26 September 2015

Ngintip Apartemen Dago


D.A.G.O.

Kawasan Dago di Bandung bisa dibilang salah satu pusat aktivitas wisata belanja dan wisata kuliner. Di sepanjang Jalan Dago berjejer factory outlet, cafe, rumah makan, bahkan jajanan pinggiran jalan yang banyak dicari orang seperti; batagor, seblak, kue tete, dan fenomenal kue cubit rasa green tea.

Di Jalan Dago pula ada Rumah Sakit besar Swasta, Universitas Negeri Ternama, Sentra Bisnis dan Hotel tanpa bintang sampai bintangnya ada lima. Apalagi sekarang ini, cafe, hotel budget sampai apartemen pun sudah mulai menjamur di daerah Dago. Ada yang menyebut Dago itu kawasan emasnya Bandung. Kaum pemodal sudah melihat adanya peluang untuk mendapatkan keuntungan di daerah Dago mungkin saat kita masih dikandung badan. :D

Jiaah, telat dong! Ah, ngga juga kok! Ini teman saya usianya dibawah 40 tahun memulai bisnis usaha dibidang properti. Katanya sih masih kecil-kecilan, cuma menjual atau menyewakan apartemen saja. :O

Memang dasarnya kepo sih yah si saya jadi diajaknyalah saya main-main ke sana.

Dan saya pun mengajak kalian untuk ikut serta, mari .....



APARTMENT BEVERLY DAGO

Lobby


Kami ke lobby dulu untuk mengambil access card yang dititipkan di resepsionis. Setiap penghuni memang harus memiliki kartu akses ini biar ngga ada yang modus salah kamar kali yah. Hi hi hi.


Lift

Ini bentuk liftnya #Penting
Ya udah gitu aja.


Koridor


Smoke detector & CCTV



Dua foto di atas adalah foto koridor di lantai 3 yang dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran di kedua sisi ujungnya, smoke detector dan kamera CCTV. Sebagai korban yang rumahnya pernah kebakaran kedua alat tadi hukumnya wajib bagi saya apalagi di dalam sebuah hunian apartemen.

Jalur Evakuasi


Dan yang ngga kalah penting adalah jalur evakuasi! Ketika panik menyergap akal sehat ngga tahu disimpan di mana. Di sepanjang koridor terdapat info jalur evakuasi biar penghuni tahu harus ke mana kalau terjadi sesuatu seperti kebakaran atau gempa bumi.

Akhirnya sampai juga di kamar apartemennya, kita intip yuk dalamnya ada apa saja,

Tampak Dari Luar



Begitu pintu terbuka, saya disambut wewangian pohon cemara. 
Kamar tipe studio ini luasnya 34 m2. Yah, cuma sekamar saja. 
Kalau untuk keluarga sih ruangan segitu ngga akan cukup dan ngga nyaman.
Tapi, kalau untuk single .. hemp seperti saya ... atau pasangan muda suami istri sih cocok nih!


Tampak Dari Dalam


Ruangan sempit yang sudah dilengkapi dengan furnitur dan elektronik ini diatur sedemikian rupa agar terlihat lebih luas sehingga si penghuninya bebas bergerak dan berekspresi. #halah


Bathroom, Water Heater


Shower


Di kamar mandi sudah dilengkapi dengan Water Heater, Bandung kan dingin yah. Apalagi daerah Dago kan agak sedikit berada di dataran tinggi, jadi ngga ada alasan untuk malas mandi karena dingin!

Gimana jalan-jalannya?
Lumayan lah yah seru main-main ke kamar orang tanpa sepengetahuan orangnya. Hi hi hi.


Rak TV Set


Bedroom Drawer Set


Dalam setiap perjalanan selalu ada bagian best partnya dong!
Seperti saat kunjungan saya ke rumah teman di Puri Dago, Antapani best partnya terletak di area dapur. Lengkapnya di sini.

Best part dari main-main ke apartemen ini justru terletak di tempat tidurnya!
Ada headlamp led di dalamnya yang berfungsi sebagai lampu tidur juga. Terus ada lacinya ... ha ha ha ini keren menurut saya karena dari dulu pengen banget punya tempat tidur sekaligus tempat penyimpanan. Jadi, malam-malam kalau ngga bisa tidur, tinggal buka laci di bawah kasur, ambil buku. He he he.


Usaha yang berprospek banget yah mengingat lokasi apartemen ini sangat strategis, kemana-mana dekat soalnya.

Sekedar info, katanya mending bayar bulanan apartemen lebih mahal sedikit daripada bayar kostan atau kontrakan tiap bulan. Soalnya apartemen kan jadi Hak Milik, kalau kostan atau kontrakan? Barangnya lenyap tak bersisa. Biaya maintain pun tidak semahal biaya perawatan rumah kontrakan. Karena sudah jadi Hak Milik, maka si penghuni juga bisa sewain perhari, perminggu, perbulan, bahkan pertahun. 

Diajarinyalah saya cara berhitung yang dalam sekejap bikin kepala pening. Maklum, lulusan pariwisata jadi tidak begitu akrab dengan angka.

Anyway, teman saya ini mau jual apartemennya sebab butuh modal buat lanjut sekolah di luar negeri. Ngga mau kalah sama saya yang sudah lulus s2 katanya, tapi maunya di Australia, Bah!

Kalian berminat ikutan invest macam teman saya ini dengan membeli apartemennya?

Satu unit apartemen siap huni! Seperti yang kalian lihat sendiri unitnya sudah dilengkapi dengan furnitur, AC, Water Heater, TV, Kulkas, sampai Kompor. Tinggal bawa baju doang, he he he.

Kalau mau langsung kontak dia aja yah biar jelas, 

Ocha 0878.2288.0080


Sekian jalan-jalan hari ini. :D

*



15 September 2015

Feels Like Home

Punya temen kan? Pernah main ke rumahnya kan?
Ha ha ha Apaan sih!

Jadi ceritanya begini, kemarin sepulang kantor saya diajak ke rumahnya teman. Ya terus?
Suddenly, it feels like I'm at my own home.
Bahasa kerennya betah gitu.

Karena jujur, ngga setiap rumah teman yang saya kunjungi kesan pertamanya semenakjubkan itu! Ini agak anomali, saya pun terheran-heran sendiri. Kenapa yah?

Semalaman tadi kepala saya terus memikirkan hal itu. Halah, biar agak dramatis gitu, kan anaknya drama queen banget. He he he.

Keluarlah beberapa kemungkinan sebagai jawaban, di antaranya,
1. Mungkin, si penghuni rumah tidak membuat jarak dengan setiap tamu yang datang. Jarak yang dimunculkan oleh si empunya rumah tentu akan sangat berpengaruh bagi tamu. Kebetulan saja tamunya saya bukan debt collector

Tidak adanya jarak dalam artian keterbukaan tidak hanya dilihat dari keramahan tuan rumah tetapi dapat dirasakan dari tata ruangannya. Semuanya terasa pas di mata saya! Jadi ini yang saya lihat begitu pintu depan di buka ...


Ruang tamu dijadikan ruang kerja, dua meja untuk dua komputer lengkap dengan peralatan kantor lainnya. Di atas terdapat lukisan sebagai pemanis ruangan. Rak buku di sisi kiri atas mempercantik ruangan home office


Rak Buku Menumpuk

Percaya ngga? Percaya ajalah yah! Saya pernah save picture model rak jenis ini dari pinterest!
Baru masuk ruang tamu saja rasanya seperti masuk ke my future home lah.
Dibawah ini penampakan dari dalam ke arah ruang tamu.


Abaikan foto orangnya! Apalagi kakinya! Fokus ke ruangannya aja!

Ruang keluarga atau saya lebih senang menyebutnya ruangan bersantai disekat dari ruangan home office. Mungkin ini untuk memposisikan mana tamu formal dan tamu non formal. Oh, tentu saja saya termasuk ke dalam kategori tamu casual. :)


2. Self services. Terkadang ketika si tuan rumah berkata, "Mau minum apa? Ambil saja sendiri." yang terdengar dan diolah di dalam kepala adalah ini tuan ramah malas amat yah! Masa tamunya ngga dilayanin sih!
Balik lagi ke poin nomor satu, tidak ada jarak antara pemilik rumah dan tamu menjadikan si tamu betah. Coba ingat-ingat lagi deh pas kamu main ke rumah teman ada yang celetuk bilang, "Anggap saja rumah sendiri!".  Ada ngga? Kalau ngga ada saran saya kamu jangan sering-sering main ke rumahnya lagi yah! 
Hemp ... atau justru kamu sendiri yang ngga pernah ngomong gitu saat temanmu berkunjung? Hihihi.

Lelahnya bekerja seharian menatap layar monitor membuat tenggorokan terasa kering, haiyah! Rasa haus membawa langkah kaki saya ke dapur.

Bagi saya dapur adalah pusatnya segala aktivitas bermuara! Semua rasa dan cinta dipersatukan dalam ruangan yang bernama dapur, menghasilkan karya yang dapat membuat semua orang senang, lalu kenyang kemudian bego. :D

Terpana sepersekian detik, menggagumi kitchen set yang diatur sedemikian rupa. Sekilas tempatnya sangat kecil. Kecil mungil nan sederhana tapi begitu multifunction.
Nampaknya saya pernah save picture model dapur macam begini juga deh.


Kitchen Set

Mini Bar

Kegiatan Self Services

Hanging trash

Drawer Dish Rack

Dari semua ruangan, saya paling betah di dapur, semacam bakat terpendam kali yah. Ehe ehe ehe. 
Etadi sampai poin ke berapa yah? Gara-gara bahas dapur kepanjangan jadi lupa. Ah yah!


3. Nyaman. Kenyamanan merupakan kunci utama dari semuanya. Mau si penghuni ramah juga kalau tamunya tetap merasa tidak nyaman yah mana bisa betah.
Dan iya belum sejam juga saya sudah merasa sangat nyaman.


Leha-leha Time

Ngopi Time

Bener-bener feels like home ini rumah! Nampaknya saya akan sering-sering main ke sini deh!
Sayangnya, rumah ini akan DIJUAL. Hu hu huuuu sedih!
Ngga berani juga mau nanya dijual berapa ... tahu diri lah masih belum mampu!

Kalian penarasan ngga dengan ruangan yang lain? Kamar mandi? Kamar tidur?
Atau malah tertarik mau beli rumahnya?
Whuaa ... kan jadi saya masih bisa main-main lagi ke situ. Ehe ehe he.

Nih, foto lengkapnya bisa di lihat di sini



*

01 September 2015

Jantungnya Kota Bandung

Hai, kamu ... apa kabarnya?

Salam kenal dari Bandung untuk kalian semua yang ada ... di sana, di mana pun. Hari ini saya akan mengajak kalian melihat jantungnya dari sebuah kota.

Ibarat tubuh yang darahnya di pompa oleh kerja jantung ke seluruh tubuh begitu pun dengan alun-alun. Setiap kota pasti memiliki alun-alun! Sebab alun-alun adalah si jantung, sumber dari segala aktivitas yang memompa seluruh kota.

Alun-alun Bandung dari arah timur

Sebagaimana perannya sebagai jantung, pusat Kota maka tampilannya pun seharusnya dapat mewakili dari warga kota tersebut. Atau setidaknya dapat menjadi wadah segala aktivitas dari masyarakatnya. Pemerintah daerah di sini sadar betul akan pentingnya hal itu, maka beberapa tahun kemarin Alun-alun Kota Bandung punya wajah baru. Hidup Kang Emil!


Foto di ambil dari sini


Tuh, keren kan?
Kalian sadar ngga kalau alun-alun selalu berada di 0 km dengan tata letak sebelah barat terdapat Masjid Agung. Di belakangnya atau di sekitarnya terdapat pasar. Begitu pun dengan Alun-alun Kota Bandung. 

Foto di ambil dari sini


Tuh, cantik kan?
Masjid Raya Bandung ini diapit oleh dua menara dengan ketinggian 81 meter. Menara yang berfungsi sebagai pengeras suara dan salah satu atraksi wisata juga karena kamu bisa masuk dan naik ke menaranya untuk melihat kota Bandung.

Halaman Masjid yang luas dijadikan sebagai Taman Alun-alun, dilapisi oleh rumput sintesis seluas 4000 meter. Seru kan, bisa guling-guling di atasnya sambil bikin video "I feel free gituh". Hihihi.

Foto di ambil dari sini



Ada juga mainan untuk anak-anak walaupun seperti hiasan karena jumlahnya ngga sebanding dengan pengunjung yang datang. Tapi kalau kebanyakkan juga nanti kaya taman kanak-kanak. Oh, iya waktu saya ke sana terlalu terpukau dengan perubahannya dan sudah malam, malah foto sepatu yang kurang mewakili, nanti kamu malah bingung. Makanya foto di ambil dari sana dan sini biar kamu terbayang bagaimana wajah baru jantungnya kota Bandung.  

Banyak banget aktivitas yang dapat kamu lakukan di tempat ini, mulai dari foto-foto terus check-in dan di posting yah, eksis mah wajib!. Lumayan juga kan jadi media promosi gratis. He he he. Sampai mana tadi? Ya, selain foto-foto, bisa main petak umpet, bisa lari-lari, bothram juga bisa. Bothram itu piknik, bawa makanan sendiri terus makan rame-rame bareng keluarga. Atau sekedar mengamati karakteristik warga Bandung itu seperti apa, bisa juga. Ikut kegiatan di Masjid juga bisa. Dan tentu saja belanja .... mulai dari makanan, pakaian, sepatu, gelang, tas, sampai film bajakan juga ada. Adalah semua kebutuhan penting sampai ngga penting yang kayanya susah untuk ngga dibeli. Hehehe.

Sekedar saran sih, setiap kamu berkunjung ke Kota yang baru pastikan kaki kamu menginjak jantungnya kota tersebut. 

Eh, sudah pernah ke Bandung belum?
Sudah pernah ke Alun-alun Kota Bandungnya?

Kalau belum, darimana pun kamu ini saya kasih info rute menuju Alun-alun Bandung dari dua pintu masuk terbanyak,
1. Stasiun Bandung

Rute 1

Dari Stasiun kamu naik angkot warna hijau. Tunggu! Angkot di Bandung banyak sih yang warna hijau, jadi kamu harus lihat dan tanya sama supirnya untuk memastikan Jurusannya itu Stasiun Hall-Gedebage. Nanti berhenti tepat di alun-alunnya. Harganya sekitar Rp 3000-4000 kalau ngga salah yah. Maaf, jarang naik angkot soalnya.

2. Terminal LeuwiPanjang

Rute 2
Kamu cuma perlu naik satu kali Bis Damri dari situ, arah Leuwipanjang-cicaheum. Sudah berAC juga loh. Nanti berhenti tepat yang ada tulisan Alun-alunnya. Kalau soal harga saya belum update lagi, hihi.

Ngga mau ribet dan takut nyasar yah mending naik taksi atau pesan Gojek saja. 
Atau kamu pakai kendaraan pribadi dan dari pintu Tol Pasteur? 
Mending hubungi saya saja, siap jadi guide mengantar kamu ke jantungnya Kota, Alun-Alun Kota Bandung.

Ditunggu yah.

Sampai ketemu lagi dengan cerita Bandung lainnya di #30HariKotakuBercerita.


***