04 March 2013

Mencari Nomor Resi

Katanya kalau lagi emosi harus menjauhkan dari media online, daripada nyampah dengan kata-kata berunsur makian nanti bikin suasana timeline ngga enak dan pada akhirnya akan disesali sendiri saat emosi reda.

Terus katanya juga, kalau emosi lagi naik mending jangan nulis apa-apa deh. Nanti tulisannya penuh dengan cacian lalu bikin pembaca ngga enak hati dan tentu saja akan disesali kemudian saat emosi turun.

Masih katanya lagi, kalau lagi emosi mending ngga usah ngobrol atau ketemu sama orang dulu. Disadari atau tidak, orang itu akan dijadikan semacam pelampiasan. Kemudian menyesal setelah orangnya keburu sakit hati.

Itu katanya, katanya, katanya, katanya siapa sik????? 
Kaya yang ngga pernah emosi aja seumur hidupnya. Jadi, maksudnya kalau lagi emosi saya harus diam aja mengurung diri di kamar. Gituh? Lagian siapa yang emosi? Siapa? Siapa, hah? Saya ngga emosi kok! Cuma mencari nomor resi.

Tapi yah emosi itu ngga baik dipendam. Membusuk di dalam. Hih! Keluarin aja semuanya! Walaupun masalahnya tidak terpecahkan well at least agak mendingan gituh rasanya.

Yup, seperti yang baru aja saya alami hari ini. Pokoknya serba Arrgghhh! Begini kronologisnya,

Jumat kemarin entah ada setan apa yang merasuki kepala saya, tiba-tiba tanpa berpikir lebih panjang saya memesan blackberry di situs online.
Responnya cukup cepat dan agak agresif karena rajin bener nanyain udah transfer apa belum? 
*Arrghh! Sebenarnya ini pertanda tapi gw masih buta*
Idealnya kan setelah melakukan transfer kemudian kita akan diberi nomor resi. 
*Helookk, gw juga sering belanja online kali!*
Sabtu dan Minggu berlalu begitu saja. Masih belum dapat nomor resi. Saat saya tanyakan via sms barang sudah dikirim ama boss nanti akan dicek lagi katanya. 
*Arrghhh! Tuh kan adalage katanya dan itu tuh pertanda dasar yah emang ngarep si gueh jadi ho'oh aja di php-in*

Dan hari ini saya dapat telepon dari bosnya mengenai nomor resi barang pesanan saya \o/

"Siang Mba Evalia."

"Evaliana."

"Iya, Siang Evalina"

"Evaallliaaa. Yah kenapa???"

"Maaf, sebelumnya ada kesalahan pada anak buah saya dalam pengiriman. Jadi ada empat buah paket blackberry yang dikirim ke alamatnya Ibu."

"IBU??? Eh, hemmpp EMPAT? Ko bisa? Kan saya pesennya cuma satu doang?"

"Iya, ini kesalahan anak buah saya dan pihak Tiki tidak bisa menarik barang yang sudah dikirim maka dari itu saya belum bisa memberikan nomor resinya pada Ibu. Dari Sabtu sampai Minggu kemarin sedang saya usahakan sampai hari ini."

"Ouhh okaaayy jadi gimana?"

"Karena barang sudah keluar dan akan terkirim ke alamat Ibu itu senilai sepuluh juta saya perlu jaminan."

"Jaminan gimana? Eh itu barang pesanan orang juga kan?"

"Ibu bayar jaminannya saja sebesar satu juta lima ratus ribu rupiah. Barangnya mau Ibu tawarkan ke teman-teman atau kolega boleh siapa tahu ada yang berminat. Kalau tidak laku dikembalikan saja ke toko kami."

"Bentar, Pak. Bentar! Anak buah Bapak melakukan kesalahan terus saya yang harus tanggung akibatnya dengan membayar sejuta lima ratus ribu rupiah?"

"Sebag ..."

"Bapak jangan potong pembicaraan saya! Apa jaminan buat saya paket barang empat blackberry itu sampai ke rumah saya? Barang yang saya pesan saja ngga sampai-sampai!" 

"Kalau Ibu setuju membayar jaminan nanti saya kirim nomor resinya. Hari ini langsung dipaketkan pakai kilat Tiki. Besok sudah sampai."

"Dengar yah, Pak. Saya itu customer! Itu kesalahan anak buah Bapak yah Bapak yang tanggung jawab dong. Ngga ada urusan dengan saya. Kewajiban saya sudah selesai. Sekarang saya minta hak saya! Saya tunggu kabar nomor resi barang saya. Dan jangan panggil saya Ibu!!". 

"Saya usahakan Bu, Mba ..."

Tuttt tuttttt ttutttt.

Kemudian badan berasa tak bertulang. Lemes selemes lemesnya. Gemetaran hebat kaya belum makan dari kelas tiga es de. Seperti keluar dari rotasi bumi, okeh ini lebay. Yah, gimana sih rasanya ditipu mentah-mentah. Puaahh! Ngga enak kan. At least well done gituh. 
Energinya sudah habis duluan, ngga ngerti mau geram, murka, nangis, ketawa, salto, apa kek you named it. Yang saya lakukan adalah mencari nomor resi dari barang yang telah saya beli. Itu aja ko.

***

Note :
Hati-hati dengan situs online yang menjual gadget murah muriah.
Terutama situs ini http://www.javastor.blogspot.com/ blacklist!!!
Bantu sebarluaskan yah agar ngga ada lagi manusia bodoh macam saya yang tertipu.

4 comments:

  1. Yaelah, tante. Hari gini masih percaya shopping gadget online? Kalo beli gadget (apalagi BB) mending beli langsung di toko yang bergaransi resmi TAM, mungkin harga sedikit lebih mahal dari yang ditawarkan di online shop, tapi lebih aman dan tahu-tahu asli. Pas bayar juga langsung dapet barangnya, gak perlu harap-harap cemas nunggu barangnya dateng ato gak.
    Hmm, rada miris juga sih baca cerita tante ini (jadi ingat kejadian yang hampir sama yang pernah menimpaku taon 2010) heu!

    Akhir kata, be aware, tante! Jangan mau dibodohi sama orang bodoh yang gak punya hati. :D

    *ketjup dari Ha Noi* *kemudian melipir*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nie emang lagi kesabet. Duh lah. Heheheheeeeee. Thank u yah Darl :*

      Delete
  2. Ni penipu bego juga ya, masa ngomong gini ---> "Kalau Ibu setuju membayar jaminan nanti saya kirim nomor resinya. Hari ini langsung dipaketkan pakai kilat Tiki. Besok sudah sampai."

    kan katanya udah dikirim!

    Ikut kesel dengernya, eh bacanya, eh dua-duanya, eh whatevalah..

    Semoga nanti ada gantinya yang jauh lebih besar ya... ikhlasin aja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya V udah (agak) ikhlas kok ... cuma kesel ama kebodohan gw aja. He he he. Min Amin banget lah itu.

      Delete