Maaf, kemarin aku tak sempat membalas surat tentang Kunjungan karena kesibukan satu dan lainnya. Padahal itu hari minggu, hari di mana seharusnya kita menikmati libur atau sekedar meluangkan waktu bersama keluarga.
Ya ya ya, membaca suratmu perihal Ijazah membuatku kembali berpikir. Seberapa penting dan besarnya efek dari sebuah kertas bernama Ijazah untuk kehidupan kita selanjutnya? Dan rasa-rasanya kita sedang mengalami situasi serta kondisi yang sama.
Ini hanya pendapatku saja, V. Ijazah yang kita peroleh anggap saja semacam suatu bentuk penghargaan atas apa yang telah kita perjuangakan. Bangun pagi untuk kuliah, bertahan dari serangan kantuk saat dosen membosankan mulai menjelaskan, menunggu kelas berikutnya dengan jeda berjam-jam, tidak tidur mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian, dan terlebih lagi adalah uang untuk setiap ilmu yang kita dapatkan.
Melalui ijazah itu pulalah mereka melihat kemampuan dan menilai kita dalam bidang akademis. Kabarnya semakin tinggi nilaimu semakin besar gajimu. Faktanya adalah tidak semua sarjana cum laude mendapatkan pekerjaan dan gaji tinggi setinggi IPKnya. Begitu pun sebaliknya. banyak juga yang tidak bergelar sarjana, pastinya tidak memiliki ijazah juga, sukses dalam pekerjaannya.
Sepengetahuan aku, V. Ada banyak faktor seseorang dapat diterima di dalam sebuah perusahaan atau sukses berkarir sebagai wirausaha. Selain faktor teori yang kuat, skill, bakat, pengalaman, relasi, penguasaan praktek di lapangan juga penting. Seperti dalam acara tv yang sedang ngetrend selalu ada faktor x dalam diri seseorang yang membuatnya diterima bekerja atau sukses jadi pengusaha.
Berapa banyak coba sales khususnya yang masih melakukan sistem door to door itu lulusan sarjana dan berhasil menjual produknya? Ya mana mau lah udah bergelar sarjana melakukan pekerjaan macam gitu? Iya ga sih? Kalau aku sih ngga mau lah. :))
Toh, buktinya aku diterima kerja juga bukan karena ijazahku yang memamerkan nilai-nilai standar melainkan karena faktor banyaknya pengalaman menangani event-event di kampus dulu. Jadilah aku seorang event organizer.
Jangan terlalu terbawa emosi dalam menanggapi sesuatu. Mungkin, sekedar asumi saja ... mungkin temanmu itu sedang kesal dan melampiaskan kekesalannya padamu karena perusahaan tempatnya bekerja menahan ijazahnya sehingga temanmu tidak bisa pindah kerja. Ha ha ha
Buktikan pada temanmu kamu juga punya faktor x yang membuatmu sukses dan bisa bertahan hanya dengan menjadi freelancer tanpa perlu berangkat pagi dan pulang malam, ngantor.
Sudah menjelang pagi, besok harus ketemu calon klien.
Doakan saja supaya goal yah.
Tertanda
-Your Eva-
Ya ya ya, membaca suratmu perihal Ijazah membuatku kembali berpikir. Seberapa penting dan besarnya efek dari sebuah kertas bernama Ijazah untuk kehidupan kita selanjutnya? Dan rasa-rasanya kita sedang mengalami situasi serta kondisi yang sama.
Ini hanya pendapatku saja, V. Ijazah yang kita peroleh anggap saja semacam suatu bentuk penghargaan atas apa yang telah kita perjuangakan. Bangun pagi untuk kuliah, bertahan dari serangan kantuk saat dosen membosankan mulai menjelaskan, menunggu kelas berikutnya dengan jeda berjam-jam, tidak tidur mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian, dan terlebih lagi adalah uang untuk setiap ilmu yang kita dapatkan.
Melalui ijazah itu pulalah mereka melihat kemampuan dan menilai kita dalam bidang akademis. Kabarnya semakin tinggi nilaimu semakin besar gajimu. Faktanya adalah tidak semua sarjana cum laude mendapatkan pekerjaan dan gaji tinggi setinggi IPKnya. Begitu pun sebaliknya. banyak juga yang tidak bergelar sarjana, pastinya tidak memiliki ijazah juga, sukses dalam pekerjaannya.
Sepengetahuan aku, V. Ada banyak faktor seseorang dapat diterima di dalam sebuah perusahaan atau sukses berkarir sebagai wirausaha. Selain faktor teori yang kuat, skill, bakat, pengalaman, relasi, penguasaan praktek di lapangan juga penting. Seperti dalam acara tv yang sedang ngetrend selalu ada faktor x dalam diri seseorang yang membuatnya diterima bekerja atau sukses jadi pengusaha.
Berapa banyak coba sales khususnya yang masih melakukan sistem door to door itu lulusan sarjana dan berhasil menjual produknya? Ya mana mau lah udah bergelar sarjana melakukan pekerjaan macam gitu? Iya ga sih? Kalau aku sih ngga mau lah. :))
Toh, buktinya aku diterima kerja juga bukan karena ijazahku yang memamerkan nilai-nilai standar melainkan karena faktor banyaknya pengalaman menangani event-event di kampus dulu. Jadilah aku seorang event organizer.
Jangan terlalu terbawa emosi dalam menanggapi sesuatu. Mungkin, sekedar asumi saja ... mungkin temanmu itu sedang kesal dan melampiaskan kekesalannya padamu karena perusahaan tempatnya bekerja menahan ijazahnya sehingga temanmu tidak bisa pindah kerja. Ha ha ha
Buktikan pada temanmu kamu juga punya faktor x yang membuatmu sukses dan bisa bertahan hanya dengan menjadi freelancer tanpa perlu berangkat pagi dan pulang malam, ngantor.
Sudah menjelang pagi, besok harus ketemu calon klien.
Doakan saja supaya goal yah.
Tertanda
-Your Eva-
Ya, Va, temanku sedang kesal karena dia belum lulus meski kuliahnya seangkatan dengan kita ;p
ReplyDeleteNah kan selalu ada Faktor Xnya ... Oh iya? belum lulus juga? Semoga saja cepat lulus yah ))
ReplyDelete