29 January 2012

Aku si Anak Ayam

Untuk Achi


Emakkkkk Achi, sombongnya dirimu.
Jadi, bagaimana kabarnya emak di sana, di Ibukota yang panas serta ganas itu? Apakah emak senang tinggal dan bekerja di sana? Kok jarang pulang ke Bandung sie,mak? Aku kan kangen.

Tak terasa yah ternyata sudah tiga tahun berlalu .. tiga tahun pula aku mengenal sosok emak. Emak yang mengenalkan aku dalam dunia event organizer, mengajarkan aku banyak hal sampai akhirya aku bisa lulus dari kampus orange dengan predikat memuaskan. Hehehehe.

Emak, aku kangen.

Tanpa emak ada di samping aku, tanpa melihat emak di ruangan rasanya bagaikan anak ayam yang kehilangan induk. Emak, kau lah induk ayamku. Bingung harus ngapain tanpa ada emak. Tapi, sekarang aku belajar untuk bisa mandiri.

Kalau saja emak tidak pergi meninggalkan aku mungkin selamanya aku tidak bisa mandiri seperti sekarang ini. Kadang – kadang mental manusia itu memang terbentuk karena adanya suatu kondisi yang dipaksakan, iyah ngga sie mak? Sok pintar aku tampaknya. Berkat emak yang sering menerjunkan sampai aku berkali – kali hampir tenggelam di samudra hidup tanpa ban pengaman, membuat aku bisa merasakan proses susah dan menderitanya untuk mencapai kata sukses. Iyah, emak sekarang aku mengerti mengapa emak dulu begitu tega pada si anak ayam ini. akhirnya aku menyadari apa yang emak lakukan dulu ternyata untuk kebaikan aku juga. Sayangnya, aku sadar justru di saat emak sudah hijrah ke kota lain.

Walaupun aku masih dalam tahap mencapai kesuksesasn itu, (belum dan insya allah yah, mak. Doa-in aja) melalui surat ini aku cuman mau bilang terima kasih atas kebaikan emak selama di kampus orange. Semua yang emak ajarkan tidak ada yang percuma. Apa yang kita lakukan pasti akan berhasil jika kita melakukannya dengan cinta dan sepenuh hati.

Dengan cinta aku kirimkan surat ini khusus untuk Emak yang sudah banyak berjasa membentuk mental aku di kerasnya arus samudra hidup ini.

Tertanda,

Dari Anak Ayammu ...

No comments:

Post a Comment