02 January 2015

Sepenggal Cerita di Akhir Tahun 2014

Dua belas bulan di tahun 2014 telah berlalu, banyak hal-hal baru yang hingga kini masih saya berusaha untuk pelajari!

Sebuah perjalanan di mana akhirnya saya berani untuk mencoba melangkahkan kaki dan sekuat tenaga menikmati tiap sensasinya ketika berada di luar zona teraman dan ternyaman. Toh, hasilnya tidak semenakutkan yang ada dalam bayangan setelah dijalani. Sulit memang ketika kamu terjebak oleh bayang-bayang yang (ironisnya) kamu ciptakan sendiri.

Tahun 2014 memang penuh dengan warna-warni kehidupan yang (semoga) bisa mendewasakan dan menjadi modal kekuatan menjalani tahun ini. Beberapa peristiwa yang menjadi highlight akhirnya” dalam hidup saya satu tahun kemarin adalah :
1. Akhirnya punya passport juga yang dalam proses pembuatannya memakan waktu sampai dua minggu. Belajar lebih sabar, lapang, dan peka ketika mengantri dari jam 4 subuh. Versi lengkapnya Antrilah di Loket.

2. Akhirnya KELUAR NEGERI juga …. Udik yah? Iya. Maklum, belum ada kebutuhan dan keinginan yang mengebu untuk ngintip Luar Negeri itu kaya apa sih. Toh, Indonesia juga belum ke-ubek semua. TAPI, saya meninggalkan jejak di Filipina, Malaysia, dan Singapura (((tiga Negara sekaligus))). *senyum tipis merekah dagu agak naik dikit*.

Fieldtrip Pasca Sarja STP Bandung at Monumen Nasional Manila

3. Tahun ini, kebagian dua kali Field trip. Setelah sebelumnya ke Filipina pada bulan Juni. Kami pun berangkat lagi di bulan Oktober ke Pulau Belitung, Negeri Laskar Pelangi. Sumpah, ini bahagianya to the max banget! Mengunjungi museum kata, rumah di mana Andrea Hirata berkarya, yang hasil dari karyanya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebab banyak pengunjung datang setelah menonton filmnya.

Me at Museum Kata, Belitung

4. Akhirnya mengambil sikap untuk melepaskan seseorang yang sudah meninggalkan banyak jejak pada tulisan dan bagaimana cara saya menulis. Seseorang yang sejujurnya mampu memahami perasaan namun tidak pemikiran saya. Dilepaskan itu lebih mudah diterima daripada melepaskan. Boleh saya menyalahkan sisi kemanusiaan yang tidak pernah puas? Tulisan saya tentang atau terinspirasi olehnya Napak Tilas.

5. Akhirnya dua teman dekat saya menikah juga. Pergumulan kisah cinta Evi dan Isna berujung pada Panggung Pelaminan 02 Maret 2014 lalu. Begitu pun kegalauan Phani dengan Dian terselesaikan dalam sebuah resepsi pernikahan pada 06 September 2014. Sungguh, saya bahagia ketika kalian memutuskan untuk menapaki tangga hubungan yang lebih serius lagi. Walaupun ada iri merayap tapi akh sudahlah saya belum sesiap itu kok!

Evi & Isna

Phanie & Dian

6. Akhirnya menyerah pada pencarian sosok ‘mana jodoh saya?’. Semakin mencari, semakin dekat, semakin menduga-duga dia kah jodoh saya, kemudian malah semakin kecewa.
Sedikit perbincangan antara hati dan pikiran saya,

Di dalam hati saya berkata,
"Ayo, kapan mau nikah, si itu udah nikah, 
si anu udah punya anak, si dia akan melahirkan anak yang kedua". 
Bicara soal hati, kadang suka merasa ditusuk-tusuk pakai jarum pentul berkarat sebab pekerjaan saya justru dunianya pernikahan. 
Bagaimana klien dapat mempercayakan urusan tetek bengek pernikahannya kepada seorang yang belum pernah merasakan pengalaman 'menikah', Hih! Pacar juga ngga ada. Bah!
Itu hati kecil yang bicara.

Ketika pikiran mengambil alih, 
"Akh! Ngapain pusing mikirin apa kata orang yang tak akan pernah ada habisnya. Selama ini (berdasarkan testimoni klien) persiapan hingga hari h berjalan lancar mulus kaya jalan tol. 
Lagipula, menikah bukan salah satu cita-cita atau tujuan jangka pendek dalam hidup saya. Masih banyak hal prioritas lain (selain menikah) yang ingin saya capai terlebih dahulu." Nah kan!

7. Akhirnya jadi angun (Anak Gunung) lagi. Dulu semasa SMA pernah merasakan kesengsaraan sekaligus kenikmatan jadi anak pecinta alam. Hello, sudah satu dekade kali ah! Nah, detik-detik bulan terakhir pergantian tahun, masa-masa angun kembali mengeruak dan tertuang dalam sebuah perjalanan ke Taman Nasional Gunung Halimun (perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi).

Me at Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor

Selang seminggu, kembali menjajaki pegunungan, perbukitan lebih tepatnya. Sungguh, pengalaman akhir tahun yang luar biasa!

Me at Tebing Keraton, Bandung

Tujuh highlight peristiwa "akhirnya" yang terjadi di dalam hidup saya. Berkesan? Iya banget. Bahkan saat menulis ini pun, saya masih merasakan dengan jelas perasaan yang sama. Berada di luar zona aman pada awalnya memang merasa terasing, merasa diri kecil, sendiri, kesepian. Terus? 
Harus bisa! Itu yang selalu saya ucapkan dan tanamkan berkali-kali di kepala dan hati saya. Berusaha beradaptasi di luar lingkaran!

Satu hal yang lucu dan bikin senyum miris, ketika saya berhenti mencari ... yang dicari itu datang. Bahagia? Jelaslah!
Dan kebahagiaan menghampiri bersama sejuta prahara menyertai. Selalu terjebak dan terhanyut oleh perasaan. Hah! Entahlah, belum bisa berpikir jernih untuk mendapatkan solusi dari kesulitan yang saya undang dengan tangan terbuka. Susah memang punya hobi nyari masalah tuh! He he he.

Anyway, banyak pengalaman berharga sepanjang tahun lalu yang membuat saya lebih menghargai hal-hal kecil. Kadangkala kejadian sederhana membawa dampak yang besar.

"May the New Year be a happy one to you,
happy to many more whose happiness depends on you!"
-Charles Dickens-

Happy New Year 2015

***

3 comments:

  1. Whuaa ... pengunjung baru rupanya, (padahal uda lama ga ngeblog) Terima kasih yah. :))

    ReplyDelete
  2. Makasih ya Va, kamu jadi bagian sejarah hari besar aku *kiss kiss

    ReplyDelete