Dear Mba Djenar Maesa Ayu @djenarmaesaayu
Eh iya, Selamat Ulang Tahun (Iya, walaupun sudah lewat beberapa hari tetap saja pengen ngucapin) semoga selalu diberikan kebahagiaan bersama keluarga tercinta.
Pertama kali saya mendengar tentang penulis bernama Djenar Maesa Ayu justru dari Novel Nayla, itu pun karena ketidaksengajaan. Covernya pada cetakan pertama hanya peniti yang dikaitkan pada tubuh, tubuhnya Nayla. Saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nayla terlebih lagi dengan sosok yang menciptakan tokoh Nayla. Kemudian, Mereka Bilang Saya Monyet lalu Jangan Main-Main (dengan kelaminmu) dan Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek. Akkkhhh, semuanya teramat bagus dan keren untuk diabaikan begitu saja. Sekarang mereka sudah aman di lemari rak buku saya.
Hebatnya lagi ngga cuma sekedar menulis cerpen, novel, tapi Mba juga bisa menulis naskah film. Menggali bakat lain selain jadi aktor menjadi produser dan sutradara. Prestasi gemilang ditandai dengan banyaknya penghargaan. Pokoknya teramat hebat dan keren banget.
Koleksi buku saya bertambah dengan hadirnya T(w)ITIT!
Beruntungnya saya karena salah satu kota peluncuran buku T(w)ITIT! diadakan di Bandung.
Iya, akhirnya saya dapat bertemu juga pencipta tokoh Nayla di Kopi Lamping. Tidak hanya bertatap muka langsung tapi juga dapat foto bareng serta tanda tangannya. Hell yeah, tentu saja saya tidak melewatkan kesempatan emas itu.
Sabtu, sore hari di daerah Cipaganti adalah perjuangan mencari celah di tengah kemacetan. Untunglah, tiba tepat pada waktunya sesaat sebelum acara dimulai. Saya tidak ingin kehilangan satu momen pun.
Mengenakan celana pendek, tank top hitam dibalut cardigan hitam, dan rambut dicepol ke belakang, Mba Djenar terlihat santai dan menyapa ramah plus cium pipi kanan-kiri setiap pengunjung yang datang. Di antaranya itu saya, Mba!
Wow, rasanya itu bener-bener campur aduk. Luar biasa senangnya, groginya, kagetnya, sampai tak ada satu kata pun yang terucap, speechless.
Saat acara berlangsung gaya pembawaan dan penuturan, Mba juga nampak seperti yang lagi ngobrol-ngobrol rumpi, tidak terlihat sejutek dan segalak mukanya. Dan satu hal lagi yang wajib harus ada adalah bir. :))
Di bawah meja banyak banget berkaleng-kaleng bir, "Bawa sendiri ini! Di sini ga jual bir sih" ujar Mba waktu itu. Nama tempatnya juga Kopi Lamping, Mba yah jualannya kopi. Balas saya dalam hati.
Kaleng birlah yang menjadi pencair dan penghangat suasana antara fans yang grogi ketemu idolanya. Sayang, Mba Djenar tidak berlama-lama di Bandung jadi saya ngga bisa ngajak ke tempat nongkrong yang asyik nan seru buat ngebir, yang ngga jual kalengan tapi pitcher. Nah, kalau ada waktu teramat luang pas ada di Bandung, please feel free to contact me. #NgarepBangetAja
Satu hal lagi, MBAAAAAA itu re-cover bukunya ...... ya ampunnnn keren banget! Kepikiran idenya bikin cover bersambung gitu. Duh, jadi pengen beli buku lagi dengan cover yang baru.
Satu hal lagi, ini terakhir. Satu lagi .... Kapan mau publish Novel Ranjang?
Tak sabar menanti.
Sekian surat ini saya buat teruntuk idola yang pernah ngasih sekaleng bir selepas acara book-signing T(w)ITIT! selesai. Cheers!
Salam Kaleng Bir
-Fans (yang masih) grogi-
*Kaleng bir kosongnya masih saya simpen dijadiin celengan :))*
***
tante kalo ketemu aku bakal grogi juga gak yah? *only wondering* *kemudian dilempar kaleng beer* :)))
ReplyDeleteNah, kan ponakan baik gitu udah mengenal tantenya. *siapin berkaleng-kaleng buat nimpukin u* :D
ReplyDelete