Yuhu V,
Ah membaca suratmu yang berjudul Monolog Teater membuatku merindu parah untuk kembali berteater. Iya V yang kamu sebutkan dalam suratmu itu sudah aku dapatkan saat diklat teater beberapa tahun lalu. Alasanmu dulu memilih teater apa V?
Alasan utamaku dulu sih karena ada cowok ganteng yang kecenganable banget. Terus pengen eksis jadi bintang film, FTV, sinetron, yah minimal iklan kaos kaki yang cuma kakinya doang. He he he. Tapi dengan berjalannya waktu malah asyik sendiri dalam dunia teater sampai lupa tujuan awalnya. Menemukan keluarga kedua, di mana mereka bisa menerima aku gila adanya. Rumah kedua tempat berpulang dan nongkrong saat mendadak ngga ada kelas pas kuliah. Secara yah jarak dari rumah ke kampus itu sekitar 13 km jauhnya. Fiiuuhhh. Makanya suka kesal kalau dosennya ngga ada. Bukan karena terlampau kerajinan tapi perjalananku kan jadi sia-sia, mending tiduran aja di rumah.
Nah, menjawab soal pertanyaanmu pernahkah aku melakukan monolog? Well, belum V. Belum berani. Obesesiku memang bermonolog dengan naskah yang kubuat dan kusutradarai sendiri. Padahal kan aku ngga bisa bikin naskah drama. He he he.
Oh iya V banyak orang berpikiran teater itu hanyalah sekumpulan orang-orang gila yang sok nyentrik berseni dengan jiwa pemberontak dan hidup semaunya. Munafik karena selalu berkedokan topeng. Benarkah demikian?
Bagaimana pendapatmu tentang hal itu?
Nyatanya aku hidup bertahun-tahun bersama mereka dan kutemukan satu hal yang pasti. Anak-anak teater itu mana ada yang malu-malu, malu-maluin iya. Ini soal narsis untuk menjadi eksis, V #menurutgueh.
Eh, ada video pementasan The Woman in White loh di mana aku jadi pemeran utama yang berdialog sebanyak 26 adegan dari total 28 adegan. Fuiiihhh. Dulu aku punya ingatan tajam, kemana yah tuh sekarang ingatan tajam?
Ngomong-ngomong soal ingatan emang bener yah aku tuh pelupa parah? Masa iya sih V tiap aku main ke rumahmu ada saja barang yang tertinggal. Kalau ngga buku, earphone, gelang, dan terakhir yang baru saja terjadi ketinggalan helm. HELM V HELM secara gitu aku kan naik motor ya masa helm segitu pentingnya bisa tertinggal! Damn! Mungkin, ini pertanda bahwa aku harus cepat-cepat punya suami kali yah. #eh
Ehmpp mau nulis apa lagi yah mendadak lupa.
Ya udah gitu ajalah yah nanti kalau ingat aku nulis di surat berikutnya deh itu juga kalau ingat.
Tertanda,
-Your Eva-
No comments:
Post a Comment