11 February 2012

Surat Terakhir

Dear Kekasih Andry Utu Tulung

Seperti yang kamu tahu bahwa aku sedang ikut #30harimenulissuratcinta iyah selama 30 hari ini aku menulis surat cinta ... surat yang aku kirim kepada orang – orang yang aku kagumi ... surat yang kadang hanya berisi celoteh saja .. surat yang bahkan jumlahnya tidak mencapai 30 buah ... surat yang tidak semuanya aku kirim kepadamu .. bukan berarti aku tidak cinta padamu, hanya saja aku membagi cintaku (dengan takaran yang jauh lebih banyak tentunya untukmu) kepada yang lain.

Seperti yang kamu tahu aku cinta pada cappuccino yang tidak begitu kamu sukai. Aku tidak suka coklat, dia manis, aku tidak suka teh, dia meninggalkan rasa dilidah sesudahnya, aku tidak suka kopi hitam yang berampas, dia pahit, aku suka cappuccino karena dia perpaduan antara pahit dan manis.

Seperti yang kamu tahu aku suka menulis ... terkadang aku menulis apa yang aku lihat – dengar – rasakan ... terkadang aku juga menulis apa yang ada di pikiran ... terkadang aku juga menulis apa yang ada di alam bawah sadarku. Tidak semua dari tulisanku itu adalah 100% fakta kehidupanku.

Seperti yang kamu tahu ini adalah surat yang terakhir .. kamu tahu kenapa aku mengiriminya khusus untukmu? Karena angka 30 itu mewakili aku dan kamu, kita. 30 April kita secara resmi berpacaran, tanggal sakral menurutku. Hehehee. Jadi, karena ini angka 30 yang sakral menurutku, siapa lagi yang berhak menerimanya selain kamu, kekasihku.

Seperti yang kamu tahu kita sudah bersama dengan status pacaran selama 10 tahun 9 bulan. Aku tidak ingin mendesakmu tentang prihal perkawinan. Jangan lamar aku sebelum kamu mendapat penghasilan tetap yah. Aku tidak mendesakmu untuk segera mendapat pekerjaan. Tidak masalah kamu tidak punya pekerjaan tetap yang penting penghasilanmu tetap :D. Jangan lamar aku sebelum kamu punya rumah, bukannya aku tidak mau tinggal bersama ibumu, hanya saja aku tidak ingin wilayah pribadiku terbagi, walaupun itu terbagi dengan ibumu. Apakah aku terlalu muluk? Tak apa jika kamu menganggap aku sebagai perempuan yang matrealistis. Tapi bagi aku perkawinan bukan hanya sekedar pemberkatan dan pesta resepsi, tanggung jawab akan 80% dipikul olehmu sebagai kepala rumah tangga. Jadi ini bukan perkara matrealistis, ini perkara realistis.

Seperti yang sudah aku jabarkan di atas ... jika kamu sudah mampu memenuhi syarat itu ... aku tunggu lamaranmu dirumahnya.


Pssstt : Aku lebih suka pake cincin emas putih lho!

No comments:

Post a Comment