Dua belas bulan
di tahun 2014 telah berlalu, banyak hal-hal baru yang hingga kini masih saya berusaha untuk pelajari!
Sebuah
perjalanan di mana akhirnya saya berani untuk mencoba melangkahkan kaki dan
sekuat tenaga menikmati tiap sensasinya ketika berada di luar zona teraman dan
ternyaman. Toh, hasilnya tidak semenakutkan yang ada dalam bayangan setelah dijalani. Sulit memang ketika kamu terjebak oleh bayang-bayang yang
(ironisnya) kamu ciptakan sendiri.
Tahun 2014 memang
penuh dengan warna-warni kehidupan yang (semoga) bisa mendewasakan dan menjadi modal kekuatan menjalani tahun ini. Beberapa peristiwa yang menjadi highlight “akhirnya” dalam hidup saya satu tahun kemarin adalah :
1. Akhirnya punya passport juga yang dalam proses
pembuatannya memakan waktu sampai dua minggu. Belajar lebih sabar, lapang, dan
peka ketika mengantri dari jam 4 subuh. Versi lengkapnya Antrilah di Loket.
2. Akhirnya KELUAR NEGERI juga …. Udik yah? Iya.
Maklum, belum ada kebutuhan dan keinginan yang mengebu untuk ngintip Luar
Negeri itu kaya apa sih. Toh, Indonesia juga belum ke-ubek semua. TAPI, saya
meninggalkan jejak di Filipina, Malaysia, dan Singapura (((tiga Negara
sekaligus))). *senyum tipis merekah dagu agak naik dikit*.
Fieldtrip Pasca Sarja STP Bandung at Monumen Nasional Manila |
3. Tahun ini, kebagian dua kali Field trip. Setelah sebelumnya ke
Filipina pada bulan Juni. Kami pun berangkat lagi di bulan Oktober ke Pulau
Belitung, Negeri Laskar Pelangi. Sumpah, ini bahagianya to the max banget!
Mengunjungi museum kata, rumah di mana Andrea Hirata berkarya, yang hasil dari
karyanya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebab banyak pengunjung
datang setelah menonton filmnya.
Me at Museum Kata, Belitung |
4. Akhirnya mengambil sikap untuk melepaskan
seseorang yang sudah meninggalkan banyak jejak pada tulisan dan bagaimana cara
saya menulis. Seseorang yang sejujurnya mampu memahami perasaan namun tidak
pemikiran saya. Dilepaskan itu lebih mudah diterima daripada melepaskan. Boleh
saya menyalahkan sisi kemanusiaan yang tidak pernah puas? Tulisan saya tentang atau terinspirasi olehnya Napak Tilas.
5. Akhirnya dua teman dekat saya menikah juga.
Pergumulan kisah cinta Evi dan Isna berujung pada Panggung Pelaminan 02 Maret
2014 lalu. Begitu pun kegalauan Phani dengan Dian terselesaikan dalam sebuah
resepsi pernikahan pada 06 September 2014. Sungguh, saya bahagia ketika kalian
memutuskan untuk menapaki tangga hubungan yang lebih serius lagi. Walaupun ada
iri merayap tapi akh sudahlah saya belum sesiap itu kok!
Evi & Isna |
Phanie & Dian |
6. Akhirnya menyerah pada pencarian sosok
‘mana jodoh saya?’. Semakin mencari, semakin dekat, semakin menduga-duga
dia kah jodoh saya, kemudian malah semakin kecewa.
Sedikit
perbincangan antara hati dan pikiran saya,
Di
dalam hati saya berkata,
"Ayo, kapan mau nikah, si itu udah nikah,
si anu udah
punya anak, si dia akan melahirkan anak yang kedua".
Bicara soal hati, kadang
suka merasa ditusuk-tusuk pakai jarum pentul berkarat sebab pekerjaan saya
justru dunianya pernikahan.
Bagaimana klien dapat mempercayakan urusan tetek
bengek pernikahannya kepada seorang yang belum pernah merasakan pengalaman 'menikah', Hih! Pacar juga ngga ada. Bah!
Itu
hati kecil yang bicara.
Ketika
pikiran mengambil alih,
"Akh! Ngapain pusing mikirin apa kata orang yang tak
akan pernah ada habisnya. Selama ini (berdasarkan testimoni klien) persiapan
hingga hari h berjalan lancar mulus kaya jalan tol.
Lagipula, menikah bukan
salah satu cita-cita atau tujuan jangka pendek dalam hidup saya. Masih banyak
hal prioritas lain (selain menikah) yang ingin saya capai terlebih dahulu." Nah kan!
7. Akhirnya jadi angun (Anak Gunung) lagi. Dulu semasa SMA pernah merasakan kesengsaraan sekaligus kenikmatan jadi anak pecinta alam. Hello, sudah satu dekade kali ah! Nah, detik-detik bulan terakhir pergantian tahun, masa-masa angun kembali mengeruak dan tertuang dalam sebuah perjalanan ke Taman Nasional Gunung Halimun (perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi).
Me at Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor |
Selang seminggu, kembali menjajaki pegunungan, perbukitan lebih tepatnya. Sungguh, pengalaman akhir tahun yang luar biasa!
Me at Tebing Keraton, Bandung |
Satu hal yang lucu dan bikin senyum miris, ketika saya berhenti mencari ... yang dicari itu datang. Bahagia? Jelaslah!
Dan kebahagiaan menghampiri bersama sejuta prahara menyertai. Selalu terjebak dan terhanyut oleh perasaan. Hah! Entahlah, belum bisa berpikir jernih untuk mendapatkan solusi dari kesulitan yang saya undang dengan tangan terbuka. Susah memang punya hobi nyari masalah tuh! He he he.
Anyway, banyak pengalaman berharga sepanjang tahun lalu yang membuat saya lebih menghargai hal-hal kecil. Kadangkala kejadian sederhana membawa dampak yang besar.
"May the New Year be a happy one to you,
happy to many more whose happiness depends on you!"
-Charles Dickens-
Happy New Year 2015 |
***
Whuaa ... pengunjung baru rupanya, (padahal uda lama ga ngeblog) Terima kasih yah. :))
ReplyDeleteMakasih ya Va, kamu jadi bagian sejarah hari besar aku *kiss kiss
ReplyDeleteHahahahaaaaa you're always welcome :D
Delete