14 January 2012

Surat Kedua Untukmu

Dear @Andry_Tulung

He he he ...

Agak aneh yah rasanya kalau saya mengirim surat untukmu, padahal bbm hampir setiap menit, belum ditambah twitteran, ym-an, facebookan. Yah, tidak akan pernah ada media yang cukup untuk mengambarkan sebuah kata cinta.

Lagipula sebelum orang mengenal internet, media surat – menyurat lah yang digunakan untuk menyatakan cinta atau sekedar salam rindu. Tukang pos yang hampir bosan mengirim surat ke alamat yang sama dari orang yang sama. Kemana yah tukang pos itu sekarang?

Mungkin sekarang tukang pos itu menjelma menjadi @PosCinta yang selalu setia mengirimkan surat – surat cinta kepada orang yang kita cintai hanya dengan itungan detik.

Ngomong – ngomong masalah tukang pos, jadi teringat dulu saat saya mengirimkan surat pertama untukmu sepuluh tahun yang lalu (benar – benar datang ke kantor pos, beli perangko, dan melihat amplop surat itu bersatu dengan surat – surat lainya yang akan dikirim kemudian hari).

Entah mengapa, suratnya terlambat beberapa hari ...

Rentang waktu yang hanya beberapa hari membuat segalanya kacau dan berantakan, masih kah kau ingat kejadian sepuluh tahun itu?

Menyakitkan memang, bukan maksudku untuk membuka luka lama ...

Hanya saja kau jadi menganggapku membagi cinta disaat saya berpikir kau adalah masa lalu.

Anyway, itu terjadi sepuluh tahun yang lalu ... semua luka sudah dibukukan, bukunya dibakar, dan abunya dibuang ke laut.

He he he ...

Jadi ini adalah surat keduaku untukmu.
Jangan takut dulu, ini bukan surat yang sama dengan yang pertama.
Melalui surat ini saya hanya menyatakan sebuah perasaan tentang merindu.
Apakah kamu tahu apa itu merindu?

Rindu itu ..
Seperti berharap mentari muncul saat pagi terselimutkan hujan.
Berharap hujan turun saat terik mentari menyengat kulit.
Merana rindu pada alam.

Rindu itu ..
Menginginkan ibu memasak ayam goreng,
Tapi hanya ada tahu dan tempe dimeja.
Merana rindu pada makanan.

Rindu itu ..
Mengepak barang dan pergi ke luar negeri, Itali mungkin?
Saat kau tidak punya sepeserpun.
Merana rindu pada liburan.

Rindu itu ..
Saat terdengar derungan mesin motor 250ccnya,
Tapi yang terlihat motor yang lain.
Merana rindu padamu ….

Salam rindu,
Untukmu.

No comments:

Post a Comment