26 November 2020

Tayo Bis Pembunuh

Sebuah etalase kaca di warung dekat kostanku dipenuhi dengan mainan mobil, robot, pesawat, kereta api, block plastik dan mainan lainnya. Awalnya aku tak acuh, hanya melirik sebentar saat menunggu uang kembalian.
Boleh juga nih warung kecil jualan mainan, bisa kuajak keponakanku ke sini kalau nanti dia datang berkunjung.


Saat sedang menunggu kembalian iseng kutanya harga mainan mobil Tayo yang sedang booming itu,



"Pak Kus, kalau mobil Tayo itu berapa?".

 

"Mobil Tayo yang mana?", tanyanya sambil melirik ke arah etalase.


"Itu mobil bis kecil warna biru!", kujelaskan sambil bergeser dan menunjuk ke etalase.


"HEY, JANGAN SENTUH!", bentaknya.



Seketika aku tersentak!




Terlihat jelas amarah dalam raut mukanya, namun perlahan menjadi sedih, menghela napas dalam perlahan dan berkata,




"Mainan itu tidak dijual! Ini kembaliannya.", menyerahkan uang kembalian dan kembali duduk menonton TV. Membakar rokok dan seperti tidak terjadi apa-apa.





Tanganku masih menggenggam uang kembalian, jantungku berdebar cepat dan diam berdiri mematung. Masih menelaah apa yang baru saja terjadi.





"Kurang kembaliannya? Kurang berapa?", tanyanya saat menyadari bahwa aku masih berdiri memandanginya dengan penuh tanda tanya.





"Oh, Ngga Pak Kus, makasih. Mari.", aku langsung terhenyak dan bergegas pergi.




"Dek, ...!", serunya ketika baru saja aku melangkah.



Aku pun menoleh,


"Dek, jangan pernah kau beli mainan Tayo bis kecil itu! Dia bis kecil pembunuh!, serunya dengan lantang. Kemudian kembali masuk ke dalam warung kecilnya.





Foto dari sini





















Bersambung