Selain makanan khas, yang fenomenal dari Bulan Puasa menurut saya terletak pada acara Buka Bersama-nya. Entah buka bersama keluarga besar, keluarga pacar, teman kantor, relasi, teman TK sampai Kuliah, teman se-genks, teman se-club, teman di dunia maya, dan golongan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Iya kan? Coba lihat lagi jadwal kamu kemarin, hari ini, dan besok buka bersama siapa saja?
Momentum ini pun membuat beberapa rumah makan dan hotel giat mempromosikan paket buka bersama. Hanya dengan membayar sekian mendapatkan makanan ini-itu serta free tajil. Dan hampir semua rumah makan menyediakan free tajil.
Tak jarang pula beberapa perusahaan mengadakan acara resmi seperti seminar, gathering, fashion show, charity dan acara lainnya yang diakhiri dengan buka bersama.
Banyak juga perorangan yang mengelar acara buka bersama di panti asuhan, di jalanan, di Masjid, atau di tempat lainnya dengan tujuan beramal.
Buka bersama memang menjadi suatu ajang temu kangen; reuni, ajang mempererat tali persaudaraan serta bisnis, waktunya berbagi, atau sekedar ngumpul-ngumpul hore. Dengan dalih bosan makan masakan rumah dan butuh suasana baru.
Saya termasuk orang yang sering datang ke acara buka bersama. Di mana ada makanan saya pasti hadir! He he he. Mereka tahu saya bukan seorang Muslim yang menjalankan ibadah puasa, menahan lapar dan haus seharian. Tetapi, mereka tetap mengundang saya untuk datang berpartisipasi. (engga ada gue engga seru soalnya :P). Intinya kan menikmati dalam kebersamaan.
Namun, seiring dengan seringnya saya ikut buka bersama timbullah pertanyaan. Sebelumnya saya minta maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, dan bukan bermaksud untuk sok tahu apalagi menghakimi. Mengapa saat acara buka bersama hanya segelintir orang yang katakanlah ingat untuk melaksanakan ibadah sholat magrib? Padahal hampir di setiap rumah makan disediakan mushola. Katanya kalau beribadah di bulan puasa akan berlipat-lipat kali pahalanya? Belum lagi absen tarawih?
Karena inilah yang saya tangkap dalam beberapa acara buka bersama. Setelah ngebatalin dengan tajil, sebagian ada yang permisi ke mushola, sebagian langsung makan, sebagian malah memilih bakar rokok. Yah, mungkin pemahaman saya terbatas dan hanya melihat di permukaan menjadikan saya kurang mengerti yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu itu yang mana? Lagipula nampaknya setiap orang mempunyai alasannya tersendiri. Akhir kata, semoga saja kamu termasuk ke dalam segelintir orang itu yah? Iya.
***
Ayo, jangan menyerah! Tinggal dua hari lagi loh, semangat! (00)9.
*Masih menanti kiriman parcel dan baju lebaran* :D
Nah, ini aku sebagai muslim tahun ini aku ga ikut bukber malah hehehe, soalnya ya gitu mbak, pernah aku nunggu 20 menit dulu bukanya di foodcourt salah satu mall karena saking penuhnya, miris ramadhannya, bahkan sekarang gembar gembor obral beli baju di mall buat lebaran bukannya ngeramein masjid, padahal di masjid juga obral pahala. Tapi balik ke individunya masing-masing, tergantung masing-masing iman.
ReplyDeleteBanyak yang ngajakin buka bersama tapi belum ada yang ngajakin hidup bersama *ehhh*
Iya yah? He he he. Nanti akan tiba ada yang ngajak hidup bersama pada waktunya. (00)9
ReplyDeleteKarena males ngantri di musholanya. Dan males karena seringnya juga enggak bersih :D *banyak bener pembenarannya*
ReplyDeleteSelalu ada alasan untuk dikemukan. Hih! :))
ReplyDeletemasih suasana lebaran khan,
ReplyDeletejadi nggak apa2 kan kalo aku mohon dimaaafkan lahir batin kalau aku ada salah dan khilaf selama ini,
back to zero again...sambil lirik kiri kanan nyari ketupat....salam :-)
Engga pernah ada kata terlambat untuk kata maaf. Mohon maaf lahir bathin juga yah. *ngunyah sisa tupat* :D
ReplyDelete