuah keluarga yang merayakan hari jadi penghuninya, pada Jumat tanggal 28 Agustus dan Sabtu tanggal 29 Agustus Teater Topeng merayakan datangnya keluarga baru, angkatan 2015 dalam bentuk Performing Art.


Ada rasa bangga ketika kembali pulang menemukan wajah-wajah keluarga baru, wajah antusias dengan semangat tinggi. Dan wajah-wajah familiar yang sibuk di belakang layar.

Ruang make up gedung teater GAP lantai 8 Maranatha merupakan ruang dimensi imajinasi, di mana kamu bisa menjadi apa pun. Tua, muda, ceria, sendu, kaya, miskin, manusia, hewan, tumbuhan, dan mahluk lainnya yang Sutradara ciptakan.

Saya selalu merindukan hiruk pikuk di ruang make up ini. Ruangan di mana kamu bukan lagi dirimu tapi karakter yang kamu perankan. Ruangan yang penuh dengan canda tawa, amarah, sibuk dan heboh. Luar biasanya pokoknya.

"Bulu mata palsu mana?"

"Itu rambutnya belum digel!"

"Kak, aku belum dimake up!"

"Kumis aku ketebelan!"

"Jepit rambut di mana!!!!"

"Waktunya 10 menit lagi!", kata seksi acara dan disambut dengan

"Aaaaaaakkkkkk"



Dari ujung, saya melihat kesibukkan mereka, tersenyum, teringat bagaimana dahulu. Rasanya masih sama. Ruangan yang sama dengan kehebohan yang sama.


Ruang Make Up

Prosesnya

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00, stage manager sudah teriak-teriak agar semua panitia siap dan para pemain harus sudah selesai di make up.

15.15 kami berkumpul bersama, seperti biasa briefing terakhir dari Ketua Panitia Performing Art. Kami berpegangan tangan, berdoa, dan mengucap "HAAH" dengan lantang. Sudah budaya bagi keluarga kami melakukan itu.

Terselip rasa greget yang demikian hebatnya ketika menyaksikan adanya ketidakberesan, seperti masih ada yang belum di make up, mc nya ada satu yang belum datang, ada properti yang tertinggal ... Namun, saya menahan diri. Ini momennya mereka!

Saya pun keluar dari ruang make up menuju ke meja tiket, membeli tiket dan masuk ke dalam menikmati penampilan mereka.

Pementasan Kekasihku


Pementasan Hari Jumat ada tiga cerita, yaitu:
1. Sandiwara Cinta yang berkisah tentang seorang wanita yang menunggu cinta pertamanya datang selama 546 bulan di sebuah taman, karena lelaki itu mengatakan "tunggu di sini".
Naskah ditulis oleh Marrisa Amar.
Sutradara oleh Ari Widhi.
Pemainnya adalah keluarga baru Teater Topeng.

2. Kucing adalah sebuah monolog yang disutradarai dan diperankan oleh Ekky Gustaman. Bagaimana hadirnya seekor kucing membuat kehidupan Tuan Don Wori Bi Hepi runyam.

3. Kekasihku bercerita tentang seorang wanita yang menikah dengan seorang pria yang pekerjaannya adalah pemuas nafsu sex. Wanita yang dengan setia mendampingi dan menunggu suaminya pulang ke rumah setelah bekerja.
Naskah ditulis dan disutradarai oleh Dirga.

Secara keseluruhan penampilan dari tiga pementasan tadi sangat bagus. Mulai dari setting, lighting, musik, properti sudah dipersiapkan dengan sangat matang. Naskah yang dipilih pun menarik. Pembawaan karakter dalam setiap pemain yah ... beberapa pemain bermain dengan sangat bagus, yang lain masih terlihat sekedar hapal dialog, tidak masuk ke dalam karakter, blocking posisi pemain menutupi penonton, suara kurang vocal hingga tak terdengar, dan ada gesture gerakan yang berlebihan. Namun, hal ini sangat dimaklumi mengingat mereka adalah keluarga baru.

Setiap memasuki gedung teater selalu menimbulkan rasa rindu, rindu berada di atas panggung. Ah, tapi sudah cukup. Saya memainkan peranan saya hari ini dengan menjadi penonton yang duduk manis.
Rasa rindu itu telah terobati.
Walaupun hanya sejenak, senang rasanya dapat mengenang rasa yang pernah ada. Saya telah kembali pulang.


*


Oh iya, bagi kamu yang tertarik untuk menonton masih ada kesempatan untuk datang ke Gedung GAP lantai 8 Kampus Universitas Kristen Marantha, Jl. Prof. Drg. Surya Sumatri No 65.

Pementasan Hari Sabtu adalah gabungan antara keluarga baru dan keluarga lama Teater Topeng Maranatha.

Jam 15.00 Lelehan Salju
Jam 15.55 Lutung Kasarung
Jam 16.45 Wanita dan Topeng Retak-Retak

Harga Tiket Rp 15.000

Bisa datang dan beli di tempat atau untuk lebih amannya bisa hubungi
Sarah 085795062352
Line Fenikusumaa

Salam Budaya.



Kenang-kenangan


*

24 August 2015

Kartu Yang Bicara

Sore tadi saya bertemu teman lama, teman semasa memakai rok biru. Rupanya dia pun membawa teman, diperkenalkanlah kami.

Namanya Yanti, lama sekali dia memandangi saya.

"Kenapa? Aku lucu yah?" tanya saya sambil melucu.

"Ha ha ha, iya lucu. Tapi matamu kok mata sedih." ujarnya sambil lalu.

"Sedih? No, I am not! I'm quiet happy kok." tegas saya padanya, pada diri saya juga.

"Eh, Va dia bisa ngeramal loh!" sahut Amel.

"Oh yah? Ngeramalnya pakai apa?" mulai penasaran.

"Kartu Tarot." balasnya.

"Aku maulah diramal ...." pinta saya mengebu.


Dan kami pun berpindah ke tempat dengan suasana yang mendukung, ke rumah Amel.

"Tarik napas, kamu harus santai, Va." Nasihat Yanti sambil mengeluarkan kotak berisi kartu tarot.

"Kok aku deg-deg-degan gini sih!" 

"Kocok kartunya, take your time." katanya sambil menyerahkan tumpukan kartu.

"Sekarang?" sambil melihat-lihat tumpukan kartu.

"Tahun depan!" Amel menimpali di belakang.


Kami, duduk di teras rumah Amel dengan halaman penuh rerumputan hijau. Jalanan di depan rumahnya sudah mulai sepi lalu lalang kendaraan. Dalam keheningan saya ucapkan yang terbaik, yang terbaik, yang terbaik. 

"Nih!" setelah kartu dikocok saya serahkan kembali pada Yanti.

Dia letakkan tumpukan kartu di atas meja, di hadapan saya.

"Pilih tiga kartu."


Tangan saya langsung mengambil tiga kartu secara acak. Diletakkan terpisah satu deret. Kartu pertama melambangkan masa lalu, kartu kedua adalah masa kini, dan kartu tiga menggambarkan masa depan. Konon, alam bawah sadar saya yang memilih kartu-kartu itu.

"Terus?" tanya saya tak sabar.

"Coba buka kartunya."


Dan inilah kartu-kartu itu,

Kartu masa lalu adalah The Strength (Elemen Mayor),

8. Strength
Masa Lalu

Kartu The Strength mengatakan bahwa akan ada situasi di mana kamu harus bersiap untuk menghadapi pertempuran. Pertempuran datang secara cepat dan berat. Intuisi adalah kunci memenangkan pertempuran. Temukan apa yang menjadi kekuatan diri.

"Va, kamu sudah menang dalam pertempuran ini!" ucapnya menyakinkan.

"Hahahaa, iya kah? Entah menang atau justru malah kalah telak...." 

"Kartu ini masa lalumu, mari kita lihat saat ini. Are you okay?" tanyanya.

"Yup! Ayo .. ayo apa kartu saat iniku?" dengan lebih tak sabar.




Kartu saat ini adalah The Hermit (Elemen Mayor),

9. The Hermit
Saat Ini
Kartu The Hermit mengatakan bahwa kamu adalah seorang petapa. Kamu perlu menarik diri, mengasing diri sejenak dari lingkungan yang kamu kenal. Berada jauh dari orang-orang terdekat dan suasana kenyamanan. Temukan kembali siapa diri kamu sebenarnya. Bangkitkan kembali energi yang menjadi kekuatanmu.

"Are you really okay?" tanyanya sambil memegang pundak saya.

"Aku oke kok! Stop asking me that question ah!" sambil menepuk-nepuk balik pundaknya.

"Aku ngga tahu apa ceritamu tapi tampaknya kamu berada di titik nol." ucapnya lirih.

"Baru putus dia!" sambernya sambil ngunyah keripik.

"AMEL Ah!!!! Itu ... itu kartu masa depanku apa?" mencoba mengalihkan. 

"Masa kini adalah akibat dari masa lalu, dan masa kini yang menentukan masa depan. Jangan bilang kamu bintangnya cancer." 

"Hah? Hemp ... kadang aku gemini kok di beberapa majalah." gurau saya. Membicarakan sesuatu yang bersifat pribadi pada orang-orang, apalagi orang yang baru dikenal menurut saya itu tidak perlu. Mending ditulis saja di blog seperti yang saya lakukan sekarang. Kalau dituliskan melalui proses penyaringan yang lumayan ketat. :)

"Jangan suka so tegar ah ... kepiting memang begitu, luarnya keras dalam lembek." dicoleknya lenganku.

"Apalagi disiram saos asam manis enak yah! He he he .... Jadi apa kata kartu masa depanku." sialan juga ini Madame Yanti, saya seperti ditelanjangi bulat-bulat.

"Sesekali berbagilah, semakin dipedam, semakin berat buat kamu. Hey, aku kan baca juga raut mukamu yang kerung-kerung itu. Jangan dipaksain."

"Ih, ngeri kali Madame Yanti ini nih ...." mulai menyalakan rokok biar agak tenang mulut.



Dan kartu masa depan adalah Page Cups (Elemen Minor),

60. Page of Cups
Masa Depan
Kartu Page Cups mengatakan bahwa lahirnya pemimpin muda yang sifat kepemimpinannya teduh. Tidak otoriter. Pemimpin yang dapat bersikap secara intuitif dan impulsif. Berjiwa imaginatif dan sangat loyal.

"Jadi, apa sih ceritamu?" tanyanya masih penasaran.

"Lah, itu kartu page cupsku artinya apa?" 

"Kurang jelas apalagi? Tadi saat ngocok kartu apa yang kamu pikirkan?"

"Hemp ... ngga ada! He he he."

"Ah, dasar kepiting! Capit juga nih!"



*


Beberapa orang percaya betul terhadap hal-hal yang berbau ramalan, entah itu bentuk kartu tarot seperti yang baru saja saya lakukan, entah itu zodiak, entah itu shio, entah itu weton, entah itu garis tangan, entah itu golongan darah, entah itu primbon, entah itu apalagilah namanya ....


Jujur saja, saya juga terkadang terbawa jadi percaya akan sesuatu yang sifatnya belum pasti, yah namanya juga ramalan. Sejam kemudian saja kita ngga tahu apa yang akan terjadi apalagi ngomongin masa depan? Iya, kan? Iya!

Bicara soal kartu tarot ... saya percaya ngga percaya tapi percaya gimana gitu. He he he he .... 

Tulisan yang ada dalam kartu, The Hermit memang nampaknya seperti menggambarkan kondisi saya saat ini. Rasanya ingin meninggalkan semua kemudian lari ke hutan lalu belok ke pantai. Bosan dengan penat biar enyah pekat. Tapi nanti disangka ngikutin Cinta AADC lagi. Pfft.

Yah, setidaknya hari ini saya dapat teman baru, dapat pengalaman baru diramal pakai kartu tarot gratis, dan menjadikannya sebuah tulisan menjelang tidur.

Percayakah kamu pada kartu-kartu yang bicara itu?

Kalau saya sih ambil saja yang baik-baiknya. Karena saya sudah menyerahkan semua kekhawatiran saya hanya padaNya.



***


"Serahkanlah Segala Kekhawatiranmu kepada-Nya"
1 Petrus 5:7

23 August 2015

Yonny dan Asti

Resah dilanda sepi mengarahkan aku kepada keramaian. Di tengah keramaian sepi semakin bersemayam, seperti menemukan rumahnya. 

Penat sebab tidak terbiasa dengan kerumuman akhirnya aku memutuskan minum segelas kopi dingin. Kopi dingin yang disajikan dalam gelas plastik yang tertera namamu. Seperti mengingatkan kembali siapa dirimu.

"Saya ulang yah, Caramel Frappuccino tall satu. Ada lagi?", tanya si barista.

"Itu saja, Mba."

"Atas nama?"

"Sasti."



Sengaja kupilih tempat di luar agar dapat menangkap pemandangan hiruk pikuk. Mencoba untuk menyatu dan peka kembali terhadap lingkungan. Ah, rasanya tadi dengan jelas kusebut namaku Sasti, mengapa tertulis Asti?

Menikmati sore dengan udara hangat, kuedarkan pandangan. Mataku tertuju pada pasangan berseragam di sana. Dua remaja pulang sekolah berpacaran di mall. Ah, kisah kasih di sekolah.
Ingatanku jadi melayang pada masa yang lalu, ketika masih memakai rok abu-abu.


*

"Sasti!", teriaknya sambil berlari kecil memeluk bola basket. Ujung rambutnya basah karena keringat.

"Ada surat untukmu." Kertas daur ulang dia keluarkan dari saku celananya, "Nih, maaf agak lecek dan kotor." Dia serahkan padaku sambil tersenyum kikuk. Menunggu.

"Aku harus baca sekarang?" tanyaku.

"Iya, Bowonya nungguin." tegasnya sambil sesekali melihat ke belakang.

"Bowonya mana?" tanyaku sambil ikut melihat arah matanya.

"Di kantin. Malu dia. Ayo, bacalah!" mintanya cepat-cepat.


Kubuka surat dari Bowo, mengulum senyum ...


 Ini cuma akal-akalan dia supaya bisa ngobrol.
Kalau mau, bilang kamu mau aku antar pulang!


"Terus?" desaknya.

"Bilang Bowo, aku tunggu di depan gerbang." Dia pun berbalik lari secepat kilat ke arah kantin, terdengar teriakan yes!

*

"Bowo mana?" tanyaku saat dia menghampiri dengan sepeda motornya.

"Aku saja yang antar kamu pulang, Bowo lupa ada jadwal latihan basket. Maaf yah, Bowo suka seenaknya. Yuk!" sambil menyerahkan helm.


*

"Makasih yah, Donny." kataku setelah sampai rumah.

"Besok aku antar pulang lagi mau, yah?" pintanya sambil garuk-garuk helm.

"Iya, mau." jawabku malu.

"Kalau jadi pacar aku, mau ngga?" tanyanya sambil melepaskan helm.

Pipiku langsung merona merah, tersipu malu. 

"Sasti, kamu suka Bowo yah?" ucapnya karena aku diam.

"Iya, suka." jawabku lirih.

"Oh ... sorry yah. Sorry banget."

"Bowo kan sepupu aku."

"Hah? Kampret! Eh, jadi?"

"Iya, besok antar aku pulang yah!"


*

Sungguh aneh tapi nyata tak kan terlupa
Kisah kasih disekolah
Dengan si dia
Tiada masa paling indah
Masa-masa disekolah
Tiada kisah paling indah
Kisah-kasih disekolah*


"Asti ... Asti yah?"

Lamunanku akan kisah masa lalu kembali membawaku ke masa ini saat namaku disebut. 

"Sendiri? Boleh saya duduk?"

Kupandangi orang asing didepanku. Kulihat minumannya tertulis Yonny.

"Silakan, Yonny."

"Oh bukan, saya sudah bilang tadi Donny pakai Y jadinya Yonny. Hahahaa. Donny!" mengulurkan tangannya.

"Sasti bukan Asti!" membalas uluran tangannya dan kami pun tertawa.


Begitulah dua gelas Yonny dan Asti bertemu membuat sepi enggan untuk tinggal, setidaknya untuk sore ini.



***


This sign should be read daily! #Coffee #Quotes #MrCoffee
Gambar dari sini 
*Lagu Kisah Kasih di Sekolah oleh Chrisye

22 August 2015

Sudah Dingin

Yuhu ....

Ketika sebagian besar orang menyapa dengan sapaan Apa Kabar, dia memilih menyapa dengan yuhu lengkap dengan empat titiknya ....

Ya, balasku singkat.

Sibuk kah?, tanyanya.

Ga juga, kenapa?, balasku lagi.

Lagi apa kah?, tanyanya membalas pertanyaanku.

Kenapa?, tegasku.

Iseng aja nyari teman ngobrol. Hehehe, balasnya beserta rangkaian stiker.

Kenapa?, tanyaku lagi.

Kok kenapa lagi? Kan iseng gw bilang.

Baru putus yah?, tembakku langsung.

Hahahahaaa, sialan. Kok tahu?, balasnya dan masih disertai rangkaian stiker.

Tahulah! Jadi, kenapa putus?


"Mas ...", terdengar pintu kamar diketuk.

Ah, nasi goreng pesanan sudah datang. Tadinya mau pamit bilang makan dulu tapi layar menunjukkan is writing something ... Wah, si yuhu sudah mulai sesi curhat. 
Lumayan juga kupikir berasa ada teman makan. Belum juga bungkus nasi goreng kubuka, pintu kamar diketuk.

"Ya ... Siapa?"

"Sasti!"

Waduh! "Bentar!" 

"Eh, Sasti! Apa kabar? Tumben main ke sini." tanyaku setelah pake celana panjang dan sedikit rapiin rambut.

"Mas, aku ganggu ngga nih?" tanyanya langsung masuk dan duduk di pinggir kasur sambil matanya menjelajah seisi ruangan 3x3M yang berserakan barang-barangku.

"Ah, ngga kok. Santai saja. Kenapa? Ada yang bisa dibantu?" ujarku menyakinkan sambil mengambil baju-baju dan barang-barang supaya tampak rapi sedikit dimatanya. Sementara itu bbm berbunyi terus. Nasi goreng sudah samar mengeluarkan kepulan asap.

"Mas, tahu kan cowok yang sering jemputin aku? Ya ya ya, yang itu, yang tinggi yang brewokan yang bawa mobil Rush, masa ngga pernah lihat. Kemarin tuh dia janji mau beliin aku tas terus dan bla bla bla bla ..... Mas, dengerin kan? Kenapa sih dia itu yah bla bla bla bla ....."

Yah, setidaknya itu yang terdengar di telingaku. Bbm masih berbunyi, perutku juga ikutan berbunyi, nasi goreng nan jauh di sana, tak tersentuh, sudah tak mengeluarkan asap.

"Sasti, sudah makan?" langsung kupotong dengan pertanyaan ketika suaranya mulai parau dan matanya agak sedikit berkaca-kaca. Lebih baik dia makan sesuatu daripada nanti nangis menghabiskan stok tissue.

"Hemmp, apa? Makan? Aku ngga selera, Mas ... Mana bisa aku makan abis diputusin gini! Aku lagi galau, Mas ... Mas ngerti kan aku tuh bla bla bla bla ........"

"Menurut Mas sih sebaiknya ...." potongku sambil mengambil hp.

"Ih, Mas kok jadi belain dia sih! Dia itu yah bla bla bla bla ......"



Kulirik layar hp, ada banyak yuhu .... yang artinya dalam percakapan ini PING!!!

Yuhu ....
Yuhu ....
Yuhu ....
Yuhu ....

Ya, menyimak kok :D, balasku di antara yang banyak.

Kirain tidur!, responnya langsung.

Kayanya kamu yang butuh tidur deh, ketikku ingin mengakhiri. 



"Mas! Kok mainan HP sih! Aku ngga didengerin!!!" 

"Eh, dengerin kok. Jadi akhirnya kalian putus! Ya ... ya udah istirahat gih!", ucapku ingin mengakhiri semua ini. Ah ... nasi gorengku.

"Istirahat?!? Mana bisalah aku istirahat sementara dia bla bla bla bla ....."

Layar HP masih is writing something ...


Mitos itu benar rupanya, ketika cewek patah hati, mereka cuma butuh didengarkan saja curhatan hatinya tanpa perlu dikomentarin. Jangan pernah mengomentarin apalagi so bijak nyuruh istirahat kan jadi panjang urusannya. Yah, malam ini akan jadi malam yang panjang. Sementara itu ...

Ya ... ya ... oh gitu ... ya ... ya .. hempp ....., sahutku pada Sasti dan si Yuhu sambil ngunyah nasi goreng yang sudah dingin.

Gambar dari sini

***


21 August 2015

Cappuccino Celebrity Coffee

Celebrity Coffee

Yuhu ...

Cappuccino Hunter is back!
Perburuan pernak-pernik cappuccino kali ini adalah Celebrity Coffee.
Sebenarnya ini bukan tempat baru dan saya juga sudah cukup sering ke sini, hanya saja belum ada kesempatan untuk menuliskannya. Hehehe.

Jadi, ada apa di Celebrity Coffee?

Ruangan cafe ini tidak terlalu besar, settingan cafe di set dengan dua buah long table dan empat kursi panjang. Cocok buat yang datang berkelompok. Ada juga meja untuk empat orang. Dan di pinggir kanan kiri pintu masuk terdapat sofa yang kalau sudah duduk enggan beranjak. Interior dalamnya biasa saja ngga ada yang terlalu menonjol selain tonjolan lampu-lampu di dindingnya. Hihihi.

Walaupun tempatnya tidak terlalu besar, cenderung kecil malah tapi langit-langitnya cukup tinggi dan terdapat ornamen kaca yang membuat ruangan terasa lebih besar dan tidak terlalu sumpek. Jarak antara meja satu dengan meja lainnya juga tidak terlalu berdekatan sehingga sesama pengunjung ngga saling sikut punggung.

Begitu buka pintu akan terasa aroma kopi dan pengunjung dihadapkan langsung ke bar yang menyatu dengan kasir. Pelayannya akan langsung menyapa dan menghampiri sambil membawa menu bahkan saat kita belum duduk, sakin gesitnya. He he he.

Tampak Depan 

Celebrity Coffee ini didirikan pada akhir tahun 2013 oleh salah satu perusahaan yang berafiliasi dengan PT. Jakarta Images Grup. Di sebelah cafe ada rumah makan Nasi Goreng Gentayangan yang masih satu kepemilikan. Menu yang disajikan unik banget. 

Yang menarik dari tempat ini adalah kalian, sebagai pengunjung bisa belajar langsung di cafe mengenai kopi, bagaimana kopi di roasting, cupping coffee, dan sensasi minum espresso (yang mungkin sedikit orang tahu). Kalian juga dapat memilih dan membuat kopi sendiri dengan teknik siphon, pour drip, french press, dan moka pot. Nanti deh di postingan selanjutnya saya jelaskan mengenai teknik-teknik penyajian kopi.

Tapi, bukan itu yang membuat saya datang dan datang lagi. Justru ketertarikan saya datang ke cafe ini adalah baristanya yang tahu betul bagaimana membahagiakan saya. Hihihi. 

Gimana ngga bahagia, begitu datang pertama kali saya langsung disajikan hot cappuccino dengan latte art muka saya sendiri. :D
#BahagianyaSayaMahSederhana

My Only Cappuccino Latte Art


Tingkat kemiripannya 90 persenlah yah. Jadi, penasaran kan gimana bikinnya? Mas Andra, the barista menjelaskan banyak teknik yang digunakan untuk bikin latte art. Ini penampakannya saat membuat cappuccino sambil menjelaskan ...

The Barista

Terus terang saja, penglihatan saya lebih fokus ke tangannya yang cekatan daripada mendengarkan penjabarannya. Dan dalam sekejap ini dia hasilnya ...

Tara, hasilnya

Selain kita bisa main-main di belakang bar untuk ngintip bagaimana mereka membuat minuman kita, mereka juga biasanya showing bikin latte art di meja kita.

Lagi showing bikin latte art

Kedatangan kedua, saya request minta latte art bentuknya sepatu. 
"Wah, saya mesti belajar dulu, Mba". Ujar si baristanya.
Oke! Sedikit ngancem saya bilang minggu depan kalau ngga bisa saya ngga akan datang lagi. He he he. 

Karena sudah terlanjur ada di cafe dan daripada menunggu dia belajar seminggu, akhirnya saya disajikan cappuccino dengan latte art tiga dimensi seperti dibawah ini,

3D Latte Art

Seminggu kemudian, saya datang lagi mau menagih janji. Awalnya si barista bilang "Duh, saya lupa nanya sepatu model apa yang Mba suka. Yang lain selain sepatu, gimana?"

Dengan kecewa saya bilang yaahh ngga bisa yah? Terserah deh apa saja. 

Setelah menunggu sekitar 10 menit, dia datang sambil membawa pesanan hot cappuccino saya. Ini hasilnya. Luaaar biaasaaaaa. 
Tuh kan! Memang barista di Celebrity Coffee ini tahu banget deh cara ngebahagiain saya, eh pengunjung maksudnya.

My Shoe Cappuccino Latte Art

Sudah berbulan-bulan lamanya tidak berkunjung ke cafe ini lagi dan kebetulan saya lagi ingin bahagia. Halah. 
Jadilah saya menghabiskan hari di Celebrity Coffee. 
Sayang sekali, barista andalan, Mas Andra yang biasa saya recokin untuk bikin latte art sesuai keinginan sudah tidak bekerja lagi di situ.

Tapi, memang dasarnya barista yang kerja di cafe ini canggih sih yah. Hari ini saya cuma request minta dibikinin latte art yang lucu, unik, bikin gemes, bikin bahagia. Itu saja kok. Dan inilah hasilnya ...


3D Cappuccino Latte Art

Aaaahh ..... Beneran bahagia
#BahagianyaSayaMahSederhana :D



Selain menu kopi dengan banyak pilihan biji kopi, menu makanan di sini namanya cukup unik-unik menyeramkan. Ngga cuma namanya tapi penyajian penampilannya juga sesuai. Seperti dessert Bleeding Eye Pannacotta yang saya pesan. Ini serem-serem keren gimana gitu. :D

Bleeding Eye Pannacotta

Ada menu baru dan kebetulan saya diminta jadi testernya sebagai pelanggan loyal. He he he, lumayan. Namanya sih biasa finger toast, dalam bayangan saya paling juga roti digulung memanjang seperti egg roll. 

Iya sih memang roti yang digulung tapi ternyata penampakannya kaya gini .....

Ngeri-ngeri gimana gitu mau makannya juga. 
Tapi, rasanya enak, benaran enak!!

Finger Toast

Selain dessert dan menu roti lainnya, ada juga makanan berat yang dapat dipesan di sebelah cafenya, Nasi Goreng Gentayangan. Menu andalannya memang aneka jenis nasi goreng, seperti; Nasi Goreng Suster Ngesot, Nasi Goreng Terowongan Casablanca, Nasi Goreng Tuyul, Nasi Goreng Kuburan.

Selain menu nasi ada juga mie goreng dengan nama-nama yang ngga jauh dari tema perhantuan. 

Lagi-lagi ngga cuma sekedar nama menu doang yang aneh tapi food presentationnya mewakili banget. Semua menu nasi goreng disajikan di dalam peti mati. Hih!

Soal rasa biasanya kembali ke selera lidah, tapi menurut saya rasa nasi gorengnya memang beneran enak dan bisa milih tingkat kepedasan yang disanggupi. Mulai dari level merinding, menakutkan, menyeramkan, mengerikan, dan angker (super pedas sekali pake banget).
 
Nasi Goreng Kuburan level Menakutkan. Sehah!

Mie Goreng Mak Lampir

Ini penting nih, soal harga gimana?

Harga cappuccinonya standar kok Rp 25.000 cangkir kecil. Kalau cangkir besar Rp 30.000.
Bedanya apa? Bedanya kalau cangkir kecil latte artnya biasa banget, bentuk love, daun. Kalau mau latte art yang cem macem kaya punya saya harus cangkir besar karena volumenya lebih besar jadi mudah untuk dikreasikan.

Yang ngga suka kopi ada minuman lain juga seperti aneka teh, coklat, juice, green tea, smoothie tapi karena saya selalu pesen cappuccino ngga ngecek harganya. Hihihi #informatifsekaliyah >.<

Harga makanannya mulai dari Rp 15.000 sampai dengan Rp 50.000.

Masih ramah dompetlah yah.

Yuk, ngopi di Celebrity Coffee 
Catet alamatnya yah,
Jl. IR. H. Djuanda No 138 (Dago)
Sebelah FO Level
Sebelah Nasi Goreng Gentayangan.

Jam Operasionalnya buka dari jam 09.00 - 24.00

Untuk info lebih lanjut,
Follow akun twitternya @CelebriCoffee
Like Fanpagenya Celebrity Coffee
Klik Websitenya celebrity-coffee.com

*Beberapa foto diambil di sini


Salam Cappuccinoholic


19 August 2015

Mencari Jamur Bercahaya di Gunung Halimun

Halo!
Petualang sepatu kembali lagi! Setelah si kuning Mengejar Senja di Pantai Jayanti, lalu ada si silver yang Menikmati Sore di Tebing Keraton, kali ini si biru yang berpetualang di Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Taman Nasional Gunung Halimun terletak di Jawa Barat, kawasan ini luasnya 113.357 hektare. Secara administratif kawasan konservasi ini termasuk ke dalam wilayah tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Lebak Propinsi Banten. Oleh sebab itu masyarakat yang tinggal pun terdiri dari masyarakat Banten Kidul dan Baduy.

Didirikan pada tahun 1992 dan merupakan hutan dataran rendah terbesar di Jawa. Memiliki 23 spesies mamalia (Siamang dan Lutung), 500 spesies tumbuhan, 75 jenis aneka anggrek, 200 jenis burung, dan terdapat 93 suku yang tinggal di sana.

Daya tarik utama dari Taman Nasional Gunung Halimun ini terletak pada atraksi wisata canopy trailnya, di mana wisatawan yang datang berjalan dari pohon ke pohon untuk menikmati pemandangan dan mengamati kehidupan burung dan satwa lainnya.

Daya tarik lainnya yang mungkin tidak diketahui oleh wisatawan adalah atraksi melihat jamur bercahaya pada malam hari. Jamur ini tumbuh tepat dibawah canopy trail. Maka dari itu, misi si biru dalam petualang sepatu kali ini adalah melihat jamur bercahaya di Taman Nasional Gunung Halimun.

Tidak banyak yang dapat diceritakan si biru saat memulai perjalanan menuju ke sana, berangkat sore hari agar sampai di sana tepat malam hari. Petualangan di mulai saat akan memasuki Taman Nasional karena akses jalan mulai menyempit, hanya jalan setapak penuh bebatuan tanpa adanya penerangan. Satu-satunya penerangan berasal dari si jhonny, kendaraan yang mengantar si biru. Itu pun beberapa kali sempat mati mendadak. Hih!

Singkat cerita, si biru akhirnya sampai di kantor penelitian yang menyatu dengan guest house. Setelah beristirahat sejenak, si biru memulai petualangannya memasuki hutan jam 11 malam untuk melihat jamur bercahaya.

Berangkatlah si biru dan partner sepatu memasuki hutan dengan hanya bermodalkan satu senter. Penjaganya tidak ikut mengantar hanya memberitahukan instruksi untuk berjalan sampai menemukan canopy trail. Setelah ketemu matikan senter nanti akan terlihat cahaya yang dikeluarkan oleh jamur.

Awalnya si biru bingung ... Begitu sampai canopy trail, si biru mematikan senter namun gelap gulita! Si biru yang takut akan gelap segera menyalakan kembali senternya! Tidak terjadi apa-apa, ah masa iya penjaganya bohong! 

Berpegangan erat pada partner sepatu, si biru mulai menyusuri daerah di bawah canopy trail, senter sengaja dinyala-matikan agar mata menjadi terbiasa dengan kegelapan. Akhirnya setelah berkeliling di bawah sepanjang canopy trail muncullah titik-titik cahaya di balik dedaunan. Jangan membayangkan seperti di film avatar yah. Sebab bentuk jamurnya pun berupa titik-titik yang menempel pada batang atau daun. Jadi yah memang harus extra jeli melihatnya. Penampakan jamurnya seperti ini nih,

Jamur Bercahaya Itu

Tak terasa sudah tengah malam dan si biru berada di tengah hutan belantara berdua saja dengan partner sepatu. Kalau tadi sih masih semangat mencari jamur jadi tidak memedulikan apa pun, namun kok lama-lama ada resah menganggu. Baru teringat si biru dan partner sepatu di tengah hutan. Sudah saatnya kembali ke guest house.

Perjalanan jauh yang ditempuh dengan membawa misi melihat jamur bercahaya pun berhasil! Mission completed!

Dan ini adalah petualangan tambahan si biru ...


Kantor Penelitian dan Guest House

Research Station

Kantor Penelitian Taman Nasional Gunung Halimun

Gambar di atas adalah rumah kantor penelitian yang menyatu dengan guest house di mana si biru beristirahat. Terdapat 4 kamar besar yang masing-masing kamarnya ada 4 kasur. Harganya Rp 300.000 per malam. Oh iya, tiket masuk ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak Rp 25.000 per orang. Si biru foto-foto dan banyak tanya sama penjaganya mengenai kawasan konservasi Taman Nasional ini. Hari sudah semakin siang, saatnya untuk melihat daya tarik utamanya, yaitu canopy trail. Mari ...

Jaraknya 1.8 KM dari Guest House

Jalan setapak menuju Canopy Trail

Jalan setapak menuju Canopy Trail yang tadi malam si biru datangi. Ternyata lumayan serem, rimbun oleh pepohonan. He he he.

Manjat pintu masuk karna masih digembok

Sialnya, ternyata pintu masuk ke canopy trail masih dalam keadaan terkunci. Mau balik lagi ke kantor, lumayan jauh jaraknya jadi si biru memanjat pintu masuk. :D

Ini dia Canopy Trail Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Canopy Trail

Si biru di Canopy Trail
Enjoy the moment

Setelah puas berjalan di canopy trail, si biru ceritanya mau mencari jalan pulang dengan menyusuri sungai. Hohoho, ternyata aliran sungainya agak sulit dilewati tanpa adanya persiapan karena arusnya lumayan deras. Ngga apa-apa yang penting si biru sudah merasakan air sungai Gunung Halimun. :D


Menyusuri Sungai


Si Biru basah, menyusuri sungai


Sepasang Sepatu Biru

Aliran Sungai Gunung Halimun

Selesai sudah petualangan si biru di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Ini ada sekedar oleh-oleh saat perjalanan pulang menuju Bandung.


Perjalanan Pulang

Si Biru di atas motor

Panorama Sepanjang Jalan

Terasering

Beautiful Sky

Rindangnya Pepohonan

Yang paling menyenangkan dari sebuah petualangan justru terletak di dalam perjalanannya. Dalam setiap perjalanannya, petualangan sepatu selalu ditemani oleh partner sepatu. Nah, ini adalah petualangan terakhir sepatu bersama partner sepatu.

Petualangan sepatu akan terus berlanjut, hanya saja tanpa partner yang biasa mendampingi. Mungkin saja berpetualang sendiri atau mencari partner sepatu yang baru. Ada yang bersedia menjadi partner sepatu dalam petualangan sepatu?


Selesai sudah petualangan si biru dan partner sepatu seperjalanan


Happiness is a journey 
not a destination.
-Souza-

***