19 August 2015

Mencari Jamur Bercahaya di Gunung Halimun

Halo!
Petualang sepatu kembali lagi! Setelah si kuning Mengejar Senja di Pantai Jayanti, lalu ada si silver yang Menikmati Sore di Tebing Keraton, kali ini si biru yang berpetualang di Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Taman Nasional Gunung Halimun terletak di Jawa Barat, kawasan ini luasnya 113.357 hektare. Secara administratif kawasan konservasi ini termasuk ke dalam wilayah tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Lebak Propinsi Banten. Oleh sebab itu masyarakat yang tinggal pun terdiri dari masyarakat Banten Kidul dan Baduy.

Didirikan pada tahun 1992 dan merupakan hutan dataran rendah terbesar di Jawa. Memiliki 23 spesies mamalia (Siamang dan Lutung), 500 spesies tumbuhan, 75 jenis aneka anggrek, 200 jenis burung, dan terdapat 93 suku yang tinggal di sana.

Daya tarik utama dari Taman Nasional Gunung Halimun ini terletak pada atraksi wisata canopy trailnya, di mana wisatawan yang datang berjalan dari pohon ke pohon untuk menikmati pemandangan dan mengamati kehidupan burung dan satwa lainnya.

Daya tarik lainnya yang mungkin tidak diketahui oleh wisatawan adalah atraksi melihat jamur bercahaya pada malam hari. Jamur ini tumbuh tepat dibawah canopy trail. Maka dari itu, misi si biru dalam petualang sepatu kali ini adalah melihat jamur bercahaya di Taman Nasional Gunung Halimun.

Tidak banyak yang dapat diceritakan si biru saat memulai perjalanan menuju ke sana, berangkat sore hari agar sampai di sana tepat malam hari. Petualangan di mulai saat akan memasuki Taman Nasional karena akses jalan mulai menyempit, hanya jalan setapak penuh bebatuan tanpa adanya penerangan. Satu-satunya penerangan berasal dari si jhonny, kendaraan yang mengantar si biru. Itu pun beberapa kali sempat mati mendadak. Hih!

Singkat cerita, si biru akhirnya sampai di kantor penelitian yang menyatu dengan guest house. Setelah beristirahat sejenak, si biru memulai petualangannya memasuki hutan jam 11 malam untuk melihat jamur bercahaya.

Berangkatlah si biru dan partner sepatu memasuki hutan dengan hanya bermodalkan satu senter. Penjaganya tidak ikut mengantar hanya memberitahukan instruksi untuk berjalan sampai menemukan canopy trail. Setelah ketemu matikan senter nanti akan terlihat cahaya yang dikeluarkan oleh jamur.

Awalnya si biru bingung ... Begitu sampai canopy trail, si biru mematikan senter namun gelap gulita! Si biru yang takut akan gelap segera menyalakan kembali senternya! Tidak terjadi apa-apa, ah masa iya penjaganya bohong! 

Berpegangan erat pada partner sepatu, si biru mulai menyusuri daerah di bawah canopy trail, senter sengaja dinyala-matikan agar mata menjadi terbiasa dengan kegelapan. Akhirnya setelah berkeliling di bawah sepanjang canopy trail muncullah titik-titik cahaya di balik dedaunan. Jangan membayangkan seperti di film avatar yah. Sebab bentuk jamurnya pun berupa titik-titik yang menempel pada batang atau daun. Jadi yah memang harus extra jeli melihatnya. Penampakan jamurnya seperti ini nih,

Jamur Bercahaya Itu

Tak terasa sudah tengah malam dan si biru berada di tengah hutan belantara berdua saja dengan partner sepatu. Kalau tadi sih masih semangat mencari jamur jadi tidak memedulikan apa pun, namun kok lama-lama ada resah menganggu. Baru teringat si biru dan partner sepatu di tengah hutan. Sudah saatnya kembali ke guest house.

Perjalanan jauh yang ditempuh dengan membawa misi melihat jamur bercahaya pun berhasil! Mission completed!

Dan ini adalah petualangan tambahan si biru ...


Kantor Penelitian dan Guest House

Research Station

Kantor Penelitian Taman Nasional Gunung Halimun

Gambar di atas adalah rumah kantor penelitian yang menyatu dengan guest house di mana si biru beristirahat. Terdapat 4 kamar besar yang masing-masing kamarnya ada 4 kasur. Harganya Rp 300.000 per malam. Oh iya, tiket masuk ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak Rp 25.000 per orang. Si biru foto-foto dan banyak tanya sama penjaganya mengenai kawasan konservasi Taman Nasional ini. Hari sudah semakin siang, saatnya untuk melihat daya tarik utamanya, yaitu canopy trail. Mari ...

Jaraknya 1.8 KM dari Guest House

Jalan setapak menuju Canopy Trail

Jalan setapak menuju Canopy Trail yang tadi malam si biru datangi. Ternyata lumayan serem, rimbun oleh pepohonan. He he he.

Manjat pintu masuk karna masih digembok

Sialnya, ternyata pintu masuk ke canopy trail masih dalam keadaan terkunci. Mau balik lagi ke kantor, lumayan jauh jaraknya jadi si biru memanjat pintu masuk. :D

Ini dia Canopy Trail Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Canopy Trail

Si biru di Canopy Trail
Enjoy the moment

Setelah puas berjalan di canopy trail, si biru ceritanya mau mencari jalan pulang dengan menyusuri sungai. Hohoho, ternyata aliran sungainya agak sulit dilewati tanpa adanya persiapan karena arusnya lumayan deras. Ngga apa-apa yang penting si biru sudah merasakan air sungai Gunung Halimun. :D


Menyusuri Sungai


Si Biru basah, menyusuri sungai


Sepasang Sepatu Biru

Aliran Sungai Gunung Halimun

Selesai sudah petualangan si biru di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Ini ada sekedar oleh-oleh saat perjalanan pulang menuju Bandung.


Perjalanan Pulang

Si Biru di atas motor

Panorama Sepanjang Jalan

Terasering

Beautiful Sky

Rindangnya Pepohonan

Yang paling menyenangkan dari sebuah petualangan justru terletak di dalam perjalanannya. Dalam setiap perjalanannya, petualangan sepatu selalu ditemani oleh partner sepatu. Nah, ini adalah petualangan terakhir sepatu bersama partner sepatu.

Petualangan sepatu akan terus berlanjut, hanya saja tanpa partner yang biasa mendampingi. Mungkin saja berpetualang sendiri atau mencari partner sepatu yang baru. Ada yang bersedia menjadi partner sepatu dalam petualangan sepatu?


Selesai sudah petualangan si biru dan partner sepatu seperjalanan


Happiness is a journey 
not a destination.
-Souza-

***

6 comments:

  1. kecil juga ya jamur bercahayanya. pengalaman yang seru ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kan kecil banget, butuh effort buat nyarinya. He he he. Terima kasih sudah berkunjung.

      Delete
  2. Aku selalu kagum dengan orang yang bisa menulis panjang. Salah satunya kamu, Va. Aku sering patah di tengah penulisan dan malah balik lagi ke kenyamanan yang biasa: menulis pendek. Beberapa perjalanan pengin juga aku tulis macam ini, tapi ya itu... Kayak ngerasa ngos-ngosan duluan gitu.

    Btw, hutan yang segala pemandangan hijau memang bagus untuk menyembuhkan dan bikin sehat jiwa raga (selain menulis). Aku kerap berharap bisa sering-sering juga pergi ke tempat hijau macam tulisanmu ini. Pasti membahagiakan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah ini komen yang lumayan panjang. Hihihiiii.

      Iya, setuju sekali bahwa pemandangan hijau akan bikin hati tentram makanya aku suka warna hijau. He he he.

      Ayo, Ikaaf kamu pasti bisa!
      Menulislah seakan kamu sedang asyik berbicara dengan seseorang, membuatmu engga beranjak hingga kau akan terus menerus bicara. Kalau aku sih gitu.

      Aku tunggu cerita drama kisahmu di komen sebelumnya yah! :D

      Delete
  3. kecil2 klo banyak bagus bgt ya :)

    bukan di halimun sih, tp ak pernah nemu jamur di dalam batang pohon yang ambruk,, sekilas doang sih becahaya agak kehijauan di dalam batang pohonnya itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Alan ...

      Iya kecil-kecil dan banyak ... kebayangkan penampakannya kalo malam hari.
      Oh yah? Di mana itu? Si jamur ini emang nempel ama batang. Ih, seru tuh!

      Makasih kunjungannya yah :D

      Delete