07 September 2012

Siangku dan Malammu


“Selamat pagi, Ibu.”
“Pagi, Mba. Saya mau setor.” Menyerahkan buku tabungan dengan sejumlah uang.
“Baik, lima juta rupiah ya, Bu. Tunggu sebentar.” Kembali menyerahkan buku tabungan kepada pemiliknya, “Ada lagi yang bisa saya bantu?”
“Udah, Makasih Mba.”
“Terima kasih kembali.” Dan menyapa kepada nasabah yang lain, “Selamat pagi, Mba.”

Begitulah kegiatanku sehari-hari, menjadi pegawai teller di sebuah Bank Swasta. Tidak terlalu menguras tenaga dan pikiran sebenarnya, monoton. Kecuali ada kasus-kasus tertentu, kesalahan audit, keluhan dari nasabah, atau kesibukan menjelang hari raya keagamaan. Pergi pagi dan pulang sore, lembur hanya di saat-saat tertentu. Menikmati sisa sabtu sore dan sepanjang minggu. Cukup menyenangkan.
__

“Yo, put ur hands up in the air!!!”

Prit prit prit priiiiitttttttttttttttt
Bunyi peluit ditiup disesuaikan dengan kecepatan birama lagu yang semakin lama semakin menghentak. Lampu strobo  mulai dimainkan, mini laser aneka warna bercahaya di lantai dansa, gemerlapan . Semua bernyanyi, bergoyang sambil berlompat hingga menyentuh langit-langit. Suasana selalu semarak nan meriah sepanjang malam di klub, tempat Beno bekerja sebagai DJ. Nampaknya selalu menyenangkan.

__

What time is it where you are?
I miss you more than anything
Back at home you feel so far
Waitin' for the phone to ring
It's gettin’ lonely livin’ upside down
I don't even wanna be in this town
Tryin' to figure out the time zones makin' me crazy

Aku dan Beno memang sudah lama berpacaran, saat masih sama-sama kuliah, saat Beno belum menjadi DJ terkenal seperti sekarang. Hubungan kami memang baik-baik saja, rutin bertemu di kampus, walaupun kami beda jurusan. Jalan bareng setiap weekend, menjelajahi kafe-kafe, menelusuri toko-toko di mall, berpetualangan ke tempat-tempat wisata, layaknya orang pacaran.

Di akhir semester kemarin, Beno mendapat tawaran untuk bermain di sebuah klub. Penampilan dan performa musiknya ternyata mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, sehingga mulai banyak tawaran masuk untuk bermain di klub yang berbeda, setiap malamnya. Satu langkah kecil menuju skripsi pun dia tinggalkan untuk mengejar karirnya di bidang musik, sebagai DJ.

Aku sebagai pacarnya tentu sangat senang mendapat kabar gembira itu dan pasti mendukungnya. Mengikuti dan menemaninya di klub-klub tempat dia bermain, setiap malam. Selalu ada special compliment buat aku dan Beno, masuk ke klub bergensi dan minum berbotol-botol alkohol berbagai merek tanpa bayar.

Awalnya semua menyenangkan hingga akhirnya aku tersadar bahwa di hari –yang menurutku bersejarah– sidang akhirku, dia tidak datang, masih tidur. Ketidakhadirannya tentu membuat aku sedih juga membuatku kecewa karena kami tidak akan wisuda bersama, seperti janji kami berdua waktu itu.

Beno masih sibuk dengan pekerjaannya, kehidupan malam. Sedangkan aku harus melanjutkan hidupku, bekerja, tidak bisa lagi menemaninya setiap malam.
Tidak ada lagi telephone di malam hari hanya untuk mengucapkan selamat malam dan selamat tidur, selamat pagi, selamat kuliah, selamat bekerja. Perlahan kehilanganmu.

You say good morning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's driving me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged

Pagi adalah kehidupanku.
Malam adalah hidupmu.
Membiaskan wajahmu,
Memudarkan bayanganmu,
Mendekap malam, merindu.

Jarak antara rumahku dan rumahnya tak sampai ratusan kilometer jauhnya. Tapi hubungan kami seperti terbentang pulau jauhnya. Pacaran jarak jauh.
Mereka yang pacaran jarak jauh saja masih bisa meluangkan waktunya untuk menemui sang pacar, sekedar memuaskan rasa rindu yang membelenggu.

Aku sudah cukup mengalah, menemuimu di klub saat libur, menunggumu semalam suntuk hanya untuk mendengar suaramu. Mengorbankan malam nyenyak dan dilanda rasa kantuk seharian.
Namun, kau tidak pernah mau sedikit saja meluangkan waktu saat kau tidak ada jadwal bermain untuk menemuiku. Kau lebih memilih bertemu rekan-rekan prospekanmu, bergelut dengan mixermu, bersenda gurau dengan musik di playlistmu, bercumbu dengan portable djmu.

I miss when you say good morning
But it's midnight
Going out of my head
Alone in this bed
I wake up to your sunset
And it's drivin' me mad
I miss you so bad
And my heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Heart, heart, heart is so jetlagged
Is so jetlagged
Is so jetlagged

Tidakkah rasa rindu di hatimu?
Masih adakah aku di hatimu?

Aku lelah pada rindu yang menyerang di malam-malam sunyi saat kau ditemani dengan hiruk pikuk malam yang glamour. Hubunganku kita tidak dipisahkan dengan jarak, karena jarak rumah kita hanya terbentang dua belas kilometer. Hubungan kita hanya terpisah oleh waktu.

Semoga dengan lagu Simple Plan ft Natasha Beddingfield – Jetlag ini mengantarkan rasa rinduku padamu. Malam ini aku harus tidur cepat, besok pagi harus sudah ada di kantor, ada audit perusahaan. 
Selamat malam Beno.

 ***

Gambar dari sini

No comments:

Post a Comment