22 December 2013

Ada Namaku Disebut

Kemarin malam, Adik saya, Oki pulang teramat larut. Karena Miki, anjing saya teramat girang menyambut kedatangan Oki maka Mama dan Papa pun terbangun oleh gonggongannya. Entah sebab alasan mimpi indah mereka terganggu atau memang sudah waktunya untuk menegur kelakuan Oki. Pasalnya, semenjak menginjak bangku perkuliahan kesibukan Oki melebihi orang yang bekerja. Pergi pagi dan pulang di saat penghuni rumah sudah terlelap dengan dalih sibuk ngerjain tugas. Bener kah?

Prosesi tegur menegur menjadi alot karena (salahnya) Oki menjawab terus,

"Sibuk apa sih kamu? Kuliah ngalahin orang kerja! Bener ngerjain tugas?" tegur Mama.
"Ah, alasan. Paling juga nongkrong!" samber Papa.
"Bener ngerjain tugas kok! Ya udah kalo ngga percaya mah!" balas Oki agak nyolot.
"Dikasih tahu orang tua ngelawan!" Mama mulai emosi.
"Enggak ngelawan kok!" jawab Oki agak ketus.
"Kamu pikir Papa bodoh! Mana ada kuliah sampai tengah malam! Alasan mejeng doang!" Papa jadi emosi.
"Malu tahu sama tetangga pulang tengah malam!" sahut Mama.
"Mending kalo ngehasilin duit!" Papa memanas.
"Ngga ingat dulu kamu, Mama marahin Kakak pulang malam terus! Sekarang kamu malah lebih parah."

Kakak? Kenapa saya jadi disebut-sebut?

"Papa udah tua, pengen pensiun. Cape kerja terus, kamu tahu ngga? Mikir, Ki! Dewasa sedikit bisa ngga? Kalau Papa pensiun siapa yang bayar kuliah kamu! Papa kuliahin kamu biar kamu bisa diandalkan. Kalau gini terus mau jadi apa kamu?!?"

Deg!
Tiba-tiba saya merasa tersindir oleh perkataan Papa. Selama ini saya berpikir sudah cukup mapan dengan membiayai sendiri keperluan saya, dengan tidak meminta lagi kepada mereka. Namun, nyatanya saya hanyalah semacam parasit lajang, mengutip dari Buku Ayu Utami. Masih tinggal bersama orang tua yang artinya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal termasuk air-listrik-cucian, makan, bahkan perlengkapan mandi di usia yang tidak lagi remaja. 

Pembicaraan semakin memanas tapi terdengar sayup-sayup karena saya tenggelam bersama pikiran saya. Hingga akhirnya dikejutkan gebrakan meja. Amarah memuncak! 

Dan pagi tadi saya dibangunkan oleh suara gaduh yang entah sebabnya apa mungkin sisa emosi semalam namun efeknya jelas sangat terasa,

"Baru bangun? Engga bisa bangun lebih pagi apa? Udah tahu pagi-pagi riweuh, mau ke Gereja bukannya bantu-bantu Mama dulu ngurus rumah!"
"Ya kenapa ngga dibangunin pagi-pagi?" balas saya asal masih ngumpulin nyawa udah disembur omelan.
"Inisiatiflah! Bangun siang, rezekinya dipatok ayam!"
"..."

Di mobil menuju ke Gereja, kami, Mama-Papa-Saya, sepanjang perjalanan diam dan disibukkan dengan pikiran masing-masing. Bukankah seharusnya memasuki Rumah Tuhan disertai rasa damai?

Begitu memulai beribadah, perlahan emosi saya mereda, dan saya yakin emosi mereka pun sirna. Saat sedang Doa Syafaat (menaikkan doa untuk orang lain; bangsa dan negara, gereja, anggota jemaat yang lain, dll) kertas buletin gereja saya terjatuh tepat di kaki Mama. Ketika hendak mengambil kertas, samar-samar saya mendengar nama saya disebut, Berkati Eva dalam pekerjaannya supaya namaMu dimuliakan, dekatkan Eva dengan jodoh yang seiman dan sepadan sesuai dengan kehendakMu, Tuhan....

Deg!
Rasanya seperti ah rasanya seperti ... yang pasti mata saya tiba-tiba kelilipan.
Selesai ibadah, saya langsung memeluk Mama mengucapkan Selamat Hari Ibu, Mama membalas pelukan dengan hangat, membelai rambut saya sambil berkata, "Mama pengen rainbow cake." Seakan tidak ada kejadian apa-apa pagi tadi. Ah, that is the reason why I love her so much, superb Mama.

Dan, iya hari ini berketepatan dengan Hari Ibu yang juga Hari Ulang Tahun Embah ke delapan puluh tahun, saya hanya mampu mengucapkan Selamat Ulang Tahun Embah, semoga selalu diberikan kesehatan, dan Selamat Hari Ibu untuk semua kaum Ibu, teruntuk Embah, khususnya Mama. Wanita terhebat!


Happy Birthday Embah and Happy Mother's Day, Mam. :D

***

7 comments:

  1. daleum ya... *kayanya gw terlalu banyak ngisep oksigennya pas baca ini, berasa kembung di dada*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saat menuliskannya juga masih terselip buncahan emosi. Pokoknya Mama is the best lah. Makasih yah :D

      Delete
  2. Selamat hari Ibu dan hari mamahnya Eva. :')

    ReplyDelete
  3. isinya semanis judulnya :')
    selamat hari ibu mamahnya Eva :*

    ReplyDelete
  4. Anak dan Cucu mengapit Sang Embah dengan pose kaki yang serupa...

    (Selamat ulang tahun mamanya Eva)

    ReplyDelete