06 February 2014

Antrilah Di Loket

Dear Ikaff

Ikaaaffffff masih ingat dengan sepenggal lagu dari P Project?

Antrilah di loket untuk beli tiket
Siapkan dompet awas ada copet
Antrilah semua biar disiplin
Walau ’pala pusing
Betis varises asal dapat tiket
Antrilah di loket

Jangan mengerutkan kening karena aku tahu kamu pasti bingung dan bertanya-tanya ada apa gerangan dirimu dengan lagu ini atau apa hubungannya lagu ini dengan pertemanan kita? Yap! Tidak ada. Memang tidak ada kenangan khusus prihal lagu ini dengan kita. Tapi aku, hanya aku! Ulang CUMA AKU.

Seharian tadi lagu ini terus menerobos masuk ke dalam sel-sel ingatanku. Biasanya kan kita (oh well gueh) suka stuck in my head saat mendengar lagu yang terakhir didengar. Tapi tapi tapi masalahnya ngga ada yang puter lagu ini. Tiba-tiba saja ... (ini agak panjang jadi seduh teh dulu gih :D).

Mungkin, disebabkan oleh faktor aku telah mengantri selama hampir dua belas jam. Can you image that? DUA BELAS JAM kurang tiga puluh menit. Pagi tadi, hemph subuh tepatnya jam tiga subuh aku sudah mengantri cantik di depan kantor imigrasi yang bahkan pintu gerbangnya masih digembok Pak Satpam. Yap, aku mau bikin passport.

Apa? Kamu ngga percaya? Nih aku kasih bukti foto antriannya,

Antrian Kantor Imigrasi jam 06.00

Foto itu diambil sama Minke (penting disebut) seminggu yang lalu, datang ke sana jam enam pagi udah panjang mengular antriannya. Alhasil ngga kebagian nomor antrian karena dibatasi hanya 50 pendaftar doang. Katanya sih ada gangguan dari pusat dan blablabla gitu deh. Kirain segala gangguan bakal beres seminggu kemudian. Ternyata tidaaakkk! Walaupun jumlah kuota pendaftar nambah jadi 100 orang dan kita (Minke dan Aku) sudah antri dari jam lima tetep aja ngga kebagian juga. Karena sebagian dari mereka udah ada yang antri dari jam sepuluh malam. ((( JAM SEPULUH MALAM ))). Padahal Kantor Imigrasi bukanya jam delapan pagi. ((( JAM DELAPAN PAGI ))).

Tapi, akhirnya hari ini aku berhasil mendapatkan nomor antrian. HELL YEAH! Sungguh membutuhkan perjuangan keras sampai ngga tidur untuk mendapatkan secarik kertas kecil berisi nomor doang. 
Kegigihan untuk mengantri di loket (yang masih tutup) dari jam tiga subuh.
((( TIGA SUBUH ))). Bikin aku jadi heri, heboh sendiri sakin bahagianya.

Banyak hal yang kupelajari dari soal antri mengantri, seperti; mendapat teman (seperjuangan), melatih sabar, sabar, sabar, sabar, sabar, dan varises persis lirik lagu P Project. Kelamaan berdiri. Dan mengapa aku menuliskan surat ini untukmu? Entahlah tiba-tiba terlintas namamu dan tulisanmu dulu tentang varises. Damn! Ini betis senut-senut parah minta perhatian dipijet. Aku sudahi dulu surat curhatan (agak ngga penting) ini yah.


Salam sambil pijet betis,


eVa

4 comments:

  1. evaaaaa... itu gilak banget ngantrenya! sambil nunggu giliran bisa sambil bangun candi dulu itu!
    itu di mana? bu Jok*** dan bu Ah** ke mana, sih?

    ReplyDelete
  2. Eva... kenapa kamu gak daftar online aja? :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena jumlah kuota pendaftarnya lebih sedikit cuma 50 orang dan tetep kudu antri juga. Sekian. Tapi udah beres kok sekarang. :D

      Delete