30 June 2011

JEJAK YANG TELAH TERTINGGAL

Seperti pepatah anonym yang mengatakan “dimana ada awal, pasti ada akhir”.
Awal yang menjadi akhir dan disetiap akhir akan ada awal yang lain dan seterusnya …
Disetiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Pertemuan demi pertemuan inilah yang menjadi kenangan dan jejak bagi yang ditinggalkan. Apakah itu manis atau pahit?

Pertemuanku dengan mereka adalah suatu jejak yang tak mungkin bisa terlupakan oleh sang waktu. Begitu banyak jejak – jejak manis yang sulit terbiaskan oleh sang waktu walaupun terkadang terasa agak asam.

Sebut namanya Asri … begitu manja dan tegas diwaktu yang bersamaan. Dialah yang mempertemukan saya dengan yang lainnya, teman kantor, teman sepermainan, teman dekat, teman yang nyaris dianggap keluarga karena seharian kita bersama. Ibu yang meninggalkan anaknya saat dia rasa anaknya bisa jalan sendiri.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu manis hingga sampai saat ini saya masih bisa merasakan manisnya. Sebuah kata dari mandiri, tegas, tabah, rapi, dan peka! Entah mengapa, sampai saat ini saya merasa dia memang mempersiapkan saya saat dirinya hendak pergi.

Sebut namanya Sanny … begitu menakutkan saat pertama bertemu dan begitu nyaris menyenangkan mendekati menyebalkan setelah hari – hari dilalui dengan berbagi nikotin dan cafein.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu melekat sama seperti wangi parfumnya yang sudah tercium padahal dia masih diujung jalan. Bau sanny!

Sebut namanya Kuzzie … begitu pendiam saat bertatap muka dan begitu cerewetnya saat mulai online.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu lucu untuk diabaikan, entah muka siapa lagi yang akan diganti atau hati – hati di fotomu karena ada mahluk kecil berbulu bernama jambrung disana atau bahkan mahluk kotak bernama danbo yang nyaris tenggelam.

Sebut namanya agung … begitu agung hingga sulit dicapai karena posisi duduknya diujung ruang creative sana. Begitu menakutkan dan akan segera menyingkir jika api sudah bertemu dengan tembakau.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu merdu sekaligus membuat jenuh karena melodinya masih mengaung sampai saat ini didaerah yang penuh industry itu. Tidak pernah berhenti untuk sebuah kata creative dan innovatif.

Sebut namanya wulan … begitu menderita karena selalu dijadikan sebagai objek penderita namun begitu sabar menghadapi setiap deritanya. (dalam hal ini saya menerima karmanya).
Jejak yang dia tinggalkan terlalu tinggi yaitu kepercayaan diri! Disetiap kata yang berbau celaan itu entah mengapa terdengar seperti pujian. Banyak ucapan yang tak terdengar lagi sekarang karena sang kuping ikut pergi bersamanya.

Sebut namanya nita … begitu kecil dan imut namun suaranya mampu membuat kaca pun ikut merinding. Selalu Nampak ceria dihari – hari yang sibuk antara bekerja dan kuliah.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu semu dari ketentraman menjadi nyaris kesunyian karena tanpa suara yang menggelegar dan mencicit itu kantor tak kan lagi sama.

Sebut namanya nino … begitu cungkring begitu kribo begitu hangat begitu – begitu saja sie.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu pahit, kesepian karena tak ada lagi malam – malam saat menegak bir atau mengisap rokok diteras depan saat hujan begitu lebat menerpa bumi. Nino, kamu kopiitemku selalu.

Sebut namanya nofi … begitu gagah nan perkasa namun lembut dan feminim. Seorang ibu suri yang tegas dalam memerintah namun ada kata bijak diantara perintahnya itu.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu bermakna, dari seorang nofilah saya belajar banyak untuk bertanggung jawab hingga titik limit terakhir dan belajar untuk menghargai satu sama lain apa pun bentuknya.

Sebut namanya santi … begitu berisik saat dia datang! Kecerewetannya sempat menggantikan sosok nita, namun tak pernah sama. Begitu terbuka dan sangat liberal!
Jejak yang dia tinggalkan terlalu singkat untuk sebuah kata yaitu keberanian! Sebuah kata yang mengubah cara pandang dan pola pikir seseorang terhadap sesuatu.

Sebut namanya mulyan … begitu rajin karena tak pernah sekalipun saya melihat dia terlambat. Begitu lemah jika jam sudah menunjuk pukul 21.00. Sosok pria yang saat itu sangat saya andalkan, dia adalah guru yang mengajari saya membuat suatu kata pembuka untuk sebuah proposal.
Jejak yang ditinggalkan terlalu syahdu Karena dia pergi jauh sekali. Satu rasa yang tidak dapat terlampiaskan karena bahu tempat bersandar ikut menghilang.

Sebut namanya marina … begitu ramah begitu perhatian begitu polos begitu sulit menyebut huruf R.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu berasa aroma kopi yang selalu menjadi minuman wajib kita dipagi, siang, dan malam hari. Betapa aku merindukan saat – saat hunting kopi dan hanya berdiam diri didepan CK dengan muka merah, mata berkaca – kaca, dan tangan mengepal.

Sebut namanya bella … begitu hemat dan cermat dalam soal makanan. Pendiriannya yang teguh dan berani untuk ambil keputusan membuat saya menciut.
Jejak yang dia tinggalkan adalah terlalu samar, keheranan! Bagaimana mungkin dengan postur tubuh yang seperti itu dapat memuat makanan dengan porsi yang sama terkadang lebih daripada aku? Keheranan yang lain adalah dia berani untuk menanggung semua resiko dari pilihannya.

Sebut namanya kiki … begitu mandiri! Begitu Korean freak! Begitu filsuf dalam setiap tulisannya melebihi anak sastra yaitu aku. begitu pintar dan cepat untuk soal hitung – hitungan.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu asem untuk dingat jika debu sudah bercampur lumpur saat kita bertarung dimedan perindustrian itu. Kesepian saat aku menarikan video korea tanpa pasangan. Kebingungan saat harus menghitung bill disaat dia tak ada.

Sebut namanya dila … begitu lembut baik paras dan prilakunya. Kelembutannya selalu mencairkan segala sesuatu yang berbatu karang.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu lembut untuk disentuh. Karena engkau seperti kakak bagi kita semua yang ditinggalkan. Selamat menempuh hidup baru, Ibuuuu … kakak ….

Sebut namanya winda ... begitu gigih dalam mengurus klien yang diujung sana dan diujung sini. ternyata dia mempunyai kemampuan yang luar biasa dan hati yang merendah, sayang dia tidak sombong seperti aku. lho?
jejak yang dia tinggalkan terlalu biru karena segalanya memang biru jika menyangkut dia. Akhirnya setelah menempuh hidup yang baru, tiba saatnya menjadi Ibu yah, Win. kekuatanmu menyadarkan aku untuk tetap sabar dan tabah.

Sebut namanya mitha … suaranya yang mungil dan kadang tak terdengar dengan sedikit agak ngotot akan sesuatu yang belum diketahui jua ujungnya. Well, mitha walau singkat namun cukuplah kita bersama berjuang bersama mobil – mobil pinjaman itu.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu rapuh karena emank kondisi tidak sesuai dengan semangat yang berkobar, btul?

Sebut namanya surya … ehmphh koko surya yang polos, yang selalu penuh dengan otak marketing dalam setiap debat kusir menjelang makan siang. Jangan lupa c rice cookernya yah.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu ekonom karena segala sesuatu itu ujungnya uang, dagang, strategi, marketing, btul ko?

Sebut namanya evi … pertemanan kami pada awalnya karena kami sama-sama perokok. Akhirnya aku menemukan perokok segender yang juga penikmat kopi. Terkadang aku merasa kau adalah Nino dalam versi perempuan.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu pedas untuk dirasa, pergi begitu saja just walk away. Meninggalkan tanda Tanya yang besar dan suatu tanggung jawab yang harus dipikul. Vi, potongan – potongan itu belum selesai disusun. Asap pun berhembus sendiri meninggalkan jejak tentang kejayaan dan megahnya dunia pementasan teater.

Sebut namanya ujang … begitu banyak prolog dalam setiap pembahasannya, begitu berbasa – basi dalam tiap pidatonya, mungkin memang sudah karakternya begitu.
Jejak yang dia tinggalkan terlalu buram untuk dilihat, kadang dia ada namun tak terlihat, kadang dia tak ada namun terdengar bahasanya. Bagiku dia adalah seorang lapangan yang handal. Apa pun yang sudah terjadi biarlah tetap begitu adanya. Tidak perlu ditutupi dan semoga engkau bisa melangkah lebih tinggi lagi.

Dan pada akhirnya saya harus menyebutkan nama nufus dalam daftar ini.
Sebut namanya nufus … begitu aneh namanya, begitu kecil orangnya hingga sulit mencarinya diantara kerumunan, begitu rapi dalam administrasi, begitu teliti soal hitungan uang, begitu konsisten dengan menu ikan tongkolnya saat makan siang, dan banyak hal luar biasa yang dapat dilakukan si tubuh mungil ini.
Jejak yang ditinggalkan terlalu pedih untuk diungkap karena dia penghibur untuk kita dan untuk dirinya sendiri, karena dia menjadi kakak yang mengerti dan adik yang disayang, karena dia motivator dihari – hari yang luar biasa, karena dia terlalu berharga untuk tetap diam, karena dia adalah nufus.

Jadi, tanpa kalian sadari, jejak – jejak yang kalian tinggalkan itu satu persatu membuat saya dan beberapa rekan yang ditinggalkan belajar dan menjadi utuh. Jejak itu ada dalam setiap aliran darah, setiap sel otak, setiap denyut nadi, dan setiap celah karena jejak itu telah tertinggal disana didalam folder memori.
Dimana ada awal, pasti ada akhir.







Mungkin ini adalah akhir dari pertemuan kita, namun melalui perpisahan ini pula lah menjadi awal bagi masing – masing dari kalian.
Dan inilah akhir dari tulisan ini, sebuah jejak yang telah tertinggal. Sampai bertemu lagi dengan awal dari tulisanku yang lainnya.

2 comments:

  1. Sebut namanya nino … begitu cungkring begitu kribo begitu hangat begitu – begitu saja sie.
    Jejak yang dia tinggalkan terlalu pahit, kesepian karena tak ada lagi malam – malam saat menegak bir atau mengisap rokok diteras depan saat hujan begitu lebat menerpa bumi. Nino, kamu kopiitemku selalu.

    " Menegak Bir ?!?! "

    ReplyDelete
  2. aaaaaww evaaaaa jadi terharu ...

    kita hanya melangkah.
    melangkah menjalani hari dengan rutinitas yang tak lagi sama.

    kita hanya menyusun cerita,
    untuk berbagi ketika bertemu kembali di ruang yang tak akan pernah sama.

    kita hanya tak bertemu tiap hari,
    tapi memperkaya diri dengan teman dimana-mana, sehingga kelak akan ada "Eh, kamu kenal sama ini sihh???" ;p

    you're present are always real, cause i keep you alive in my heart. thank you for being a friend and family of mine.

    ^^,

    ReplyDelete