Dear As yang selalu kucari,
Bagi sebagian orang, kamu
hanyalah sebuah pajangan. Dijadikan pemanis di atas meja, disandingkan bersama
aneka toples, tumpukan majalah, atau vas bunga. Dijadikan sebagai cadangan
untuk tamu yang siapa tahu merokok. Parahnya dijadikan sebagai tong sampah. Nilai
dan fungsimu berkurang di mata mereka yang benci asap rokok.
Tapi, percayalah di mataku kamu
adalah sosok yang berharga. Sebagai orang yang cukup cinta kebersihan
lingkungan, saat memasuki sebuah ruangan yang pertama aku cari tentu saja
adalah dirimu. Agak terdengar aneh sih memang cinta lingkungan kok ngerokok.
Hei, kebersihan kan bukan soal prihal merokok saja. Makanya setiap aku mau
merokok, aku pasti mencari kamu dulu. Sebab aku pun tidak suka jika melihat abu
rokok serta puntungnya berserakan. Dan betapa geramnya aku jika mereka (aliran
no smoking) membuang bungkus permen, tissue, plastik, kertas, sedotan, ke dalam
asbak. Asbak itu kan buat abu dan puntung rokok.
Sekarang ini gerakan anti merokok
sedang gencar, sebagai perokok sangat amat aktif sekali tentu saja hal ini agak
merisaukan. Tempat merokok semakin terbatas, di mana-mana tertera smoking by
law. Merokok di sembarang tempat kena denda. Apa kabar yang buang sampah
berkarung-karung ke sungai? Kemudian banjir, masuk tivi, salahin pemerintah,
hih!
Walaupun memang ada ruangan
khusus merokok, seperti di bandara. Kamu tahu tempatnya kaya apa? Kami – yang ngerokok
di dalamnya- bagaikan ikan kecil di aquarium. Kecil nan sumpek. Kami pun saling
rebutan kamu karena jumlahnya terbatas. Tak heran banyak abu bertebaran dan
puntung menumpuk di setiap sudut. Betapa joroknya. Hei, kami itu perokok bukan
orang yang terkena penyakit menular yang harus diasingkan dan disingkirkan.
Kami –apalagi aku- sebagai
perokok juga (agak) sadar diri kali, tidak merokok di ruangan berAC, tidak
merokok jika ada bayi, anak kecil, dan cinta lingkungan (tetep). Makanya kehadiran
kamu itu penting banget buat aku, As(bak).
Yah, pokoknya gitu deh. Surat ini
ditujukan untuk kamu sebagai bentuk kekecewaan kalau bertamu, tuan rumahnya
ngga punya kamu, asbak.
Salam Asap Mengepul,
Perokok Aktif
APIK!!!
ReplyDeleteIni boleh jadi dasar suratku besok ga? Aku pengen buat balasan ke surat ini gitu, hehehe. Boleh ga? ;)
Thank U Onty, Tentu saja boleh lah? Hemphhh jadi deg-deg-degan gini keknya surat pembalasan dari aliran no smoking. he he he. Ditunggu :D
ReplyDeleteSalam cinta,
ReplyDeletePerokok beradab yang perasaannya juga tersampaikan melalui postingan ini.
:)))
Salam abu-abu cinta (00)9
ReplyDelete