Perlu tiga hari untuk menenangkan emosi tingkat tinggi yang sedang berkecamuk di dalam kepala-mulut-hati-perut sampai akhirnya saya dapat menulis kembali. Menuliskan kejadian penuh arrgghh dalam kurun waktu dua puluh empat jam, Senin yang lalu.
Pagi, terbangun dari sebuah mimpi buruk yang membuat kepala seperti dihantam palu segede gajah berulang kali. Mimpi tentang munculnya kembali seseorang yang kamu takutkan. Sakin takutnya lebih baik tidak perlu saya ceritakan detailnya. Pokoknya tuh mimpi bikin Arrgghh.
Siang, tersadar bahwa saya baru saja menjadi korban penipuan online. Arrgghh banget deh. Cerita detailnya ada di sini Mencari Nomor Resi.
Menjelang sore, terharu mendengar kisah cinta klien yang akan menikah Bulan Juni nanti. Yang bikin Arrgghh momennya adalah kisah mereka terdengar familiar di telinga saya. Pertama, umur calon pengantin wanita sama dengan saya. Kedua, sama-sama kuliah di Universitas yang sama hanya beda jurusan *pantes, dalam hati mukanya asa familiar*. Ketiga, mereka sudah pacaran sebelah tahun. Mengalami putus-nyambung dan saat calon pengantin pria melamar calon pengantin wanitanya agak ragu kemudian putus. Setahun kemudian memutuskan untuk menikah dan memakai jasa wedding planner. *iyeehh kerjaan! kerjaan*.
Well, sebagai orang yang juga pernah pacaran menahun ehmmp sebelas tahun tepatnya mendengar kisah mereka yang happy ending sedangkan yang saya alami malah sad-tragic ending itu Arrgghh parah rasanya. Ada iri yang menyelinap diam-diam lalu mengerogoti pikiran sampai bikin perut mual memikirkan hal yang seharusnya tidak boleh dipikirkan barang sedetik pun.
Sore, terburu-buru mengantarkan obat dari Dago ke Rumah Sakit Anak Hermina, Pasteur di jam pulang kantor. Sebab anak bos sakit dan obatnya tertinggal di rumah. Nyatanya begitu sampai di sana, obatnya sudah tidak diperlukan lagi. Hujan pun turun dengan deras menambah kesan Arrgghh semakin dramatis. Bos beserta keluarga pulang naik mobil, saya terduduk diam tegang di lobby menunggu hujan mereda. Arrgghhnya lagi adalah di sana banyak anak kecil berkeliaran *iyalah namanya juga rumah sakit ANAK*. Masalahnya saya mempunyai semacam ehmpp apa yah namanya ketakutan tidak beralasan jika sudah berhadapan-berhubungan-bersentuhan dengan mahluk yang disebut anak kecil, khususnya bayi. ARRGGHH!
Dalam ketegangan harap-harap cemas menunggu hujan segera reda ada pesan masuk dari adik saya. Sebelumnya perlu saya tekankan bahwa kami jarang sekali berkomunikasi via sms. Setiap saya kirim sms pun tidak pernah dibalas olehnya. Jadi, ini pasti sesuatu yang penting.
"Kak, di mana?"
"Di Pasteur, kenapa?"
"Pulang jam berapa?"
"Bentar lagi, kenapa? Tumben banget sms."
"Kirimin makanan ke sekolah lah, Kak. Lagi kerja kelompok. Duit abis buat makalah."
"Makanan apa? Nasi gituh?"
"Iya apa aja, Kak. Kelaparan."
"Ya udah tunggu yah."
"Buruan!"
Terbayang bagaimana lelah, lemah, dan laparnya dia. Ini baru pertama kalinya dia secara gamblang meminta sesuatu dari saya, tanpa menunggu lebih lama lagi hujan pun diterjang. Membelikannya sebungkus nasi padang, sesisir roti, minuman dingin, serta air mineral botol besar.
"Ngga jadi deh, Kak. Ntar kehujanan Kaka." sms ini baru terbaca setelah sampai di rumah.
Terheran saat akan menyerahkan belanjaan tadi hanya menemukan kresek hitam berisi nasi padang yang tergantung di motor. Kresek putih berlogo Indomaret berisi roti dan lainnya tidak ada, terjatuh entah di mana tanpa saya sadari. Arrgghh!!!
"Tadi Kaka beli roti ama minum tapi kayanya jatuh deh di jalan."
"Ya udah ngga apa-apa."
"Kamu sama sekali ngga pegang uang?"
"Ngga! Pinjam lima ribu dong buat pegangan sampai rumah."
Sial yang menjadi untung baginya adalah lembaran paling kecil di dompet itu dua puluh ribu. Iya, iya sebagai saudara sekandung kami memang tidak boleh hitungan. Hutangnya dia tidak pernah dihitung tapi hutang saya padanya terus dihitung berikut bunganya.
"Masih lama? Pulang jam berapa?"
"Sejaman lagi lah."
"Ya udah Kaka pulang yah."
"Makasih yah, Kak."
"Eh hati-hat ...." kata hati-hati di jalan menguap saat berpaling dan melihat sekumpulan piranha menyerbu sebungkus nasi padang.
Maka dari itu saya memutuskan untuk membeli beberapa roti dan minuman lagi. Kali ini akan saya pegang erat-erat agar tidak terjatuh lagi.
Terkesiap melihat gerbang sekolah sudah ditutup. Suasana tidak seramai tadi, sepi. Padahal saya hanya pergi sekitar tiga puluh menit.
"Sudah pada pulang, Bu." ujar Satpam.
Arrgghhh!!!
Malam, tergeletak di atas kasur. Pusingnya kepala akibat mimpi buruk tak kunjung hilang. Kata Arrgghh yang tak berhenti keluar dari mulut. Lembaran kenangan yang sudah ditenggelamkan muncul kembali perlahan ke permukaan, menyesakkan hati. Letihnya hari menaikkan asam lambung dan perih di lambung.
Akhirnya hari senin akan segera berakhir dalam hitungan jam. Yang perlu dilakukan hanyalah beristirahat, mengucap syukur padaNya atas hari ini, dan menyambut hari selasa nan ceria.
"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34)
"Kaaaaaaakkkk ....."
"Iya, Mah."
"Setrikain bajunya papa dulu sebelum tidur yah."
"Iiiiyyyyyaaaaa ...."
ARRGGHH!!!!
***
kasian kasian kasian Eva... Pukpuk Eva...
ReplyDelete(waktu denger secara live komennya ngga gini da) thank u yah V :D
ReplyDeleteDibikin FTV ini keren deh, tan :D
ReplyDeleteeh tante gak suka bayi? yaelah, pantes ckckckck *kabuuurrrr*
*lari-lari sambil teriak* --> AYAT ALKITABNYA KEREN! *kemudian insyaf* *peluk tante dari jauh sambil sodorin makanan kesukaannya* :D
Iya yah lucu juga dijadiin film tapi semua tokohnya gueh. wkwkwk.
DeleteYaelah, pantes ckckck <--- itu maksudnya hapahhhh, hah???
*terima makanannya aja ngga pake peluk* Thank u syayalalalaa
dari cerita ini semua orang tahu,
ReplyDeleteEva itu perhatian, baik, sabar, dan penyayang keluarga.
Cocok jadi pasangan hidup, tuh, buat para pria.
Selain itu, dia piawai menyetrika,
cocok jadi... em, cocok jadi.. emmm... .
Akhirnya ..... komenya Ika bagus semua ...
DeleteNgga ada kata-kalimat yang di revisi dan mengandung pujian plus promosi ... akhhhhhhhhhh --------/0/ senangnya.