13 November 2011

Bernostalgia di Potluck Cafe

Dulu saya menemukan tempat ini bersama teman – teman kampus saat akan menyaksikan pagelaran seni yang ditampilkan oleh Teater Sendal Jepit.
Awalnya sedikit tersasar karena muter - muter mencari jalan menuju ke sana dan setelah sampai pertunjukan pun sudah babak terakhir.


Tempat yang lumayan asyik untuk nongkrong, kopinya enak dan yang pasti cappuccinonya pekat.
Setelah mengetahui tempat ini dan gagal menonton pertunjukan itu, kami jadi sering menghabiskan waktu di sini. Hanya nongkrong sekedar ngopie, baca - baca novel bahkan kami sering mengadakan rapat - rapat kecil produksi pementasan dan tentu saja menjadi tempat ajang bercurhat-ria.

Bermalam – malam minggu saya habiskan waktu di sini. Hanya sendiri.

Well, secangkir cappuccino, sebuah novel, dan sebungkus rokok.
Mereka adalah teman yang ideal untuk menemani malam minggumu, pendamping dalam kesendirianmu.

Selepas kuliah, kami pun disibukkan dengan kesibukkan masing - masing. Pekerjaan.
Ada berbagai alasan yang membuat kami, saya khususnya tidak mampir ke tempat ini lagi. Mungkin karena sibuk atau kebetulan saya tidak sendiri saat malam minggu datang. Lagipula di Bandung ada banyak Coffee Shop yang ingin kuburu cappuccinonya.

Dan entah mengapa hari ini saya melangkah kembali ke tempat ini.

Bukan karena kesendirian di malam minggu, bukan untuk reuni dengan teman kampus, bukan karena alasan apa pun. Rindu mungkin. Sekedar bernostalgia mengingat masa - masa kuliah bersama teman - teman di tempat ini.

Di sinilah saya, duduk dengan pesanan yang sama, cappuccino.

Banyak yang berubah ternyata, sudah hampir dua tahun saya tidak ke sini.
Desain layout yang berubah, tata letak ruang, desain interiornya.
Dulu ada ruangan khusus, mini perpustakaan, ruangan yang penuh dengan rak berisi buku - buku dan novel.
Sekarang ruangan itu dirubah menjadi ruang meeting dengan meja kayu panjang, beberapa kursi, bahkan ada screen dan projectornya.
Pembatas ruang meetingnya bukan tembok melainkan rak buku yang dijadikan sekat.
Di area lain juga terdapat rak - rak buku yang di desain sedemikian rupa. Sangat Eye Catching. Beberapa pegawainya juga mukanya tidak saya kenali lagi, orang baru semua. Menurut kabar burung memang terjadi pergantian manajemen. Iyah, mungkin itulah penyebab mengapa ada perubahan di beberapa hal, khususnya desain layout ruangan.

Layaknya sebuah rumah yang direnovasi, penampilan luarnya berubah, tetapi tetap saja penghuninya adalah orang yang sama.

Seperti tempat ini ... perubahan - perubahan itu lantas tidak membuat "dalamnya" berubah. Menu yang dulu masih ada, malah ada beberapa menu baru; salah satunya pancake. Rasa Cappuccinonya tidak berubah, masih se-enak dulu saat saya mencicipinya. Buku - buku yang berderet rapi dan tentu saja jumlahnya semakin banyak.
Panggung kecil di belakang sana yang menghiasi taman belakang masih sama, masih ada.


Nostalgia yang menyenangkan ....

Sekedar info Potluck cafe ini ada di Jl. Haji Wahid No 31, Bandung.

Senang rasanya dapat bernostalgia kembali di tempat ini walau ada beberapa hal yang berubah tapi tetap tidak mengurangi esensial tempat ini.

Sudah pernah kah kalian mengunjungi tempat ini? Rasakan sendiri atmospherenya dan cappuccinonya, ada menu lainnya jika tidak suka kopi.

Atau hanya sekedar ingin mengisi acara di tempat ini. Ada panggung di sana yang akan menyambut penampilan kalian; perform musik, pementasan mini, atau bahkan launching buku/album.

Ehmpp, atau ada kah tempat yang sudah lama tidak kalian kunjungi?

Coba datang sesekali sendiri dan rasakan setiap sudut detail kenangannya.
Now, it's time for me and myself to enjoy this ...
Sepenggal novel karya Seno Gumira Ajidarma "Linguae", Sebungkus Rokok, dan tentu saja Secangkir Cappuccino .. ssluurrppp

No comments:

Post a Comment