14 November 2011

Jejak Terakhir yang Tertinggal

Awal Bulan November ini suasana kantor tidaklah lagi sama.

Seperti Black Eye Peas misalnya yang tiba – tiba mengundurkan diri dari dunia permusikan. Betapa kacau dunia permusikan kehilangan group musik hip hop yang selalu menguncang dunia lewat lagu – lagunya.

Awalnya mungkin seperti No Doubt ... musiknya sempat menguncang dunia. Lalu tiba – tiba hilang dan sekarang Gwen jadi solo karier.
Berjuta – juta fans sedih karena kehilangan idolanya. Namun, Gwen memutuskan untuk bersolo karier sampai sekarang.
Mungkin personil lainnya pun sudah disibukkan dengan aktivitasnya masing - masing.

Yah, selalu ada perpisahan dalam setiap pertemuan.

Perpisahan antar group band pasti terjadi. Semuanya tidak akan sama lagi.

Seperti kalian yang tidak kutemukan lagi duduk di meja kerja kalian masing - masing.

Perasaan saya mungkin sama dengan berjuta – juta fans No Doubt itu. Sedih karena harus berpisah dengan group band idolanya.

Well, bukan berarti saya ngefans dengan kalian .. hanya saja suasana kantor tidak lagi sama tanpa kehadiran kalian.

Adit, yang selalu tiba – tiba datang (bagaimana mungkin badan yang sebesar itu bisa tiba – tiba muncul tanpa bersuara) dan menyita perbekalan roti makan siang. Sekarang roti itu selalu ada bahkan sampai pulang kerja. Dia aman! Haknya tak lagi dirampas. Namun, semuanya itu tidaklah lagi sama. Untuk apa makanan yang tersisa? Lalu akhirnya berakhir di tempat sampah, bukan perutmu.


Phanie, yang selalu menyapaku di pagi, siang, sore, menjelang malam dengan suaranya yang (agak) mencicit jengkling cepreng gimana githu “evvvveeeeee” terkadang (amat sangat) menganggu tingkat konsentrasi dan kesadaran saya. Sekarang tak ada lagi sapaan yang menganggu konsentrasi. Namun tetap saja, justru saya malah kehilangan konsentasi. Kuping saya sudah terbiasa mendengar suaramu, celotehmu, bahkan curhatanmu yang tiada akhir. Afternoon session pun dibubarkan dan base camp sudah tergantikan dengan yang lain.


Rangga, yang selalu muka datar, tanpa ekspresi, dan sekalinya berekspresi hanya tampang marah, jutek, dengan kata – kata singkat, padat, dan datar penuh aura tanda seru. Ruangan desain sekarang lebih damai dan tentram tanpa raut muka datarnya. Namun, justru itu yang membuat ruangan desain dingin seperti tak berpenghuni.


Jovi, yang selalu pernampilan necis, yang membuat kehadirannya diketahui semua orang dengan bau parfumnya, yang selalu ribut karena rebutan telepon. Sekarang suasana lebih kondusif bagi sebagian hidung orang kantor. Saingan untuk merebut tahta telepon berkurang. Namun, tanpa ada persaingan semuanya terasa hambar seperti hidungku yang tak mencium bau menyengat pafrummu itu.


Entahlah kepergian kalian itu membawa dampak yang positif atau negatif bagi saya pribadi.

Yang jelas suasana kantor tidaklah lagi sama tanpa kehadiran kalian.
Seperti No doubt yang menghilang dari dunia musik.

Seperti yang kerap kali saya katakan bahwa setiap ada pertemuan selalu ada perpisahan.

Di tempat inilah saya dipertemukan dengan kalian-manusia-manusia-hebat-dalam-bidangnya. Dan di tempat ini pulalah kita berpisah.

This is it!

Ini adalah kata – kata perpisahan terakhir saya untuk mereka – mereka yang sudah lebih dahulu meninggalkan jejak di tempat ini.

Sengaja saya menuliskan kata – kata perpisahan untuk kalian di akhir.
Karena tidak akan ada lagi kata – kata perpisahan.

Ini yang terakhir! Saya simpan untuk kalian.

Melalui tulisan ini, saya pun akan mengakhirinya.

Ini adalah akhir saya di babak ini.

Sampai bertemu lagi di awal dengan babak yang lain, babak yang baru!



_The End_

No comments:

Post a Comment