Selamat siang tu(h)an pohon pemilik akun tuannico,
Hai, apa kabar, Taun eh Tahu eh Tuan? Masih kah Tuan pelihara kumis? Masih kah suka memeluk pohon?
Mungkin Tuan merasa sedikit terkejut mengapa saya mengirim surat ini untuk Tuan, mengapa? Mengapa Tuan? Tanyakan hal ini pada Bose yang memberikan tema khusus ... ya Tuan tahu lah apa itu temanya.
Sebelum surat ini saya lanjutkan, tidak masalah kan saya memanggil dirimu, Tuan? Lebih enak terdengar saja daripada Nico atau Tuan Nico atau tu(h)an pohon atau kamar depan atau ... by the way nama asli Tuan siapa?
Oh iya, ijinkan saya memperkenalkan diri dulu. Tuan, cukup memanggil saya dengan sebutan Eva ngga usah pake embel-embel lain apalagi sayang. #halah. Melalui gathering 30 hari menulis surat cinta, kita dipertemukan. Dua kali rasanya kalau ingatan saya tidak salah tapi teman-teman bilang saya itu pelupa. Waktu itu memang kita tidak ngobrol banyak hanya sekedar saling menyapa dan kebetulan Tuan membaca surat lamaran saya tahun lalu jadi tukang pos. Kata Tuan, saya nyaris diterima. Dan saya lupa menanyakan mengapa saya akhirnya tidak diterima? Mengapa Tuan? Saya sedih, siapa yang tidak sedih dengan sebuah penolakan? Tapi yah hanya berlangsung beberapa menit entah detik yah sebab kata teman-teman saya itu pelupa.
Tuan, melalui surat yang sedang Tuan baca ini, ijinkan saya kembali melamar oh bukan oh bukan melamar jadi tukang pos, Hah? Apa! Bukan pula melamar Tuan jadi kekasih apalagi suami tentu saja tidak, Tuan! Sebab Tuan sudah memiliki kekasih demikian pun saya. Akan tetapi sebelum Janur Kuning melambai-lambai di depan rumah Tuan, saya masih punya kesempatan mengajak Tuan berjalan-jalan keliling Bandung di sore yang semoga saja cuacanya cerah. Naik mobil Agya hanya kita berdua, berkeliling hingga sampai ke Dago Giri. Kalau cuacanya cerah, kita bisa ngopi sambil menikmati cantiknya senja di sana. Bersediakah, Tuan?
Saya sudah menyiapkan list topik hemph atau pertanyaan yang sekiranya akan kita perbincangkan nanti kalau saya terpilih berkencan bersama Tuan. Ha ha ha, tenang! Bukan soal politik, filsafat atau sekedar kucing tetangga yang mati kemarin sore karena tertabrak motor pemilik kampung sebelah melainkan perkara persiapan pernikahan.
Sudah kah Tuan mempersiapkan semuanya? Tempo hari Tuan sedang mencari cincin yah? Sudah menemukan yang cocok? Ah, kapan yah cincin tersemat di jari manis saya? #eh.
Sekian surat lamaran ajakan ngopi ini saya buat di siang bolong teriknya matahari Bandung. Bersediakah, Tuan menerima (ajakan) saya? Saya tunggu kabar baik dan buruknya. Terima kasih atas perhatiannya sudah membaca. Have a lovely Tuesday.
Salam hangat
sehangat kopi #cheers
Eva, yang kerjaannya
ngurus pernikahan orang
Sssstt, ini ada sedikit oleh-oleh foto; langit senja.
Senja di Lawang Wangi, Dago Giri |
aku kok ndak pernah kamu ajakin kayak beginian? --"
ReplyDeleteEhmppph, kan kamu yang ngajak .. ngajak aku kerumah nanti pada waktunya. :D
Deletehahahahaha..
ReplyDeleteujung-ujungnyaaaa...
btw, senjanya keren, Va.
aku minta sepotong, ya! :D
Gw aja ga pernah... Errrrrrr..
ReplyDeleteKalian ada yang mau gw ajak???
:D :D :D
Yah, namanya juga usaha :D
ReplyDeleteBoleh, sepotong aja tapinya yah Nanti dia jadi jelek klo ngga utuh :D
Hemppphhh .....
ReplyDelete