31 January 2013

Perkara Perjodohan

Hahaha hahahaaaaaa aaahhhaa hah ...

Bentar!

Aku sedang menertawakan diri sendiri karena menulis surat ini untuk kamu, Miki. Yang bahkan tidak bisa membaca dan jika aku membacakannya untukmu pun reaksimu hanya memiringkan kepala sedikit ke kiri lalu ke kanan dengan kuping tegak berdiri dan lidah menjulur. Berakting mendengar padahal ngga ngerti, iya kan?! 

Kamu memang suka seperti itu kalau aku sudah ngomong panjang lebar ngomel ngga karuan tentang sesuatu yang mengganjal pikiran dan hati. Iya, aku memang butuh hanya di dengar saja ko :)

Kamu memang perasa yah? Kalau hatiku lagi riang gembira kamu pasti marah kalau dipelukin. Tapi kalau lagi sedih kamu diunyek-unyek juga diam saja. 
Padahal badanmu kan empuk enak jadi bantal dan guling. Apalagi kalau habis dimandiin rambutku kalah halus dan wangi sama rambutmu. Pffftt. Ya iyalah harga shampoo dan parfummu dua kali lebih mahal daripada punyaku. Grgrgr!

Miki, ini serius. Terima kasih yah sudah mau menunggu dan menyambutku riang gembira di rumah saat aku pulang terlalu larut malam. Saat Mama, Papa, dan Oki sudah tidur di kamar masing-masing hanya kamu yang setia duduk manis di kursi tamu menunggu anggota keluarganya yang satu belum pulang juga. Walaupun sebagai imbalannya aku harus ngajak kamu jalan-jalan dulu di tengah malam buta atau kasih permen sebagai oleh-oleh. Pamrih ih!

Berkat pendengaran tajammu yang kata Tante Wikipedia frekuensinya dari 16Hz hingga 70KHz kita ehmpp kami sekeluarga merasa aman terjaga sentosa jaya. Sudah berapa kali kamu berhasil mengagalkan kasus pencurian di rumah. Dari yang mau nyuri sepatu baru sekali pakai, burung si Papa yang konon harganya berjuta-juta, sampai kejadian kemarin motornya Oki. 

Padahal kamu cukup lama menggonggong, mencoba memberitahu ada pria asing di depan rumah yang lagi asik-asik ngegergaji gembok. Kita ehmp kami kurang peka tapi untunglah Mama langsung ngecek ke jendela dan pencurian motor pun berhasil digagalkan. Iyeh hidup Miki! Cie cie cie yang langsung dapat sekotak susu dan sekaleng kornet.

Miki, kamu jangan terlalu banyak makan! Diet ah! Udah semok bohai eplok cendol gembrot gitu diajak lari ngelewatin sepuluh rumah aja udah minta pulang, minum sambil ngos-ngosan, terus tepar di kasur! Pffft. Nanti kamu kalah cepat sama tikus yang suka pesta pora di dapur.

Eh, katanya umurmu di kali tujuh itu sama dengan umur manusia yah? Berarti tahun ini kamu umurnya 56 dong. What! Lima Puluh Enam Tahun, tua banget dan masih jomblo aja. Makanya kalau dijodohin sama orang tua itu jangan sok jual mahal pake sok galak segala yah pada takut lah tuh pejantan. Padahal di rumah guling habis kamu gesek-gesek. (--") 

Malu deh sama umur udah tua gitu memangnya ngga sakit hati dibilang perawan tua? Malu tuh sama reputasi berhasil menangkap tikus dan mengagalkan tindak pencurian tapi gagal dalam soal cinta. Mumpung aku masih kerja jadi wedding organizer nanti semuanya aku yang atur. Kamu tinggal kawin aja.

Jadi maunya tipe yang gimana sih? Kemarin Pitbull putih gagah malah kamu gigit kakinya. Herder ganteng kamu cuekin. Golden ramah baik hati malah kamu gonggongin terus sampai dia nyumput ketakutan di kolong meja. Chiwawa yang selalu setia main ke rumah plus pipisin gerbang depan kekecilan buat kamu, ingat badan hey! Ehmmmphhhh kamu pengen yang kaya Ayahmu Labrador tampan atau Ibumu yang cantik kampung? Apa mau cari jodoh sendiri? Ngga! Kamu ngga boleh keluar rumah sendirian pasti langsung hilang. Sssttt ingat katanya ini katanya yah yang hitam itu dagingnya lebih enak, mau kamu berakhir di piring jadi sangsang atau tinoransak?!!? Camkan! Atau kamu mau berserah padaNya saja karena jodoh di tangan Tuhan.

Jangan-jangan kamu (yang sudah dianggap) sebagai si bungsu ngga mau ngelangkahin si sulung, aku? Whuuaaa terharu. Heh, ngga usah ngeliatin aku kaya gitu!

Berasa dia lagi diomongin kali yah.
Tertanda
-(yah anggap aja) Si Sulung-

Jambret Kampret

Yuhu V,

Iya, terima kasih V. Segala ucapan syukur atas perlindunganNya untuk keluarga kami. Oh iya aku lupa kamu takut anjing dan aku takut kucing, hewan kesayanganmu. Kenapa kita bisa berteman yah? #persoalan.

Agaknya makin ke sini orang semakin berani melakukan tindakan kriminal yah entah karena kepepet atau kesempatan. Membaca surat kamu tentang Hati-Hati di Jalan tentang penjambretan memang lagi marak V. Kamu follow akunnya @InfoBDG kan? Kebanyakkan infonya tentang kasus kecurian, perampokan, kehilangan, sampai penjambretan.

Dan hampir 90% pengemudi motor wanita yang selalu menjadi korban penjambretan (eh, ini asli hasil riset berdasarkan temen cewe yang curhat ke gw) di jalanan sepi pada malam hari.

Nah, V secara kita adalah wanita kurir yang lebih banyak menghabiskan waktunya di jalanan sampai larut malam. (Iya iya gw bukan kita, biasa aja sik responnya) Ada hal penting yang harus diketahui, ciri-ciri orang yang mau ngejambret.
Perhatikan siapa tahu orang terdekatmu V mirip dengan ciri-ciri di bawah ini:

1. Dia pasti boncengan! Ya iyalah susah kali ngambil barang orang sambil pegang stang motor.
2. Pasti pake helm full face hitam SNI! Kan ngga lucu belum juga melakukan aksi udah ke tilang. (ini gw di pihak siapa sih sebenarnya?)
3. Berjaket hitam! Penjambret juga manusia yang bisa masuk angin, aksi mereka kan biasa malam. Dingin, bok.
4. Pake sepatu BUKAN sendal jepit! Iya gitu.
5. Knalpot motornya ngga ada suaranya! Biar si korban ngga terkaget-kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
6. Motornya ngga punya lampu dan plat nomor! Biar si korban ngga sadar kalau lagi di ikutin dan tidak meninggalkan jejak.
7. Kepribadiannya pasti jelek! Hanya orang-orang kampret yang jadi penjambret titik
8. Kampret
9. Kampret.
10. Kampret.

Setelah mengetahui ciri-cirinya sekarang kamu bisa lebih berhati-hati dan waspada jika menemukan enam hal tadi di jalanan. Sisanya biar genap aja jadi sepuluh.

Gambar dari sini

Yuk ah aku sleeping beauty dulu.
-Your Eva-

30 January 2013

Kebetulan yang Serba Kebetulan

Selamat Siang Tuan Kebetulan,

Boleh, saya memanggil dengan sebutan Tuan Kebetulan? Itu sebab kemunculan Tuan adalah sebuah kebetulan yang serba kebetulan. Namun jika sebuah kebetulan datang secara terus menerus apakah masih disebut dengan kebetulan bukan takdir? Ah, Tuan kata takdir terdengar begitu kaku saya lebih suka menyebutnya cukup dengan istilah hanya kebetulan belaka.

Bagaimana tidak?

Melalui sebuah tulisan fiksi di blog Februari tahun lalu kita dipertemukan. Rupanya hampir setahun usia perkenalan kita. Kebetulan Tuan suka dengan tulisan saya, lalu mulai follow akun twitter saya. Kebetulan juga saya suka puisi walaupun kurang pandai dalam menulisnya dan Tuan adalah penulis puisi serta Haiku yang membuat saya follow akun twitter Tuan.

Kebetulan saat itu hati saya masih milik seorang pria begitupun dengan Tuan yang menjadi pemilik hati gadis lain. Hanya saling bertukar sapa dan mengomentari tulisan masing-masing tanpa ada rasa yang lain, menyenangkan Tuan. 

Sesuatu telah terjadi, Tuan menghilang dari media yang mempertemukan kita. Tidak ada lagi kicauan Tuan tentang puisi maupun Haiku. Rupanya Tuan telah patah hati. Kebetulan, beberapa bulan setelahnya terjadi sesuatu pada saya. Banyak tulisan mengandung kesedihan dan perpisahan di blog saya. Sebuah kisah cinta harus diakhiri.

Tak lama Tuan singgah ke Bandung untuk suatu urusan. Pertemanan kita dalam dunia maya menyata dalam rumah seorang sahabat. Kebetulan sahabat Tuan adalah sahabat saya juga.

Kebetulan Tuan peminum kopi hitam, walaupun saya lebih suka kopi jenis cappuccino tapi melalui kopilah sebuah kekakuan mencair. Pembicaraan pun mengalir tanpa batas dengan batasan yang seharusnya. Tidak pernah ada jeda hening untuk sebuah topik. Saling mengali apa yang menarik di balik lawan bicaranya.

Tuan pernah mengatakan dulu aktif dalam sebuah milis bernama cyber sastra, tahun 2004an. Sebuah ruang di mana para penulis bebas berkarya pun saling membantai karya anggotanya. Padahal Tuan ikut gabung karena ajakan teman dan menulis puisi hanya sekedar hobi sebab sastra bukanlah bidang Tuan. Kebetulan di tahun yang sama, saya sedang berkutat dengan dunia sastra. Kuliah dengan mengambil Jurusan Sastra Inggris. Dan kebetulan Dead Poets Society merupakan film wajib ditonton karena bagian dari mata kuliah yang merupakan film kesukaan Tuan.

Tuan masih ingat saat menjelang sore kita ngopi di sebuah kedai kopi. Pengunjung masih sepi hanya ada beberapa anak muda di sana. Tuan mengambil gitar tak bertuan dan mulai memainkan sebuah lagu. Kalau tidak salah judulnya "Risalah Hati" dari Dewa 19.

Aku bisa membuatmu 
jatuh cinta kepadaku. 
Meski kau tak cinta kepadaku. 
Beri sedikit waktu, 
biar cinta datang karena telah terbiasa.

Kebetulan Tuan, dari segala jenis alat musik yang tercipta di dunia ini saya selalu merasa tentram dan damai saat mendengar petikan gitar. Lelaki yang bermain gitar selalu membuat saya terpesona. Ah, rupanya Tuan pawai memetik gitar dan mengapa dari semua lagu yang tercipta oleh musisi Tuan memilih lagu itu untuk dinyanyikan?

Malamnya Tuan harus pergi menempuh tujuh jam perjalanan untuk kembali pulang. Rumah di mana tempat Tuan tinggal memiliki halaman luas hamparan pasir terbentang, deburan ombak, nyiur melambai, dan seafood. Apakah Tuan tahu kebetulan saya pencinta pantai, perindu ombak, dan penggila seafood.

Selepas dari kedai kopi saya mengantar Tuan ke terminal, kebetulan udara malam begitu dingin mengigil sehingga saya merapatkan badan ke punggung Tuan dan melingkarkan tangan memeluk Tuan. Kebetulan Tuan menyambut tangan saya dan sepanjang jalan kita menggenggam jemari, saling menghangatkan.

Tuan, masih ingat dengan cerpen saya berjudul Cappuccino Senja? Cerpen yang saya buat jauh sebelum pertemuan menyata kita. Bercerita tentang gadis bernama Senja penyuka kopi hitam yang  masih belum bisa melupakan cinta lama berkaratnya. Senja begitu pekat. Hingga sosok Rafael, lelaki yang dikenalnya melalui twitter mengubah sosok Senja. Rafael menemukan manisnya Senja dalam kelembutan cangkir cappuccino.
Seperti kata Rafael dalam Cappuccino Senja "Kau tak akan pernah tahu kelembutan dalam cangkir cappuccino, jika kau belum pernah merasakan kepahitan dalam kopi hitam."

Saya dan Tuan kebetulan telah merasakan bagaimana manisnya cinta pada tegukan pertama yang kemudian menjadi pahit pada tegukan terakhir. Kepahitan yang tertinggal bersama ampas kopi. Inilah salah satu alasan mengapa saya menyukai cappuccino karena tidak berampas, Tuan.

Kalau boleh saya berkata jujur Tuan adalah sosok Rafael yang menjelma dalam kehidupan saya.

Satu hal lagi Tuan, jikalau Tuhan menghendaki tahun ini kita bisa merayakan ulang tahun bersama. Kebetulan saya dan Tuan lahir pada tahun dan bulan yang sama. Hanya berselang satu hari.

Terima kasih Tuan Kebetulan sudah mewarnai keseharian saya yang hitam putih dengan serba kebetulan yang Tuan hadirkan.
Teruntuk @Minkewh


Tertanda
-Saya, yang menyukai kebetulan yang serba kebetulan-

29 January 2013

Malam yang Menegangkan

Hai V

Maaf, masih belum bisa berkunjung ke rumahmu padahal sudah kangen berat. Nah, yah kamu membolos lagi menulis surat! 

Iya, sudah lama aku tahu tentang Goodreads. Kamu yang kemana saja tampaknya baru tahu dan baru saja menyelami di dalamnya. Aku ngga bikin akun di sana hanya menjadi pembaca pasif saja. :) Nanti mungkin.

V, ada kejadian menegangkan! Bikin jantung copot, deg-deg-degan parah. Ini jemari saja masih gemetaran hebat. Motor Oki, adikku hampir saja dimaling orang. Untung, Tuhan masih baik dan sayang sama keluarga kita.

Kejadiannya tadi jam sebelas malam, belum terlalu larut malam padahal. Mama sedang nonton serial Korea di atas, aku sedang twitteran di kamar atas, Oki sudah tidur di kamar depan, sedangkan Papa entah masih sibuk apa di belakang. Miki, anjingku tiba-tiba menyalak. Awalnya kupikir oh Oki baru pulang dari warnet. Mama yang tersadar sudah jam sebelas mematikan tv, ke bawah ke kamarnya, mau tidur. Miki masih saja mengonggong. Mama ngecek ke jendela.

Kemudian terdengarlah teriak-teriak. "Pah, ada yang ambil motor!" "Bangsat!!!!" "Malinngggggg!"
Saat kita berhambur ke luar, malingnya sudah tidak ada. Hilang ditelan malam. Mungkin dia mantan atlit lari. Puji Tuhannya motor Oki tidak ikut hilang juga. Cuma gerbang agak rusak dan gemboknya diambil si maling.

Papa langsung pergi beli gembok baru dan sekotak susu untuk Miki. He he he.

Jadi teringat kamu yang suka sendirian di rumah. Hati-hati V.

Sudah yah ini masih deg-deg-degan aku.

Bye V
-Your Eva-

Sunrise di Dago

Bandung hari ini mendung. Langit mungkin sedang berkabung. Hujan tidak turun, Bung. Lantas apa yang membuat Bung tidak juga datang berkunjung? Seperti Bang Toyib saja sudah lama tidak pulang kampung.

Kebetulan saya dilahirkan dan dibesarkan di kota ini beserta sanak saudara lainnya. Sehingga tidak punya kampung halaman. Ada iri yang terselip saat libur panjang tiba. Saat segelintir orang mulai sibuk menyiapkan segala keperluan untuk melakukan sebuah perjalanan. Pulang ke rumah. Disambut tawa riang dan makanan kesukaan, pengusir lelah.

Bung, wajah Bandung sudah tidak seasri dulu. Ribuan pepohonan tersingkir terkikis waktu. Gemericik hujan langsung jatuh menimpa batu. Dan menghilang juga berpasang-pasang kupu-kupu. Yang biasanya selalu menemani di taman saat kita bertemu.

Jangan takut untuk pulang, Bandung masih menyimpan ribuan misteri keindahan. Di daerah tertentu jalanan masih dinaungi rimbunnya pepohonan. Mari saya antar ke Jalan Cipaganti, Dago, Siliwangi, Taman sari, Cilaki sampai Bengawan. Sejuta cita rasa makanan khas Bandung yang selalu diinginkan. Katakanlah cilok, cimol, cireng, batagor, surabi, mie kocok, ulukutek lenca, sampai es cendol Elizabeth kw yang menyegarkan.

Masih banyak lagi tempat bersejarah yang harus dikunjungi. Makanan khas yang harus dinikmati. Asal Bung tahu tidak perlu jauh-jauh mendaki puncak gunung atau ke pantai untuk memandangi seberkas matahari terbit. Dari pinggir jalan terusan Dago ke arah Ciburial kita bisa melihat matahari yang masih malu-malu menampakkan dirinya. Sunrise di Dago.

Kenapa sunrise? Karena setelah gelap pekatnya malam muncullah secercah cahaya yang menerangi sepanjang hari. Cahaya yang menjadi penyemangat hati. Semacam harapan untuk selalu menanti Bung pulang kembali.

Seperti burung yang terbang sejauh-jauhnya pasti suatu saat akan kembali pulang.

Tertanda
-Yang menunggu kepulangan, Bung-


Sunrise di Dago indah kan, Bung!

28 January 2013

Prihal Menulis

Dear Wulan yang akun twitternya @nengwulwul tapi suka risih kalau dipanggil Neng ama mamang-mamang di pinggir jalan.

Sebelumnya terima kasih banyak loh sudah mengirimkan surat untukku yang judulnya bikin GRGRGR! Ini kan program surat cinta JADI mana ada surat cinta judulnya kaya gini EPAAA, EPAAAA *TERIAK-TERIAK RUSUH* sama saja dengan pembunuhan karakter dan itu keyboard kamu rusak deh caps locknya.

Surat ini kubuat sebagai tanggapan atas suratmu yang judulnya typo (pake V bukan P dan cukup satu huruf A) dan penuh teriakan rusuh. 

Semua orang pasti ingat bagaimana penampilanku selama interview berlangsung dan seminggu pertama masuk kerja. Sebab don't judge a book by it's cover itu hanyalah kutipan belaka. Nah, dalam dunia kerja justru first impressionlah yang maha penting. Ngga mungkin kan dengan celana jins robek-robek, kaos oblong yang dibalut kemeja, dan sepatu kets belel aku datang melawar kerja? Maka celana bahan dan kemeja serta sepatu tepleklah mau ngga mau jadi pilihan. Untunglah, dunia event dunia lapangan. Hidup Kaos Oblong!!!

Mengenai pertemanan kita? Ehmp memangnya sejak kapan kita berteman?
Kita berteman karena kamu temannya teman kantor yang temannya juga adalah teman aku. Intinya kita sekantor jadi rasanya memang ngga ada pilihan lain untuk tidak berteman dengan kamu. 

Lalu masalah percintaan, kamu ko tahu banget perkembangan percintaan aku? KAMU KEPOIN AKU YAH? Ngga apa-apa juga ko, katanya kepo itu tanda sayang artinya kamu sayang aku. Maaf, sayang kamu bertepuk sebelah tangan, Lan. 
Lagipula sudah bukan saatnya kita menghamburkan airmata untuk lelaki yang tidak bisa menghargai wanita. Kamu udah ngga menangisi lelaki itu lagi kan? Jangan! Mending kita menangis ria nonton film Korea! "Love Rain bagus", kata Mamaku.

Ini perkara prinsip, Lan! Sebelum kata alay naik daun sudah sejak lama aku menggunakan 3v4s-mind sebagai nama blog. Terkesan sedikit kekanak-kanakan, labil, apa deh terserah tapi ada behind storynya yang nanti kujelaskan sambil ngopi-ngopi cantik (lagi).

I Couldn't agree more menulis adalah suatu bentuk dari terapi mengatasi dan atau menyembuhkan kegalauan akut. Daripada sedih menangis meraung-raung jam lima subuh (helookkk) mendingan ambil kertas dan pulpen lalu tulislah apa yang sedang kau rasakan tanpa takut.
Lampiaskan semua emosi yang berkecamuk pada secarik kertas putih yang tak bersalah. Menulis tanpa jeda, tanpa berpikir sampai lelah. Keluarkan semua sumpah serapah. Penuhi kertas putih dengan apa yang sudah membuatmu gundah.
Baca ulang. Ketik ulang, biarkan imajinasimu bermain-main saat merangkai kata demi kata dan bubuhkan sedikit tokoh, tempat, serta cerita rekaan dengan ending suka-suka, Lan.

Setidaknya itulah yang kulakukan selepas memelukmu dalam diam dan mendengarkan curahan hatimu di jam lima pagi buta. Taaaraaa, jadilah sebuah cerita pendek. Iya, cerpen itu memang aku buat khusus untukmu. 
Dan nampaknya akhir-akhir ini kamu juga sudah memulai untuk menulis. Senang deh lihat kamu semangat sekali mengikuti #30HariMenulisSuratCinta dan ajang menulis lainnya. Menulislah terus! Kan Seru!

Eh, aku udah ngomong terima kasih belum untuk segelas cappuccino dan risoles smoked beef yang kau traktir malam tadi? Terima kasih dan sering-seringlah.

Ayo, kita move on sama-sama dan jangan berhenti menulis, Lan walaupun sekedar nulis kontrabon. :)

Btw, ini bukan surat #DuaHati jadi suratku ngga perlu dibalas yah. #orauwisuwis Terkecuali memang kamu ngga punya siapa-siapa lagi untuk ditulisi surat. He he he 

Semangat terus yah, Lan!
Cheers!
-EVA pake V ngga pake P-

27 January 2013

Dicari : Mamang Batagor

Dengan penuh rasa gundah gulana rungsing lelah mencari di setiap pengkolan sudut Jalan Taman Sari dan sekitarnya, akhirnya saya memutuskan untuk menulis surat tentang mamang batagor.

Beberapa hari yang lalu ngga sengaja saya melewati daerah belakang kampus ITB yang asri serta rindang oleh rimbunnya pepohonan. Saya dikejutkan oleh pemandangan tak lazim, pinggiran trotoar yang biasanya dipadati kios para pedagang kaki lima mendadak bersih! Hanya tersisa tumpukkan kayu yang berserakan. Ada spanduk bertulisankan "Kami ingin keadilan, kembalikan hak kami" terpampang di taman seberang jalan.

Selidik punya selidik (googling) rupanya memang telah terjadi penggusuran di daerah itu. Pemerintah setempat sudah melakukan peringatan berkali-kali yang tak pernah sekalipun digubris oleh pengguna bangunan liar. Lah wong sejak saya masih di bangku sekolah juga mereka sudah adem ayem berjualan di sana. Kasus penggusuran pedagang kaki lima memang selalu membawa efek dilematis bagi saya. Iya, jalanan memang menjadi lebih tertib tapi bagaimana dengan nasib mereka yang mengais rezeki di lahan tersebut?

Saya bukannya mau sok-sokan jadi aktivis atau apapun itu sebutannya. Masalahnya adalah pacar saya hobinya makan batagor. Menjelajahi Kota Bandung mencari batagor kampung yang enak, bukan jenis macam batagor Riri, Kingsley, atau batagor kotaan lainnya yang sudah terkenal sampai ke luar kota.

Nah, saat masih pedekate iseng nyobain makan batagor di situ. Tempatnya memang kecil harus berlomba mencari tempat duduk yang nyaman dan pas dengan gerombolan mahasiswa di sana. Namanya juga makan di pinggir jalan, what do you expect? Justru karena hal itulah kami jadi duduk saling berhimpitan, dekat sekali sampai saya bisa mendengar degup jantungnya. Dia langsung suka pada gigitan pangsit pertama.

Semenjak itu setiap kali dia datang ke Bandung pasti minta diajak makan batagor di sana, ngga mau ke tempat lain. Selain karena faktor rasanya yang menurut pacar saya enak, di tempat yang kecil sumpek itu juga menyimpan berjuta kenangan. Masa malu-malu waktu pedekate yang kemudian jadi malu-maluin pas pacaran. Ngga cukup makan satu piring si pacar.

Saya bingung! Kios mamang batagor termasuk salah satu korban yang kena penggusuran. Dia belum tahu kejadian ini. Kalaupun tahu besar kemungkinan pasti saya disuruh mencari info. Dan sialnya tidak ada banyak waktu sebab awal Bulan Februari nanti dia akan datang ke Bandung. Dan tentu saja yang pertama dicarinya adalah mamang batagor yang biasa jualan di belakang kampus ITB.

Melalui surat cinta ini -cinta saya kepada pacar yang cinta pada batagornya mamang- besar harapan saya dapat menemukan mamang batagor sebelum awal bulan nanti. Semoga surat ini dapat tersebar luas khususnya di kalangan mahasiswa-mahasiswi ITB karena ngga tahu mau dikirim kemana lagi, siapa tahu di antara kalian ada yang tahu keberadaan mamang batagor -yang namanya pun tidak diketahui- tolong kabarin saya yah. Terima kasih banyak.

Tertanda
-PacarnyaBatagorlovers-


Persis setelah belokan ini mamang batagor biasa jualan :(

Gambar dari sini

26 January 2013

Rahasia

Hola V,

Jadi kalian, kamu dan Isna beneran berasal dari Negeri Jamur? Ouw *melongo*
Kalau begitu aku dan Minke mungkin berasal dari Negeri Antah Atah Keneh.
Jadi, panggilan sayang kalian adalah Si Jamur Besar dan Jamur Kecil? Cukup mencerminkan dari segi fisik sik. He he he.
Sstt ah, jangan bilang-bilang dong kalau aku panggil Minke dengan sebutan Minku. Itu artinya MinkenyaaKu, hanya milikku dan hanya aku yang boleh panggil dia dengan nama itu. Iyain aja yah? Iya.

Nah, setelah membaca Resep Mujarab surat balasanmu yang nampaknya hanya mujarab untukmu saja. Kini giliranku membagi sedikit rahasia, yah sedikit aja jangan banyak-banyak soalnya aku (yang memang katanya) pelit.

Sebenarnya ini rahasia bagaimana caranya aku menyembunyikan kesedihan agar tak terlalu eksis. Maaf, ngga rela kalau aku tersaingi. Jadi berjanjilah ngga akan bilang siapa-siapa termasuk Jamur Besarmu. Janji yah? Iya.

Sekaleng bir atau dua kaleng mungkin tiga atau empat kaleng yah? Ah, mending langsung satu botol besar saja, nanggung! Saat kaleng atau tutup botolnya dibuka akan terdengar bunyi jesss nyess yang langsung bikin adem sampai ke hati. Buih serta busa yang tertuang dalam gelas menyegarkan suntuknya hari. Rasanya dapat menghentikan sesaat kegalauan situasi. Makanya jarang orang minum bir cukup seteguk. Heu

Karaoke! Tempat yang pas untuk teriak-teriak. Jarang kan hampir ngga pernah malah aku pilih lagu melow selow setiap kita karaoke. Jangan-jangan itu sebabnya aku ngga pernah diajakin karaoke lagi? (--")

Hujan-hujanan, sama denganmu! Mungkin itu sebabnya ada yang memanggilku Miss Rain ada pula yang menyebutku Dewi Hujan. Saat kesedihan tak tertampung dan butiran air mulai menyeruak keluar hujan-hujanan adalah cara paling ampuh menyamarkan air mata. Maaf, aku terlalu sombong untuk dilihat sedang menangis. Heu.

Satu lagi, jika aku tiba-tiba berubah menjadi sangat pendiam atau justru bicara tak henti tanpa titik koma tak karuan itu artinya aku sedang bercengkrama dengan kesedihan. Ini adalah hal terakhir yang kulakukan karena tak ada bir, karaoke, dan musim kemarau. Heu.

Stttt, sekali lagi itu semua rahasiaku dalam menghalau kesedihan. Jangan bilang siapa-siapa, siapa pun! Nanti mereka akan menaruh curiga tiap kali kuajak ngebir atau karaoke. Seperti janjiku yang tak akan bilang Pak polisi kalau kamu suka kekebutan di jalan. *finger crossed*

Oke my dearest V? Oke.
Time to sleep now. Hoooaammm.

Salam rahasia
-Your Eva-

Celoteh Anak Itik

Hai Emak Achi @achiiitooo

Lagi, iya lagi ikutan #30HariMenulisSuratCinta seperti tahun kemarin dan lagi aku menuliskan surat ketiga belas ini untuk Emak seorang.

Walaupun sebenarnya kita sudah tidak bekerja di kantor yang sama namun aura sebagai pimpinan divisi masih suka tercium samar-samar hingga detik ini aku masih memanggilmu dengan sebutan Emak. Anggap saja sebagai panggilan sayang yah, Mak.

Mak, tak terasa yah waktu demikian cepat berjalan. Sudah setahun berlalu sejak aku menuliskan surat buat Emak. Ada banyak kejadian seru yang terjadi dalam hidupku setahun terakhir ini. Drama kisah cinta tiada akhir yang ternyata berakhir juga dengan tragis namun menyenangkan. Tragis yang menyenangkan itu gimana coba? He he he. Lalu pekerjaan yang berpindah haluan menjadi freelancer, ngga perlu ngantor, Mak! Etapi ngga dapat gaji juga perbulannya. He he he. Terus terus aku udah punya beberapa buku Antologi, Mak. He he he. Makasih yah Mak udah mau beli entah karena ingin baca beneran entah karena aku anak itik kesayangan Emak :)

Mak, selama ini aku mencoba untuk tegar. Mana pernah Emak lihat aku nangis sesegukan, apalagi di depan banyak orang. Aku kan terlalu perkasa untuk menangis tapi tetap saja aku kan perempuan.
Pada malam-malam tertentu ingin rasanya aku kabur ke Jakarta menghampiri Emak hanya untuk meminjam pundak. Melepas semua perkara yang kucoba setengah mati tetap terpendam. Memedam rasa sakit itu ngga enak yah rasanya ternyata.
Kemarin dia ulang tahun Mak, lelaki yang pernah mengisi keseharian aku selama sebelas tahun lamanya. Ada keinginan untuk ngucapin selamat ulang tahun sama dia tapi aku bingung dan ketakutan jadinya rungsing sendiri. Apa iya masa lalu itu ngga perlu diingat-ingat lagi dan biarkan berlalu? Tutup buku, gitu? Lalu untuk apa diciptakan kata silaturahmi?

Cinta itu terkadang kejam yah, Mak? Dapat membuat sepasang kekasih saling mencintai kemudian mengubahnya saling melukai. It's stranger after love. Mungkin, memang lebih baik begitu biar apa tuh namanya move on. He he he. Ah entahlah Mak ... ini hanya sekedar celoteh anak itik.

Eh, sampai lupa tanya kabar. Emak sehat? Mak, kenapa ngga pernah curhat lagi? Jangan bilang kapok karena setiap curhatan Emak pasti aku buatkan versi cerpennya. Di situ kan aku tulis pernak-pernik fiksi jadi tenang aja ngga ada yang tahu kali, Mak. :))

Ayo curhat lagi dong biar bisa aku bikinin cerpen (lagi). He he he.


Tertanda
-Anak Itik-

24 January 2013

Indah Pada Waktunya

Yuhu V ...

Ada apa denganmu? Kemarin aku menunggu surat balasan darimu, nyatanya sampai detik ini aku menuliskan surat untukmu belum juga sampai suratnya. Semoga tidak terjadi apa-apa dan sehat selalu.

Rasi sudah sehat kah? Aku baca twitnya Epa, kembaranmu katanya Rasi sakit. Cepat sembuh untuk Putri Rasi. 

V, kemarin baca suratmu untuk Isna tentang Jamur Besar dan Jamur Kecil. Jadi kalian berdua berasal dari Negeri Jamur gitu atau gimana? Heu.

Ceritanya bagus V sangat menyentuh. Turut bersedih mendengar hasilnya kamu belum lolos dalam tiga besar. Padahal aku tahu banget kamu ngerjain tulisan itu luar biasa stressnya sampai-sampai perhatian untukku berkurang. Heu

Mungkin belum saatnya kamu beli cincin, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Lagipula lihat sisi positifnya, kamu masih bisa mematangkan tulisanmu yang masih banyak typonya itu menjadi lebih sempurna lagi. Siapa tahu ada penerbit yang melirik dan taraaa dipublish jadi novel kemudian best seller. Amin banget yah.

Percaya V Tuhan itu maha baik. Dia selalu menjawab doa kita jika kita memintaNya dengan penuh ketulusan. Mungkin, jawabannya akan datang justru di saat tak tertunda. Kadang rencanaNya memang tidak masuk akal dan logika manusia. Semua pasti akan indah pada waktunya. :)

Udah yah segitu dulu. Mau mulai hidup sehat dengan mengurangi jatah begadang. Suka ada yang marah-marah ngga jelas kalau tahu aku masih belum tidur jam segini.

Aku kangen ngopi di rumahmu nie V
Jangan kaget yah tiba-tiba besok lusa aku udah di depan gerbang nelepon "V, gw dah di depan buka gemboknya!"


Tertanda
-Your Eva-


Cerita Kita

Surat ini untuk kamu, lelaki yang kelak kupanggil dan anakku dengan sebutan Papap.

Pap, kita harus mempersiapkan sebuah cerita untuk anak kita dalam dongeng sebelum tidurnya sambil menepuk-nepuk lembut pantat yang terbalut piyama hello kitty atau mobil-mobilan. Seperti yang biasa dilakukan Ibu sebelum menidurkanku dulu.

Bukan cerita biasa tentang peri kecil di hutan, Pippi si kaus kaki panjang, atau Cinderella bersama teman Disney lainnya melainkan cerita tentang kita. Suatu hari nanti saat dongeng-dongeng sebelum tidurnya sudah habis dibacakan dan mulai merasakan getaran aneh terhadap lawan jenisnya, jangan kaget jika dia bertanya "Mam, ketemu ama Papap di mana?" saat menjelang tidur. Seperti yang juga kutanyakan pada Ibu sebelum menidurkanku dulu.

Terlalu sinetronis ngga kalau aku bilang ketemu kamu di kampus. Saat kamu tidak sengaja menabrakku yang sedang membawa beberapa buku diktat tebal nan berat. Buku-buku jatuh berserakan beserta catatan kecil di dalamnya yang entah bagaimana tertinggal hingga kau harus mencari-cari aku untuk mengembalikannya. Padahal itu hanya catatan hutang belaka. Tak lama kita pacaran dan setahun kemudian menikah.

Terlalu dramatis kah seandainya aku bilang ketemu kamu di dalam angkot/bis/kereta/kapal/pesawat karena kita duduk bersebelahan dan sama-sama melakukan perjalanan sendirian dengan tujuan kemana saja. Saling menyapa kemudian bertukar cerita serta nomor telepon lalu sering-sering main ke rumah dan diakhiri dengan lamaran.

Terlalu kebetulan nampaknya saat aku bilang ketemu kamu di dunia maya. Iseng baca cerpen atau surat di blog kemudian follow twitter, mulai dm minta pin, minta nomor telepon, kemudian menyata dalam pertemuan yang membawa kita ke arah pelaminan.

Terlalu mengada-ngada yah jika aku bilang kita ketemu kamu di sebuah bar. Hingar bingar musik dan minuman keras membawa kita menyepi ke pojokan dan berakhir di kamar melati yang sama sekali tidak ada bunga melatinya. Cinta semalam yang berujung cinta selamanya.

Terlalu romantis jikalau aku bilang ketemu kamu di sebuah coffee shop. Aku yang sering duduk di pojok yang ada colokannya menikmati cappuccino dan laptop seorang diri sedangkan kamu di belakang sana sibuk membuat racikan kopi untuk semua pengunjung. Sampai suatu hari kamu membuat latte art di atas cappuccinoku bertuliskan "Hai cantik, boleh kenalan? :)". Cappuccinoku terasa manis setiap minggunya hingga manisnya meneteskan air mata saat kamu menyuguhkan tulisan latte art "Marry me".

Terlalu tragis sepertinya saat aku bilang ketemu kamu di sebuah rumah sakit. Kasur kita bersebelahan di kelas tiga. Aku dan kamu sama-sama tergolek lemah mendekati depresi mau bunuh diri karena ditinggal mantan kawin. Tiba-tiba saja tercetus "Kita sama-sama single, kawin aja yuk!".

Terlalu memang kamu, lelaki yang kelak kupanggil papap. Apa yang menunda kedatanganmu? Aku menunggu bagaimana awal mula cerita kita. Cerita kita yang akan kuceritakan pada anak kita kelak sebelum dia tertidur sambil mengelus-elus pantat berpiyama hello kitty dan atau mobil-mobilan.

Tertanda
-Your Mam kelak-



Gambar dari sini

23 January 2013

Nino, Kopi Itemku!

Oiii Nino Novariano @ninomaulana

Apa kabarnya dirimu?
Katanya sekarang kamu kerja di Saigon? Itu Saigon belah mananya Dipatiukur?
Gimana kerasan tinggal di sana? Cocok sama makanannya? Ceweknya segeulis orang Bandung ga?
Eh, di sana ngobrolnya pakai bahasa apa?
Inggrismu kan standar lesson 1.2 cuma bisa How are you? I'm fine. Thank you. And you?

Pasti alismu terangkat satu, tanganmu gosok-gosok hidung yang tak gatal, mendengus sambil bergumam "Apa-apan sih Va ngirim surat segala? Norak deh!" saat surat ini sampai padamu.

No, kenapa sih kalau pergi ngga pernah bilang-bilang? Ini kedua kalinya kamu pergi begitu saja tanpa pamit tanpa kabar, ngilang. Kenapa takut aku tiba-tiba produksi banyak spanduk dan flyer bertuliskan "Selamat jalan Nino kribo yang item jangan lupa utang dibayar!!!" yah?? Diam-diam pindah kerja ke Jakarta lalu sekarang sudah ada di Saigon. Oh, No!

No, masih ingat kan saat di kantor dulu, kita sama-sama terjebak dengan pekerjaan maha dahsyat yang mengharuskan lembur hingga tengah malam mengejar deadline produksi desain yang sebenarnya masih bisa ditunda esok hari. Kepala rasanya hampir meledak sudah mulai berasap, rambutmu dari kribo sampai lurus ditagih terus kapan desainnya di approve. Revisi tiada akhir. Hahahaha kalau kembali mengingat masa-masa itu seru dan kocak juga yah? Cukup diingat saja tanpa harus kembali mengulang, tul?

Pertemanan kita cukup singkat juga setahun yah, No? Tapi, justru dalam kurun waktu setahun kita banyak berbagi rasa dan cerita, khususnya saat kita sedang duduk-duduk di teras menikmati cangkir kopi dan kepulan asap memandang penuh arti dengan tatapan berbinar nanar setiap teman yang bisa pulang on time, jam lima! Menyebalkan! Atau memandang penuh dengan senyuman bahagia ternyata hujan turun pas di jam lima! Lembur rame-rame, yok!

No, masih suka minum kopi item? Terakhir kita ketemu Bulan Juni tahun kemarin kamu ngga pesan kopi item? Padahal kan sudah trademark di mana ada Nino pasti ada kopi item. Pertemuan dadakan yang disebabkan kamu kelamaan nunggu travel dari Bandung ke Jakarta membuatmu menghubungi aku untuk ditemani sambil ngopi. Kurang dari dua jam kita bertemu baru beres cerita prolog sudah dikabarin travelnya mau berangkat. Kamu ada di Bandung dari kapan juga aku ngga tahu, masa aku selalu dijadikan last option sih, No? 

Seperti waktu kamu berantem hebat sama mantan yang ngga usah disebutkan namanya di sini, kamu baru hubungi aku karena ngga tahu mau cerita sama siapa lagi? Duduk di emperan depan CK menegak bir menghabiskan malam. Drama memang kita tuh.

Sekarang kamu jauh di Vietnam sana, kalau aku yang mau curhat gimana, No? Banyak cerita baru yang menjadi usang yang belum kuceritakan padamu. Kapan pulang? Lain kali hubungi dari jauh-jauh hari kalau mau ketemuan biar kuluangkan waktu. Biar beres ceritanya sampai ending.

Walaupun ada banyak teman yang suka kopi item, ngopi sambil ngobrol sama mereka rasanya beda bila sama kamu kan kamu kopi itemku, Nino.

Eh, sudah punya pacar belum? Masa iya dari dulu judul ceritamu mengejar gebetan terus. Kerjaan gimana, lancar jaya? Cerita-cerita dong ada apa aja di sana .... ditunggu loh.

Tertanda
-Kopi Mix-


Nino, kamu meper upil yah di baju aku!?!


22 January 2013

Faktor X

Halo lagi sayangku, V.

Maaf, kemarin aku tak sempat membalas surat tentang Kunjungan karena kesibukan satu dan lainnya. Padahal itu hari minggu, hari di mana seharusnya kita menikmati libur atau sekedar meluangkan waktu bersama keluarga.

Ya ya ya, membaca suratmu perihal Ijazah membuatku kembali berpikir. Seberapa penting dan besarnya efek dari sebuah kertas bernama Ijazah untuk kehidupan kita selanjutnya? Dan rasa-rasanya kita sedang mengalami situasi serta kondisi yang sama.

Ini hanya pendapatku saja, V. Ijazah yang kita peroleh anggap saja semacam suatu bentuk penghargaan atas apa yang telah kita perjuangakan. Bangun pagi untuk kuliah, bertahan dari serangan kantuk saat dosen membosankan mulai menjelaskan, menunggu kelas berikutnya dengan jeda berjam-jam, tidak tidur mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian, dan terlebih lagi adalah uang untuk setiap ilmu yang kita dapatkan.

Melalui ijazah itu pulalah mereka melihat kemampuan dan menilai kita dalam bidang akademis. Kabarnya semakin tinggi nilaimu semakin besar gajimu. Faktanya adalah tidak semua sarjana cum laude mendapatkan pekerjaan dan gaji tinggi setinggi IPKnya. Begitu pun sebaliknya. banyak juga yang tidak bergelar sarjana, pastinya tidak memiliki ijazah juga, sukses dalam pekerjaannya.

Sepengetahuan aku, V. Ada banyak faktor seseorang dapat diterima di dalam sebuah perusahaan atau sukses berkarir sebagai wirausaha. Selain faktor teori yang kuat, skill, bakat, pengalaman, relasi, penguasaan praktek di lapangan juga penting. Seperti dalam acara tv yang sedang ngetrend selalu ada faktor x dalam diri seseorang yang membuatnya diterima bekerja atau sukses jadi pengusaha.

Berapa banyak coba sales khususnya yang masih melakukan sistem door to door itu lulusan sarjana dan berhasil menjual produknya? Ya mana mau lah udah bergelar sarjana melakukan pekerjaan macam gitu? Iya ga sih? Kalau aku sih ngga mau lah. :))

Toh, buktinya aku diterima kerja juga bukan karena ijazahku yang memamerkan nilai-nilai standar melainkan karena faktor banyaknya pengalaman menangani event-event di kampus dulu. Jadilah aku seorang event organizer.

Jangan terlalu terbawa emosi dalam menanggapi sesuatu. Mungkin, sekedar asumi saja ... mungkin temanmu itu sedang kesal dan melampiaskan kekesalannya padamu karena perusahaan tempatnya bekerja menahan ijazahnya sehingga temanmu tidak bisa pindah kerja. Ha ha ha
Buktikan pada temanmu kamu juga punya faktor x yang membuatmu sukses dan bisa bertahan hanya dengan menjadi freelancer tanpa perlu berangkat pagi dan pulang malam, ngantor.

Sudah menjelang pagi, besok harus ketemu calon klien.
Doakan saja supaya goal yah.


Tertanda
-Your Eva-

Salam dari Kaleng Bir

Dear Mba Djenar Maesa Ayu @djenarmaesaayu

Eh iya, Selamat Ulang Tahun (Iya, walaupun sudah lewat beberapa hari tetap saja pengen ngucapin) semoga selalu diberikan kebahagiaan bersama keluarga tercinta.

Pertama kali saya mendengar tentang penulis bernama Djenar Maesa Ayu justru dari Novel Nayla, itu pun karena ketidaksengajaan. Covernya pada cetakan pertama hanya peniti yang dikaitkan pada tubuh, tubuhnya Nayla. Saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nayla terlebih lagi dengan sosok yang menciptakan tokoh Nayla. Kemudian, Mereka Bilang Saya Monyet lalu Jangan Main-Main (dengan kelaminmu) dan Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek. Akkkhhh, semuanya teramat bagus dan keren untuk diabaikan begitu saja. Sekarang mereka sudah aman di lemari rak buku saya.

Hebatnya lagi ngga cuma sekedar menulis cerpen, novel, tapi Mba juga bisa menulis naskah film. Menggali bakat lain selain jadi aktor menjadi produser dan sutradara. Prestasi gemilang ditandai dengan banyaknya penghargaan. Pokoknya teramat hebat dan keren banget.

Koleksi buku saya bertambah dengan hadirnya T(w)ITIT!
Beruntungnya saya karena salah satu kota peluncuran buku T(w)ITIT! diadakan di Bandung.
Iya, akhirnya saya dapat bertemu juga pencipta tokoh Nayla di Kopi Lamping. Tidak hanya bertatap muka langsung tapi juga dapat foto bareng serta tanda tangannya. Hell yeah, tentu saja saya tidak melewatkan kesempatan emas itu.

Sabtu, sore hari di daerah Cipaganti adalah perjuangan mencari celah di tengah kemacetan. Untunglah, tiba tepat pada waktunya sesaat sebelum acara dimulai. Saya tidak ingin kehilangan satu momen pun.

Mengenakan celana pendek, tank top hitam dibalut cardigan hitam, dan rambut dicepol ke belakang, Mba Djenar terlihat santai dan menyapa ramah plus cium pipi kanan-kiri setiap pengunjung yang datang. Di antaranya itu saya, Mba!
Wow, rasanya itu bener-bener campur aduk. Luar biasa senangnya, groginya, kagetnya, sampai tak ada satu kata pun yang terucap, speechless. 

Saat acara berlangsung gaya pembawaan dan penuturan, Mba juga nampak seperti yang lagi ngobrol-ngobrol rumpi, tidak terlihat sejutek dan segalak mukanya. Dan satu hal lagi yang wajib harus ada adalah bir. :)) 

Di bawah meja banyak banget berkaleng-kaleng bir, "Bawa sendiri ini! Di sini ga jual bir sih" ujar Mba waktu itu. Nama tempatnya juga Kopi Lamping, Mba yah jualannya kopi. Balas saya dalam hati.

Kaleng birlah yang menjadi pencair dan penghangat suasana antara fans yang grogi ketemu idolanya. Sayang, Mba Djenar tidak berlama-lama di Bandung jadi saya ngga bisa ngajak ke tempat nongkrong yang asyik nan seru buat ngebir, yang ngga jual kalengan tapi pitcher. Nah, kalau ada waktu teramat luang pas ada di Bandung, please feel free to contact me. #NgarepBangetAja

Satu hal lagi, MBAAAAAA itu re-cover bukunya ...... ya ampunnnn keren banget! Kepikiran idenya bikin cover bersambung gitu. Duh, jadi pengen beli buku lagi dengan cover yang baru.



Satu hal lagi, ini terakhir. Satu lagi .... Kapan mau publish Novel Ranjang?
Tak sabar menanti.

Sekian surat ini saya buat teruntuk idola yang pernah ngasih sekaleng bir selepas acara book-signing T(w)ITIT! selesai. Cheers!

Salam Kaleng Bir
-Fans (yang masih) grogi-
*Kaleng bir kosongnya masih saya simpen dijadiin celengan :))*



***

19 January 2013

Regenerasi

Kepada Tanaman

Benih disimpan di dalam pot.
Tiap hari disiram dan diberi pupuk serta cahaya matahari.
Selang beberapa waktu benih tumbuh besar menjadi tanaman.

Tanaman pun berpisah dengan pot yang sudah menaunginya sedari kecil.
Bertumbuh dalam tanah baru di mana ada penghuni lain di sana.
Rela berbagi sumber makanan dan cahaya yang biasanya dia dapatkan untuk dirinya sendiri.

Sekejap saja, tanpa disadari dirinya mengeluarkan tunas kecil.

Ada tanaman lain di dalam dirinya yang meminta untuk diberikan hal yang sama.
Maka ia pun membaginya agar tunas kecil berkembang baik seperti dirinya kelak.

Tunas-tunas kecil itu telah berkembang dengan baik dan melahirkan tunas-tunas kecil lainnya yang berkembang sama baiknya.
Tanaman gugur dengan senyum bangga, dia telah berhasil merawat tunas kecilnya.

Tertanda,
-Tukang Kebun-


18 January 2013

Mari Berpetualang, V!

Hoooollllaaa V,

Bagaimana hari kamismu kemarin?
Bandung terasa lebih dingin mengigil, bukan.
Sepanjang hari kukenakan jaket dan syal.
Jakarta malah dilanda banjir, begitu beritanya.

Surat permintaan darimu sudah kubaca. Rupanya kau sedang dirundung rasa jenuh. Seharian diam mendekam di rumah, yang kau kerjakan hanya menulis dan menulis mengejar deadline. Sudah pasti terkapar digerogoti kebosanan luar biasa.

Mari V aku ajak kau berpetualang ke sebuah tempat di mana kau akan merasa terbebas lepas dari apa yang menjeratmu. Pantai Pangandaran.
Dari Bandung kita naik bis saja, harganya Rp. 40.000 pakai AC. Plis, pilih yang ber-AC yah. Lebih cepat, bersih, nyaman, dan ngga bau macam-macam. Sudah percaya saja!
Perjalanan akan memakan waktu sekitar 6-7 jam, jadi kita harus membawa sedikit cemilan, minuman, dan buku agar waktu berjalan lebih cepat. Akh, tapi kita kan pergi berdua jadi kita habiskan waktu sambil ngobrol ngalor ngidul sampai ketiduran kehabisan topik.

Bis akan berhenti untuk istirahat di Raja Polah. Kita bisa ngopi atau ngepop-mie. Entahlah rasanya pop mie memang selalu menjadi menu yang pas setelah atau dan selama perjalanan jauh. Eh, itu menu yang biasanya aku pesan kalau sedang melakukan perjalanan sendirian. Kau bebas memilih menu apa saja, ada banyak macam-macam. Mau sambil belanja juga boleh. Etapi, mending belanjanya di sana saja.
Dari tempat ini, Pangandaran hanya berjarak 2-3 jam saja jadi jangan tanyakan terus "Kapan kita sampai?".

Ehmp sorry sebelum kuteruskan ... aku duduk di dekat jendela oke? Oke! :)

Sudah memasuki Kali Pucang sebentar lagi sampai. Jangan tertidur jika tak ingin diturunkan di agen bis yang jauh di pelosok sana. Iya, karena bisnya tidak berhenti di Terminal Pangandaran melainkan hanya numpang lewat menurunkan penumpang saja. Ko aku tahu? Karena aku pernah mengalaminya!!!

Sebaiknya kita langsung ke penginapan menyimpan barang dan mengganti baju.
Jangan bawa apapun bahkan alas kaki!
Ya kecuali beberapa lembar uang dan kunci kamar.

Kau tak mau melewatkan sensasi jemari kakimu bersentuhan dengan pasir kan?
Dan ombak yang perlahan melumat kaki hingga kepalamu.

Satu

Dua

Tiga

OMBAAAKKKKK ..... byurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

Hahahaha, aku lupa bilang saat menerjang ombak jangan lupa mingkem.

Ayo, jangan malu-malu sekali lagi teriakan dengan lantang rentangkan tangan dan lompat setinggi mungkin.

OMBAAAKKKKK ..... byurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

Ssstttt, sebentar lagi senja datang.

Beli kopilah dulu, kau pegang uang kan? Kan sudah kubilang kau yang pegang uang sedangkan aku yang bawa kunci kamar. :D

Duduk dan minum kopi di atas pasir yang sebagian masih melekat di tubuh basah kita sambil menikmati senja di pinggir pantai. Arrghhhh suasana romantis ini mengapa justru kamu yang ada di sampingku. Pffttt.

Bibirmu gemetaran. Kedinginan yah? Sudah saatnya kembali ke kamar. Aku mandi duluan yah, eh jangan lupa itu kopi bayar dulu.

Berlama-lama bermain-main bersama air mengundang rasa lapar. Mari kita sikat habis nasi panas yang masih mengempul, udang goreng tepung, cumi saus padang, cah kangkung telur puyuh, kepiting saus tiram dan heh kau belum makan dari sejak sd yah banyak amat ... kita kan cuma berdua V.

Hoooaammm, malam sudah larut. Kelelahan dan kekenyangan adalah perpaduan yang pas mengantarkan kita pada tidur yang nyenyak. Segeralah tidur karena besok kita akan memulai petualangan yang lain yang tak kalah seru.

Psst, jangan matikan lampu sebelum aku tertidur. Aku takut gelap.

Selamat tidur V
-Your Eva-

17 January 2013

Count Willian Fosco

Kepada Willian pemilik akun @WILWOLZ

Wil, apa kabarnya?
Masih buncit berjelly belly perutmu? Hahaha ...

Melalui surat ini, Eva cuma mau ngomong kangen teramat sangat padamu.
Kangen gelak tawamu yang menyeh-menyeh sambil ngelendot sana-sini.
Kangen dugem bareng di mana kita bisa teriak-joget-loncat ngga karuan ampe tepar.
Kangen makan mie dan ngopi di Teraja ampe pagi buta.
Atau diam-diam nyelipin telur ke dalam nasi di warung ceu mar.
Kangen main tebak kata selagi menunggu latihan.
Dan kata-katamu selalu paling susah ditebak
Kangen sekangen-kangennya maha dashyat adalah sepanggung lagi denganmu.

Akhirnya, untuk pertama dan terakhir kalinya kita pernah sepanggung yah, Wil!
Panggung teater di mana dirimu sebagai Count Fosco begitu memuja diriku sebagai Marian.
Panggung yang menjadi saksi bahwa kita hampir menjadi sepasang kekasih.
Dan ah yah adegan 'Ah, kumismu membuatku gatal' berhasil mengagalkan niatmu menciumku,
disertai gelak tawa penonton samar-samar terdengar.

Tahun 2007, lima tahun yang lalu.
Kita sama-sama merasakan megahnya panggung sebuah pementasan drama.
Dielu-elukan oleh penonton yang sangat memuja peran kita.
Aku sebagai Marian dan kau sebagai Count Fosco.
Dalam The Woman in White.

Jadi, Count Willian Fosco kapan kita akan kembali menjajal panggung?


Tertanda,
"Aku menutup mata dan masih melihat wajahnya"
-Marian Halcombe-

***

Pementasan The Woman in White

Pipi oh Pipi ...


16 January 2013

Kepada Penjaga Senja

Apa kabarnya senja sekarang?
Masihkah dia tetap cantik dan memukau,
seperti foto-foto yang selalu kau kirimi dulu?

Mengapa berhenti mengirimi aku fotonya?
Tugasmu kan menjaga senja.
Atau sudah beralih pekerjaan?
Atau justru senja telah menghilang,
sehingga kau berhenti menjaganya,
dan tidak pula mengirimi aku fotonya.

Senja di pinggir pantai selalu terlihat indah.
Eksotis.
Dapat kubayangkan buih putihnya,
menyapa ujung sepatumu,
Membuatmu terpaksa bertelanjang kaki,
bercengkrama bersama pasir.
Deburan merdu ombak,
menemanimu yang menantikan kehadirannya.
Tugas harus dilaksanakan, menjaganya.

Di sini senja keliatan pucat.
Keelokkan terhalang dengan bukit-bukit gedung pencakar langit.
Makanya aku sedikit memaksa padamu,
jangan berhenti mengirimi aku foto.

Aku masih ingat terakhir kali kau mengirimi fotonya.
Senja yang masih malu-malu perlahan mulai menjingga.
Langit begitu cerah dan awan-awan columbus berbaris 
bak pedang padora,
menyambut datangnya senja.
Ia muncul tepat membayang di atas permukaan laut.
Layaknya cermin.

Kau mengumpat, celanamu basah.
Demi mengejar sudut yang pas mengabadikan senja untukku.

Aku rindu pada senja yang selalu kau abadikan dalam foto.
Karna kaulah senja begitu cantik dan memukau, sempurna.
Kau memang penjaga yang baik.
Hey, jadi kapan kau akan mengirimi aku fotonya lagi?

Eh, tunggu!
Sebentar, aku berubah pikiran.
Tidak usah kau kirimi aku fotonya lagi. Bosan!
Kali ini biarkan aku yang melihatnya langsung.
Tunggu aku di sana, penjaga senja.

Tertanda
-Pengagum Senja-



15 January 2013

Berawal Dari Sebuah Kamar

Hai V,

Tentu saja namamu serta harapan yang kau inginkan sudah masuk dalam daftar doaku.
Kebahagiaanmu menjadi bahagiaku juga. Semoga saja kau masuk ke dalam kategori tiga besar seperti cerita di dalam novelmu. Semangat, Mate!

V, hari ini langit terus menangis. Airnya membasahi bumi tiada henti.
Dari balik jendela yang basah oleh tetesan air dari atap, kutulis surat ini.

Kali ini aku ingin bercerita tentang sebuah kamar sempit di pojok Dago. Hanya berisikan satu kasur, satu lemari baju, satu meja kecil untuk laptop, satu rice cooker, dan satu dispenser. Ya iya itu memang kamar kostmu yang dulu, kamar di mana kuhabiskan bermalam-malam membuang semua keluh kesahku tentang ketidakberdayaanku melawan.

Akhir Februari 2011, di dalam kamar itulah aku menelanjangi diriku sendiri dan tiap kata yang terucap dari mulutmu merupakan tamparan maha menyakitkan. Rasa sakitnya menusuk hingga relung hati. Kadang kebenaran terdengar pahit di telinga dan terasa perih di hati. Namun dari setiap untaian kata yang terlontar aku simpan baik-baik dan kujadikan pegangan agar jangan pernah kembali berpaling pada masa yang lalu.
Bahkan kedelai pun tidak akan jatuh pada lubang yang sama dua kali, kan?

Ha ha ha ... ngga usah terlalu serius bacanya.
Anggaplah ini semacam kaleidoskop perjalanan selama setahun terakhir persahabatan kita menjadi semakin kental tiap harinya kaya kuah kari. :D

Ngomong-ngomong kuah kari, bikin mie rebus enak nie!
Ceritanya disambung di surat berikutnya aja yah. Lapar soale.

Salam kuah kari
-Your Eva-

Dear Mate!

Hi Mate! mendapat balasan dari Dear Mate!

Sebentar, sejak kapan kah kita saling memanggil dengan sebutan 'Mate'?
Hehehe ...

Ingin tahu apa isi balasannya?
Klik aja langsung di sini.




Aku Udah di Kost Ya

Berdasarkan ketentuan #30HariMenulisSuratCinta, surat kedua harus ditujukan untuk selebtwit.
Bang Ikal, dirimu selebtwit kan?
Kalau pun bukan iya-in aja lah yah biar aku ngga didiskualifikasi sama tukang posku.

Aku kirim surat ini untuk Bang Ikal @monstreza karena ...

1. Pertama kali baca blog cerita "Menculik Pengantin Wanita" langsung follow eh ternyata di folbeck tanpa diminta. Seharian tuh aku acak-acak blognya dan ter-monstreza-kan. Akkhhh aku ngepens!!!

2. Dari semua kicauan tentang hati, merindu, lirik-lirik lagu, #enamkata, aku bisa meramal dari foto kamu berbagai pose .... sampai It's a quater after one. Cuma satu twit yang paling konsisten dan tampaknya menjaga banget komitmen untuk selalu ngetwit Aku udah di kost ya setiap malamnya, jam berapa pun.
Memangnya ada yang nungguin Bang Ikal gitu?

3. Diikutsertakan dalam project 'Jakarta-Bandung-Yogya'. Coba kalau pada waktu itu aku ngga berkeliaran di timeline, Bang Ikal ngga mungkin mungut aku kan? Iya kan? Kan? Gila! Ampe loncat-loncat di kasur soalnya ngga bisa salto sakin senangnya yang kemudian ngeri-stress sendiri aku mau nulis cerpen aaappppaaahhhhh? *ini off the record*. Btw, udah sampai mana tuh Bang perkembangannya? #lah malah nagih.

4. Bang Ikal! Kita itu udah ketemu tiga kali, Bang! TIGA KALI. Dan dengan santainya dia bilang, "Akhirnya kita ketemu juga yah, Eva kan?" pada sebuah launching buku sebut saja Dear Zarry's. 
Pertama ketemu itu waktu gathering 30harimenulissuratcinta2012 di The Opera Food Bandung. Kedua, waktu temu penulis Perkara Mengirim Senja. Wong, aku dapat tanda tangan Bang Ikal kok :). Dan kali ketiga yah waktu launching buku Dear Zarry's di mana tuh di Jakarta. *sigh*

5. Bang, udah di kostan belum? He :)

Berdasarkan lima hal di atas aku kirim surat ini untuk abang *cie abang* sebab entah kenapa beberapa yah well hampir sebagian dari flash fiction dan twit-twit Bang Ikal berasa aku banget gitu. Ngena di hati. Pas aja momennya kali yah. Walaupun bertampang sangar lebih mendekati menakutkan tapi hatinya hello kitty. Bang Ikal secara sadar ngga sadar telah menginspirasi aku untuk terus menulis dan menulis. Yah, pokoknya aku ngepens lah. :)))

Tertanda, 
Aku yang ter-monstreza-kan

14 January 2013

Apa Kabarnya Kamu?

Dear Kamu,

Sudah lama kita tak saling bertegur sapa yah?
Jadi apa kabarnya kamu?
Semoga saja kamu tetap sehat dalam lindunganNya.
Aku sedikit cerita boleh kan?

Hari ini program #30HariMenulisSuratCinta dimulai. Seperti tahun kemarin aku kembali ikutan. Tukang posku pun baru bukan lagi @hurufkecil tapi @lionychan. Semoga saja tukang posku yang baru sebaik hurufkecil. Mengikuti program menulis selama 30 hari membuat aku mau tidak mau jadi rajin menulis.
Dan entahlah mengapa justru surat pertamaku kutujukan untuk kamu, surat yang tidak mengandung rasa cinta sama sekali, surat yang bahkan tidak akan pernah sampai ke tanganmu. 

Melalui surat ini aku ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan banyak-banyak minta maaf atas apa yang telah terjadi pada kita.
Ada rasa kerinduan yang tidak bisa aku jelaskan dan deskripsikan dengan jelas.
Padahal kau tahu pasti bahwa aku ahlinya dalam menjelaskan hal-hal yang terkadang tidak udah dijabarkan.
Bukan! Jangan salah mengartikan bahwa kerinduanku ini sebagai alasan untuk berbalik lagi padamu.
Tentu saja tidak. Kau mengerti kan?
Kuharap kau mengerti.

Oh iya, sudahkah kau bertemu seseorang yang baru?
Seseorang yang jauh lebih baik dariku pastinya.
Ceritakan dan kenalkan padaku yah.
Nanti akan kukenalkan juga pada seseorang yang sudah mengisi hari-hariku selepas kau pergi.
Siapa tahu kita bisa double date :)

Dari Aku.

Hi Mate!

Apa kabarmu di sana?
Aku tahu kamu pasti sedang berada dalam puncak stress tingkat tinggi menyelesaikan deadline tulisanmu.
Dapat aku bayangkan lingkaran matamu yang mulai menghitam, rambutmu yang acak-acakan, pola makan-tidur yang menjadi tidak beraturan demi tenggat waktu yang kian dekat memburumu tanpa ampun.
Hahahaa ... ada rasa iri yang terbersit dalam benak, "kapan yah aku bisa nulis novel sepertimu juga?"

Sejak kamu disibukkan dengan tulisanmu, kamu jarang membaca cerpenku lagi.
Padahal dalam beberapa bulan terakhir aku banyak publish cerpen di blog.
Aku rasa kamu malah tidak menyadarinya, yah?
Cerpen-cerpenku rindu untuk kau komentarin, kau kritik sesukamu.
Lagipula siapa yang selalu menyemangati aku untuk terus menulis?

Ada banyak cerita yang masih ingin kutulis.
Tapi aku tidak mau menganggumu lebih lama lagi dengan menuliskan surat panjang-panjang.
Nanti malah tidak kau baca!
Biar kuceritakan di surat berikutnya saja.

Hi Mate! Sesibuk apa pun kegiatanmu, luangkanlah sedikit waktu untuk membalas suratku.
Kutunggu balasan suratmu :)

Semangat Menulis, Mate!

-Your Soul-


11 January 2013

Kisah Empat Sahabat

Ini bukanlah sebuah kisah dimana di dalamnya terdapat tokoh-tokoh khayalan dengan cerita bertemakan fiksi.

Ini sebuah kisah sederhana tentang empat sahabat.

*

Kami berempat, -Saya, Nenci, Icha, dan Riri- tanpa sengaja menjalin persahabatan. Kami dipertemukan dalam sebuah  wadah komunitas teater di kampus, Teater Topeng Maranatha. Dari mulai bolos jadwal kuliah bareng -yang mana beda jurusan-, jualan-ngamen bareng, begadang bareng untuk menyiapkan produksi satu pementasan sampai pada akhirnya jomblo bareng. Kebersamaan dalam keseharian itulah yang mempererat hubungan kami hingga usia persahabatan kami mungkin sudah berusia sekitar delapan tahunan. Lupa, sakin lamanya.

Menjelang malam pergantian tahun baru kemarin, kami AKHIRNYA dapat berkumpul BERSAMA. Mengapa saya menggunakan kapital untuk huruf 'akhirnya' dan 'bersama' sebab sangatlah sulit mempertemukan kami ber-empat seutuh dan selengkapnya. Karena Riri kerja di Jakarta, sisanya walaupun berada di kota yang sama tetap saja tidak membuat pertemuan berjalan dengan mulus. Pekerjaan adalah salah satu alasan utama yang sering terucap, lalu sudah ada acara lain, kemudian sedang di luar kota, sekedar tidak enak badan-meringkuk sakit, hingga tidak diijinkan keluar rumah sama mama, atau hanya dua kata -lagi malas-. Sesulit itu memang menyatukan kami dalam ruang temu.

Kembali kepada  topik akhirnya berkumpul bersama.
Semua itu disebabkan oleh Riri secara kebetulan tiba-tiba bertanya kepada kami bertiga beberapa hari entah minggu sebelumnya,

"Kalian malam tahun baru pada ke mana?" Tanya Riri di chat conference.
"Belum ada rencana yang pasti." Jawab saya.
"Gw sih pasti pada ngumpul terus babakaran. Duh, lagi bete banget gw .. Tahu ga sih ada gosip baru ..." Seru Nenci.
"Kenapa, Rie mau ke Bandung?" Icha balik bertanya.
"Bete kenapa? Ada gosip apa, Ne?" Saya merespon.
"Jadi kemarin tuh gw ..... " Nene pun bercerita panjang lebar tentang kebeteannya berasal.
"Terus gimana atuh, Ne?" Icha menaruh perhatian.
"Lah, kok bisa? Jadi gimana?" Saya pun jadi penasaran.
"..." Ketik Riri. Riri memang hanya mengetikkan titik tiga kali.
"Ya pokoknya bete deh gw, padahal yah ...." Nene masih antusias bercerita.
"Pokoknya GUEH mau malam tahun baruan di Bandung titik tanda seru" Kata Riri sebelum leave chat.
"Gw juga betelah kalo jadi lo, Ne!" Protes Saya.
"Iya, makanya gw harus gimana dong?" Timpal Nene.
"Ya udahlah yah cuekin aja." Saya bermaksud menenangkan emosi Nene.
"Rie?"
"Rie?"
"Btw, Riri mana yah? Dia ko leave chat?" Ujar Icha setengah jam kemudian.
"Tau tuh padahal dia yang invite chat kan trus leave chat ngga pamit (--")!" Protes Saya.

Petikan dialog di atas merupakan gambaran dari betapa dekatnya hubungan persahabatan kami yang juga mungkin menjadi penyebab mengapa kami teramat sangat jarang melakukan chat conference. Bahkan, jika saya kembali mengingat kami tidak pernah saling bertukar kabar sekedar bertanya "Apa Kabar?" atau "Test Contact". Berkirim pesan hanya jika memang sedang dibutuhkan teramat sangat saja.

Dan malam itu, sesuai dengan keinginan Riri kami berempat berkumpul di rumah saya. Menghabiskan banyak makanan ringan-berat, kopi, rambutan, popcorn, cerita, dan rindu hingga angka dua bergulir menjadi tiga, 2013.

Nah, kisah -yang menurut saya spektakuler- empat sahabat ini ingin saya ceritakan kepada kalian sekedar berbagi kisah.
Mari saya perkenalkan satu persatu para sahabat yang telah senantiasa setia selalu menemani, mendampingi, memuji, menari, mencaci-maki, mengigit, memukuli, menciumi, mengkritisi, dan saling mengisi berikut apa saja target yang sudah berhasil mereka capai di tahun 2012.

1. Nenci Dame Sabar


Saya ceritakan sedikit bagaimana saya bertemu dengan sosok yang lincah, pecicilan, kurang bisa konsentrasi dalam jangka panjang, pelupa parah, tapi memiliki hati serta jiwa yang besar.
Pada masa orientasi siswa (ospek) di SMA kami semua -murid baru- diperintah untuk jongkok, menutup mata dan menutup telinga. Keadaan tegang mencekam.
Ada suara tawa perempuan yang terkekeh-kekeh.
Kakak senior kemudian memanggil perempuan itu untuk berdiri di tengah lapangan.
"Kenapa kamu ketawa?"
"He he he, abisnya lucu kakak itu marah-marah nyuruh ini-itu sambil senyum-senyum. Sok galak."
Saya yang masih jongkok mengintip ke arah tengah lapangan dan melihatnya untuk pertama kali, Nene.
Mempunyai minat yang sama dalam bidang seni dan pencinta alam serta rumah yang berjarak 500 meter menjadikan kami berteman sangat dekat.
_
Resolusi 2012nya masih sama dengan resolusi 2011, Pengen beli laptop!
Cukup sederhana dan mudah sebenarnya hanya saja belum juga uangnya terkumpul sudah dibelikan barang lain yang lebih penting, penting menurutnya. Seperti, tas, sepatu, baju, celana, baju, celana, baju, celana dan keperluan mendadak lainnya, jalan-jalan. Ha!
Tapi akhir tahun kemarin akhirnya dia berhasil menabung dan memenuhi targetnya.
Taraaaaaa ...

Nene dan Laptop Barunya :)

2. Marrisa Amar


Sosok yang lebih akrab dipanggil Icha memiliki sifat keibuan maka dari itu beberapa dari kami juga ada yang memanggil Ibu Suri atau Chimot karena penyuka kucing dan terkadang kelakuannya memang mirip kucing. Suka mencakar dan mengigit! Selain jago masak, jago menulis naskah drama dan menyutradai naskah, dia juga jago bersilat lidah. Jarang di antara kami yang menang -atau malas- jika berdebat dengannya.
Sejak awal bertemu dengannya sudah bikin hati grgrgr!

"Va, kenalin ini Icha." Kata Nene.
"Eva"
"Icha"
"Eh, itu sorry abu rokoknya ke hidung." Ujar Icha sambil tangannya bergerak ke arah hidung saya.
"Oh iya?" Sahut saya yang kebetulan saat itu memang sedang merokok.
"Errrgg, bukan deng! Tahi lalat...."
"...."
-
Resolusi 2012nya adalah Traveling.
Mengapa traveling menjadi targetnya?
Hidup mengabdi pada keluarga dan teater membuatnya sulit untuk sekedar keluar rumah apalagi bepergian jarak jauh. Ditambah hobi jajan sehingga uang yang terkumpul akan habis tak bersisa dibelikan makanan.
Dengan nekad yang bulat, membuat aturan ketat untuk dirinya sendiri untuk tidak banyak-banyak jajan!
Akhirnya ....

Icha di Kepulauan Seribu :)


3. Christina Adriani



Sering disebut tweety karena hemppp lihat saja foto di atas. Riri yang kadang dipanggil Rie kalau lagi niat tapi kalau lagi malas cukup ii saja. Sebenarnya Rie adalah sosok yang paling pendiam di antara kami bertiga. Dia paling bijak dalam menyingkapi permasalahan curhatan hati kami bertiga. Selalu menjadi penengah dan bersikap netral jika kami mulai berseteru tentang hal-hal yang sama sekali tidak penting. Tapi jika kami sudah mulai larut dalam pembicaraan dan meng-ignore-nya maka akan keluar sifat aslinya yang galak nan jutek. Menyeramkan!

"Icha, Eva, Nene aku lapar ...." Rengek Riri.
"Iya bentar ii, last game." Kami bertiga sedang asyik main kartu.
"Icha, Eva, Nene aku lapar ...." Sepuluh menit kemudian.
"Iya ini beneran last game." Kami masih main kartu.
"Icha, Eva, Nene aku lapar ...." Sepuluh menit kemudian.
"Last game ii bentar yah." Kami masih main kartu lagi.
"AING LAPAR, GOBLOK!"
Dan kami pun langsung beranjak.
-
Resolusi 2012nya adalah Naik Gaji dan Punya Pacar.
Soal kenaikan gaji pasti menjadi keinginan semua orang.
Nah, kalau keinginan punya pacar ... untuk ukuran orang yang mempunyai pandangan skeptis tentang pacaran dan memandang sebelah mata terhadap pria itu wew surprisingly amazing gitu.
Yah, itulah yang terjadi. Entah apa yang mengubah pemikirannya tapi perlahan Rie mulai mau membuka hatinya untuk setiap pria yang mendekat. Walaupun tetap selektif dengan segala pertimbangan bebet-bobot-bibitnya nyatanya Rie sudah berstatus pacaran. Target terpenuhi!

(Sttt, kami semua hanya diam melongo begitu mendengar kabar itu sakin shock campur bahagianya!)

Riri dengan senyum manisnya karena naik gaji :) #kode

4. Christina Evaliana Irawan

Yang terakhir adalah saya sendiri. Cukup panggil saya Eva pake V bukan P.
Sejujurnya saya sudah berhenti membuat resolusi karena yang sudah-sudah yah hanya berlalu begitu saja tanpa adanya suatu tindakan nyata. Cukup dengan jalani dan nikmati hidup seadanya.
Hingga pada tanggal 25 Februari 2012, seorang teman memberikan Buku Antologi A Cup of Tea: Menggapai Mimpi. Di mana dia lolos seleksi dan menjadi salah satu kontributor penulisnya.
Cerita lengkapnya bisa di baca di Coretan Tentang "A Cup of Tea dalam Menggapai Mimpi".

Menjadi seorang penulis merupakan cita-cita yang terlupakan dan rasa iri yang menjalar membangkitkan kembali sel-sel yang sudah lama tertidur. Ada suatu keinginan dan tantangan besar kalau saya pun harus bisa menjadi kontributor penulis. Harapan saya cuma satu! Setidaknya ada cerpen saya yang lolos seleksi dalam lomba antologi.
Bulan Agustus kemarin cerita Kopi Jingga punya rumah dalam atap Antologi In The Name o(f)f Love. Lengkapnya ada di sini.
(Dan akan ada dua Buku Antologi lainnya yang akan terbit di 2013, Nantikan yah! #spoiler)

Lagi tanda tangan buku pesenan :)

Sudah ada di Gramedia terdekat :)))

Inilah kisah sederhana empat sahabat yang berhasil dengan sukses memenuhi resolusi 2012nya.
Terkadang keberhasilan bukan soal melulu tentang hasil akhir melainkan proses pencapaian!
Proses jatuh-bangun yang menyakitkan namun melegakan serta membahagiakan diiringi senyuman bangga lalu saling menertawakan kejatuhan masing-masing.

Dan tentang resolusi 2013 biarkan tetap menjadi misteri hingga nanti akan terungkap pada waktunya.

Empat Sahabat yang akhirnya bermalam tahun baruan di rumah saya :D

Jadi apa resolusi 2012mu yang sudah tercapai?