22 January 2012

Adakah Ide di sana?

Hai Ide .. atau apapun namamu di luar sana.

Bagaimana kabarmu di luar sana? Apakah kau baik – baik saja? Apakah kau dirawat dengan baik?
Ide, aku khawatir! Sungguh!
Kau pergi sudah terlalu lama ... kabar darimu hanya semeliwir angin kasat mata. Ide, aku mengaku salah. Aku memang bersalah padamu. Kehadiranmu dulu hanya kuanggap angin lalu ... Semua kata – katamu berakhir di tempat sampah tercerai – berai. Aku minta maaf tidak pernah menghargaimu.
Tapi, aku berubah sekarang. Aku menyesal, ide

Setiap malam aku memasang telingaku, agar aku mendengar lirihmu sekejap saja.
Setiap malam aku memasang mataku, agar aku melihat bayanganmu sekelebat saja.
Setiap malam aku berdiam diri, agar aku merasakan kehadiranmu sejenak saja.
Setiap malam aku lalui ... entah ini sudah malam yang keberapa?Namun, sepi ... hanya suara angin malam yang kesepian.

Adakah Ide di sana?
Mengapa kau tidak juga kembali? Kau masih marah padaku yah?

IDE MAAFKAN AKU!
Ide jika kau mau kembali padaku, aku berjanji 3 hal untukmu.
1. Aku berjanji akan mendengarkan kata demi kata yang keluar darimu
bukan lagi mengenyahkanmu dan sibuk dengan klienku.
2. Aku berjanji setiap kata – kata yang keluar darimu itu akan kutulis rapi di buku khusus “My Idea” lalu akan kutulis ulang di laptop dengan folder “My Idea”
bukan lagi kertas bekas atau tisu yang kutinggalkan begitu saja di tempat sampah.
3. Aku (berusaha) berjanji mengganti kopi dengan teh atau bahkan air putih,
mengganti rokok dengan buah atau wortel saat kau datang berkunjung. Ini sulit!
Tapi pasti bisa!

Adakah Ide di sana?
Jadi, ide dimana kamu?

Tolong jika Anda menemukan dia,
Sampaikan rasa menyesalku dan janjiku padanya.
Sampaikan pula salam teh hijau untuknya,
Cepatlah pulang sebelum teh nya dingin.

Adakah ide di sana?

No comments:

Post a Comment