15 June 2011

ONE DAY SCHOOLING OF EVENT ORGANIZER AND STAGE MANAGEMENT

Minggu, 12 Juni 2011 kemarin saya menghadiri sebuah talkshow semi seminar yang diadakan di Arum Manis, Cihampelas.
Talkshow ini diselenggarakan oleh Exact Communication, yang baru saya ketahui ternyata kancah mereka dibidang dunia EO sudah dimulai dari tahun 2009. Hanya saja baru terdengar gaungnya karena mereka lebih sering mengadakan konser music di Malaysia.

1 hal yang membuat saya tertarik untuk hadir di talkshow ini adalah tema yang diangkatnya adalah tentang Event Organizer dan Stage Management. Dua topic ini sangat menarik bagi saya karena kebetulan pekerjaan yang saya geluti dibidang event. Siapa tahu dengan menghadiri talkshow ini membuat saya menjadi ahli event organizing, ditambah dengan stage management yang jarang diangkat sebagai topic dalam sebuah talkshow.

Sebelum membaca lebih jauh, saya ingatkan bahwa tulisan saya bukan untuk mengevaluasi pihak penyelenggara atau mengkritisi pembicara … ini hanya review semata pengalaman saya.

Talkshow ini diselenggarakan seharian karena memang materinya cukup banyak dan detail menyeluruh hingga teknis lapangan. Pembicara – pembicaranya juga bukan orang amatiran tetapi memang master dibidangnya masing – masing dengan sejuta pengalaman dan jam terbang.

Seorang Ingrid Widjanarko, yang sudah melalang buana dalam dunia EO sejak 1978 menjabarkan secara detail langkah – langkah dalam organizing sebuah event. Mulai dari berbagai jenis – jenis event, target marketnya, planning kegiatannya, sampai eksekusi hari H. Tak pula dengan tips – tips saat bertemu dengan klien dan pengalaman Ceu Ingrid saat eksekusi event.

Selain kita belajar mengenai eventnya, langkah selanjutnya adalah mempelajari mengenai venue (tempat) dimana event akan diselenggarakan. Kita perlu memikirkan layout panggungnya dan hal – hal lainnya yang dijabarkan oleh Toto Arto. Ada 3 jenis stage (panggung) yang umum digunakan , yaitu:
1. Thrust stage
2. Arena stage
3. Proscenium stage


Berbeda jenis panggung berbeda pula dengan layout (denah) dan desainnya serta tingkat kesulitan dilapangan.
Lain halnya dengan Untari, specialist stage managing yang basicnya diambil dari pementasan teater. Untari menjabarkan bahwa dalam setiap event harus ada stage manager yang mempunyai karakter kuat. Kunci menjadi stage manager yang handal hanya 2 aturan, yaitu:
1. Dilarang bicara
2. Dia harus tahu kapan aturan no 1 dilanggar.


Setelah mendalami tentang managing event .. kita masuk dengan elemen apa saja yang terkait didalam.

Yusuf Thalut, pria yang rumornya owner JCC ini sangat expert dalam lighting dan sound system. Thalut menjelaskan dengan detail tentang lighting yang berperan penting dalam sebuah event.
Sedikit penjabarannya,
7 fungsi lighting:
1. Illumination (pencerahan)
2. Revelation of form (cahaya di area tertentu, 3 dimensi)
3. Focus (penegasan)
4. Mood; location and time of day (cahaya sesuai dengan tema dan waktu acara)
5. Projections/stage elements (sebagai infocus dalam panggung)
6. Plot (efek dalam panggung sesuai dengan alur cerita)
7. Composition (cahaya disesuaikan dengan objek dipanggung)

Setelah lighting yang sebegitu detailnya, kita masuk ke area sound system yang tak kalah pentingnya dengan lighting.
Pada intinya, ada rumus standar watt yang biasa digunakan dalam event.
Berikut rumusannya,
Event skala 50 – 200 orang 5 – 10 watt/orang
Event skala >500 orang 100 watt

Setelah tadi kita bicara tentang intern seperti ; konsep acara, layout panggung, stage managernya, sound system, dan lighting. Kita bergerak secara external tentang FOH (Front Of House, keamanan, perijinan, sampai ticketing)

Jimmy Pandie menjabarkan semua itu …
FOH merupakan divisi dimana semua informasi mengenai event dapat ditemukan disini. (sederhananya saya menyebut ketua divisi yang sifatnya administratif)
Tugas seorang FOH ini bertanggung jawab untuk memastikan jadwal loading dock, kelengkapan peralatan, data peserta, dan panitia saat hari H.

Sebuah event apalagi dengan skala penonton (konser) atau peserta (seminar) besar haruslah dijamin dari segi tingkat keamanan. Tidak jarang kita menemukan mobil ambulance dan pemadam kebakaran saat Slank mengadakan konser.

Nah, kira – kira itulah garis besar materi yang dibawakan saat One Day Schooling ini.
Materi yang padat, berbobot, dan cukup berat melihat bahwa target market pihak penyelenggara adalah mahasiswa.

Sangat disayangkan bahwa materi yang dihidangkan dengan sangat berbobot ini menjadi konsumsi mahasiswa semester 4 -7 (berdasarkan bincang – bincang saat coffee break) yang pemikirannya masih bergelut dibidang pencarian sponsor dan donator. Sedangkan bahasan terpaut dengan target pencarian klien corporate.
Mungkin tujuan dari pihak penyelenggara adalah sebagai modal bekal untuk mereka yang memang tertarik dan ingin focus dalam bidang EO dikemudian hari. Itupun kalau minat mereka tidak terkikis dengan tugas kuliah, skripsi, kerja praktek, dan kesibukan mereka diluar kampus.

No comments:

Post a Comment