14 December 2010

Cintaku di 6 Kota (Manado) #Part3

Inilah Kota ketiga, Kota Manado “Mari Jo Bakudapa

Sabtu, 25 September 2010

Pergi ke Manado membawa kebanggaan tersendiri bagi saya. Kota yang terletak di Pulau Sulawesi ini adalah pulau pertama saya menginjakkan kaki selain Pulau Jawa. Lagipula dari kota ini lah sang kekasih berasal. Maka dari itu, sebelum pergi saya sudah menyiapkan beberapa oleh-oleh Khas Bandung untuk keluarganya yang tinggal di sana.

Lain kota, lain pulau, lain pula bahasa dan budayanya.

Dalam masa persiapan roadshow, kami melakukan konfirmasi kehadiran peserta. Lucu, karena saya tidak paham Bahasa Daerah Manado dan ada beberapa peserta yang sama-sekali tidak bisa Bahasa Indonesia.

Persiapan lancar, ini kan sudah ketiga kalinya, memang harusnya begitu.
Acara pun berjalan dengan lancar, semuanya berjalan sesuai dengan rundown acara.
Sukses :D

Yah, sebenarnya ada sedikit masalah namun tidak berpengaruh banyak terhadap jalannya acara. Mengenai Laison Officer (LO) yang direkrut oleh EO lokal, katanya sih sering kerja bareng. Tapi saya sangsi karena dari awal briefing, mereka semua telat 2 jam dari jam yang ditentukan. Saat Hari H, sebagian dari mereka datangnya bersamaan dengan peserta. Tugas mereka kan menyambut peserta lah kok datangnya barengan? Tugas mereka cukup mudah, hanya menyambut, mengarahkan peserta dari meja pendaftaran ke area ballroom, dan stand-by selama acara takut ada peserta yang kelelahan saat senam atau sekedar ingin minum, namanya juga lansia.
Tugas yang se-simple itu pun mereka tidak lakukan, nampaknya mereka jarang bertemu satu dengan lainnya. Sehingga acara ini seperti temu-kangan-reuni diantara mereka. Sibuk ngobrol sendiri. Mereka pun berdandan layaknya pergi ke pesta dengan riasan tebal.



***


Ada banyak kejadian menarik di kota ini, salah satunya;

- Saat di pesawat, saya dan tim terpisah duduknya. Kebetulan disamping saya adalah Ibu-ibu yang sejak kami duduk dia terus memperhatikan saya. Awalnya saya agak curiga. Ibu itu bertanya basa-basi kemana tujuan saya dan apa yang saya lakukan selama di sana. Ibu itu bilang bahwa saya seperti pacar anaknya, sangat mirip, jadi dia pikir saya adalah orang itu. Lucu, Ibu itu berpikir saya orang asli Manado dan tidak percaya kalau saya orang sunda setelah berkali-kali diyakinkan. :D

- Selama saya di sini, tidak menemukan satu pengemis maupun pengamen di sepanjang jalan. Tidak menemukan gundukan sampah apa pun di sepanjang jalan. Betapa bersihnya kota ini. Bagaimana mungkin bisa terjadi hal seperti itu? Konon, Orang Manado itu sangat menjaga gengsi. Perbuatan memalukan bagi mereka jika hanya duduk diam di trotoar atau berjalan menyusuri jalan-toko dengan tangan terbuka, meminta sesuatu. Wah ... :D

- Saudara sang kekasih, Sheila menghampiri saya di Lobby Hotel Novotel yang sangat asri. Mereka sekeluarga sengaja datang, tidak hanya untuk mengambil oleh-oleh tapi sangat ingin menemui saya. Kami berbincang-bincang singkat. Lucu, mereka juga beranggapan saya orang Manado atau ada keturunan Manado. :D :D
Agak malam, sepupunya Om Frangky datang; sekedar menyapa. Ternyata rumahnya tepat di belakang hotel kami. Alhasil, saya diculik pergi kerumahnya dan diperkenalkan dengan istrinya. Berada di depan pintu rumahnya, ada aroma harum tercium. Klapertart! Wah, saya langsung dihidangkan klapertart oleh istrinya Om Frangky. :D

- Kembali ke hotel, menyelesaikan persiapan. Tim EO lokal bekerja maksimal dan akhirnya kami tidak bentrok dengan ballroom yang digunakan untuk resepsi. Sehingga sebelum jam 03.00 sudah cleaning area. Mengingat pengalaman di kota sebelumnya, saya kesiangan bangun, maka lebih baik tidak tidur sekalian. Kami, jured dan saya duduk dipinggir kolam, dibawah terangnya bulan dan tebaran bintang, menikmati secangkir cappuccino novotel. :D

- Selesai acara, kami dijemput oleh Om Frangky untuk pindah hotel. Novotel itu letaknya seperti Lembangnya-Bandung; jauh dari kota. Setelah cek-in di hotel, Om Frangky membawa saya dan tim jalan-jalan melihat Kota Manado.
Kami menyantap pisang goreng yang dicocol sambel ikan roa dipinggir Pantai Malayanglayang.
Beranjak ke Citraland, di dini ada Patung Tuhan Yesus Memberkati.
Melihat pemandangan Kota Manado yang indah dan terlihat rapi dari bukit, di Tomohon.

- Bunakan! Akhirnya saya ke bunaken juga. Setelah terombang-ambing di perahu selama 1 jam tiba saatnya snorkeling. Hehehe, baru pertama kalinya snorkeling nie. Terkagum-kagum dengan pemandangan terumbu laut, karang, ikan laut beraneka warna.

Di Kota Manado, cinta saya bertebaran dimana-mana ...

Tidak ada yang senikmat menikmati cappuccino di pagi hari dengan pemandangan romantisme alam, sayang disamping saya bukan sang kekasih.
Tidak ada yang seenak mencicipi dan menghabiskan klapertart yang khusus dibuatkan untuk saya.
Tidak ada yang seindah memandangi pemandangan gunung, bukit, pantai, dan bawah laut

Saya sudah jatuh cinta sejak pertama kali menginjakkan kaki di kota ini.

No comments:

Post a Comment