04 February 2013

Ketika Doamu DidengarNya

Selamat sore sahabat,
Teruntuk Riri @oyamarie

Apa kabarnya Ibukota? 
Rumahmu sudah aman dan bersih dari banjir tempo hari kah? Turut prihatin atas musibah yang melanda. Semoga saja banjir kemarin adalah banjir terbesar terakhir yang singgah ke rumahmu.

Rie, ada sesuatu yang ingin kutanyakan prihal bincang-bincang tengah malam kita saat kamu nginap di rumahku malam tahun baru kemarin. Apakah Tuhan memang sebaik itu yah? Salah ngga aku mempertanyakan hal itu? Pertanyaan itu memang sering menghantuiku beberapa minggu terakhir ini.

Masih ingat saat kamu berdoa ingin punya pacar? Tiba-tiba saja datang seorang pria ke dalam hidupmu, baik hati, bisa menerima apa adanya dirimu, sudah bekerja pula. Tapi, tinggi kalian sama yah? Kamu jadi mengeluh karena tidak bisa menggunakan high heel saat bersamanya.

Kamu berdoa ingin punya pacar yang tinggi. Datanglah pria tinggi ini yang juga baik, cukup tampan dan mapan. Sayang, ketika diajak ngobrol dia malah "Hah?" "Apa?" "Ehmp, bisa diulangi?" "Haaahh ... Apa? Kenapa?". Kamu jengkel karena ternyata loadingnya lama amat.

Lalu berdoa lagi padaNya ingin punya pacar yang nyambung dan enak kalau diajak ngobrol. Muncullah pria dalam doamu. Kamu menghabiskan hari jalan-jalan di mall hingga malam. Makan malam yang menyenangkan, kamu pernah bilang padaku. Semuanya teramat baik dan lancar sampai kamu bertanya padanya, 

"Eh, rumah lo ngelewatin Kelapa Gading, kan?"
"Iya, Rie."
"Bisa sekalian anterin gw pulang ngga?"
"Hemmp ngga tahu ... harus tanya Bokap dulu."
"Bokap?"
"Iya, gw kan ditemenin ama Bokap. Lagi nungguin di parkiran."
"Oke. Bye!"

Setelah kejadian mengenaskan itu, kamu berdoa lagi. Kamu memang taat yah rajin berdoa, heu. Dalam doamu kali ini kamu tidak banyak meminta tapi lebih berserah padaNya, 'Terserah Tuhan deh'.

Kemudian pria 'terserah' ini menghampirimu. Tinggi, sesuai dengan kriteriamu jadi kamu bisa pakai high heel. Ngobrol pun enak dan nyambung. Nyaris sempurna, bukan? Walaupun pada pertemuan pertama kamu agak mengangkat alis sebelah karena dia berkata, "Rie, kamu bisa lebih cantik dan putih dari sekarang kalau rajin ke salon. Perawatan untuk wanita itu penting. Nyokap gw aja seminggu bisa dua-tiga kali ke salon."
Yah, oke mungkin pria ini semacam mother complex atau cara dia memerhatikan penampilanmu agak tidak biasa.

Pertemuan kedua masih saja membahas tentang penampilanmu, salon, dan dia mulai memperhatikan kuku-kuku jari tanganmu yang tidak pernah tersentuh kutek, medi-pedicure. Membandingkan kulitnya yang lebih putih dan halus dari kulitmu. Membuatmu menyunggingkan senyum sinis. Anehnya dia masih saja mengajakmu untuk jalan dan kamunya mau saja menerima ajakan dia.

Untunglah kamu tidak meneruskan hubunganmu dengan pria sampah itu. Eh, maaf aku bilang dia sampah. Aku kesal karena berani-beraninya dia bilang, "Rie, jujur yah sebenarnya aku malu jalan bareng sama kamu. Kulit aku lebih putih, lebih halus, lebih terawat dari kamu."
Helokkkkkkkkkkk!!! yang ngajak jalan siapa yang malu siapa? Grgrgr. Kalau aku jadi kamu udah aku catok tuh bibir.

Dan Rie, aku pun meminta dua hal dalam doaku padaNya. Aku ingin punya pacar yang sudah settle dengan pekerjaannya dan yang bisa klik sama aku. Klik dalam segala hal, entah kepribadianku yang moody, kecerobohanku pada sesuatu atau seseorang, kekuranganku akan daya ingat, kesenanganku dalam menulis cerpen dan berteater, kegemaranku hunting cappuccino baru, dan sekedar menghargai kenyamananku untuk tidak ingin diganggu saat aku ingin sendiri atau saat bersama teman-teman.

Yah, seperti yang kamu tahu Rie doaku sudah didengarNya. Tuhan memang baik mengabulkan setiap doa pada umat yang berserah padaNya, masalahnya adalah aku lupa menyisipkan satu hal yang demikian pentingnya!
Karena ketika aku mengucapkan Puji Tuhan dia akan berkata Alhamdulillah.

Sebab Tuhan teramat baik, mulai dari sekarang mintalah sesuatu dengan sangat terperinci, jangan sampai ada yang terlewatkan. Ketika doamu didengarNya kamu pun tidak akan mengeluh dan terus meminta yang lain melainkan bersyukur atas apa yang sudah diberikanNya.



Jadi, sekarang kamu lagi dekat dengan pria yang seperti apa? Kabari aku yah.


Tertanda,
-Eva-

2 comments: