25 January 2016

Pernak-Pernik 2015


Hai, Selamat Tahun Baru 2016 kalian semua. 


Quotes di atas sangat mewakili peristiwa demi peristiwa yang merupakan momen terbaik sekaligus momen terburuk yang saya alami sepanjang tahun 2015. Banyak kisah melambungkan dan menenggelamkan perasaan di waktu yang hampir bersamaan. Syukurlah semuanya sudah terlewati walau dengan susah payah.

Awal tahun selalu menghembuskan napas yang baru, entah itu kesempatan, semangat, motivasi, suasana, atau lingkungan baru. Dihadapan saya terbentang lembaran kertas putih polos. Sebelum tangan saya menggoreskan tinta warna-warni di atasnya, ijinkan saya kembali memutar waktu untuk mengingat mengenai kejadian yang sudah terjadi agar dapat lebih berhati-hati dalam memilih warna tinta. Semuanya saya rekam dan rangkum dalam Pernak-Pernik 2015.

1. Kebersamaan Pergantian Tahun

Merayakan pergantian akhir tahun merupakan ritual wajib bagi saya. Menunggu menit demi menit tahun berganti bersama orang kesayangan lebih berharga daripada apa pun juga. Dan inilah saya bersama keluarga besar merayakan malam tahun 2014 menuju tahun 2015.

Family Gathering 2015 at Bude Nani's House

Saya ingat betul malam itu setelah makan malam bersama, saya langsung pamit pergi menuju rumah Lutfi untuk merayakan pergantian tahun sambil bakar-bakaran. He he he.

Sosis dan Daging Ayam Bakar :)

Selamat Tahun Baru 2015
dari Pascasarjana STPB 2013

Menghabiskan malam, berbagi cerita, menyaksikan gempita kerlap-kerlip kembang api di halaman belakang bersama mereka adalah suatu kebahagiaan tersendiri buat saya. Usia yang cukup terpaut jauh meleburkan dinding jarak di antara kami. 
Itulah indahnya kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman dalam pergantian malam tahun baru.

2. Petualangan 

Mengawali tahun baru kemarin, saya menambahkan satu label bernama Petualangan Sepatu yang bercerita tentang kisah sepatu yang berpetualangan ke mana saja. Kerinduan sebagai mantan anak alam mencuat lagi dan ini adalah salah satu momen terbaik saya di Tahun 2015.

Air Terjun Ciwidey

Petualangan Si Sepatu Kuning mengejar Sunset di Pantai Jayanti, Cianjur sungguh petualangan yang seru banget! Dalam perjalanannya melihat Sunset, beberapa kali Si Kuning berhenti, mengabadikan kenangan untuk setiap hal yang yang ditemuinya. Seperti foto di atas, Si Kuning menemukan air terjun di sepanjang jalan Ciwidey. Daya tarik wisata alam gratis yang sangat tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Si Kuning di Pantai Jayanti

Petualangan yang tak kalah seru adalah ketika Si Kalem Beige mendadak harus ikut berpetualang ke Curug Pengantin di Kolonel Masturi. Saya memang pilih-pilih dalam menentukan siapa Si Sepatu yang akan menemani. Tak terduga adalah Si Kalem Beige ini yang harus menemani menapaki jalan setapak menuju Curug Pengantin. Untung saja dia kuat :)

Si Beige di Curug Pengantin

Inilah Saya di Ujung Jalan Setapak Menuju Curug Pengantin

Nah, petualangan yang ini agak lain dan beda dari petualangan di atas. Sebab petualangan kali ini dalam rangka mengumpulkan data untuk menyusun Tesis. Sendiri, dengan bermodalkan alat bantu seadanya saya pun menginap beberapa hari di Kabupaten Kuningan.

Tesis yang saya ajukan sebagai syarat kelulusan adalah tentang Daya Tarik Wisata Religi di Gua Maria Fatima Sawer Rahmat, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Maka dari itu, penelitian berbalut petualangan pun di lakukan.

Wisma Gereja Tempat Saya Menginap

Di Wisma Putri Sejati lah saya menginap selama penelitian di Desa Cisantana, Desa di mana lokasi Gua Maria Fatima Sawer Rahmat berada. Wisma dengan satu kamar berisi delapan kasur dan kebetulan saat itu hanya saya yang menginap. Agak menyeramkan ketika malam datang namun betapa luar biasa segarnya ketika pagi menjemput.

Penjaga Wisma dan Gereja yang Menjaga Saya juga :)

Wisma yang saya tempati memang lokasinya berada di belakang Gereja. Koaster dan penjaga Gereja menginap di tempat sekretariat. Mereka dengan sengaja membuat acara ngeliwet ketika tahu mengenai kedatangan saya. Kami pun makan nasi liwet bersama sampai kantuk datang menjelang.

Jalan Setapak Menuju Gua Maria Fatima Sawer Rahmat

Jalan setapak inilah di mana penelitian saya dimulai. Penduduk Desa Cisantana sangat ramah menyambut dan mengetahui maksud kedatangan saya. Mereka dengan sabar menjawab semua pertanyaan dari kuesinor yang sudah saya siapkan.

Rasanya foto di atas adalah foto terakhir di tahun 2015 saya jadi anak alam lagi. Melihat pemandangan serba hijau memang menyegarkan mata dan pikiran. Menghirup udara pegunungan menjernihkan kepala. Masih teringat kok bagaimana perasaan saya waktu itu, bahagia. :)

Tapi, saya rasa tahun ini petualangan sepatu tidak akan sama iramanya dengan tahun lalu. Bedanya apa? Ha ha ha. Saya juga belum bisa memastikan hal itu. Biarkan saja tetap jadi misteri yah.


3. Kehilangan

Kehilangan rumah beserta isinya merupakan momen terburuk yang terjadi bagi saya dan keluarga. Khususnya bagi orang tua saya. Pencapaian mereka selama puluhan tahun lenyap dalam hitungan menit bersama abu dan puing-puing di atas tanah. Keselamatan keluarga kami adalah bentuk rasa syukur dan terima kasih bahwa kami masih senantiasa dilindungiNya selalu. Berserah adalah tulisan saya mengenai musibah kebakaran.


4 Maret 2015, beberapa jam setelah api padam

Selang lima bulan, dalam waktu senggang saya iseng arahkan motor ke rumah dulu. Sekedar melihat bagaimana kondisinya. Begitu masuk komplek entah mengapa rasanya ada yang menekan di dada dan semakin sesak untuk bernafas ketika melihat dia berdiri rapuh, sendiri, terbengkalai, terabaikan di sana. Tak kuasa dan tak berdaya untuk melakukan sesuatu terhadap dia yang menaungi sedari saya kecil.

2 September 2015, lima bulan setelah musibah kebakaran

Kehilangan sesuatu dapat tergantikan dengan yang baru, dapat di beli dan di cari lagi. 
Namun, bagaimana halnya dengan kehilangan motivasi dan kepercayaan diri?
Ya ya ya .... terbaca agak sedikit berlebihan dan drama memang. Tapi, yah itulah yang saya rasakan bahwa berpisah dengan seseorang yang katakanlah sudah menjadi bagian dari hidup, di mana masa depan sudah terjalin bersama secara tiba-tiba hilang begitu saja. Luluh lantak. Kembali ke titik nol. Pengorbanan dan cinta yang sudah diberikan seakan sia-sia.

Keterpurukan akan keadaan membuat saya mau tidak mau harus bangkit. Bangkit dengan tertatih, terseret, terseok-seok. Pokoknya saya harus mampu bangkit berdiri dari dasar jurang yang ironisnya saya bikin sendiri. Terpukul akan kejadian ini membuat saya benar-benar skeptis akan makna sayang dan cinta yang ke luar dari mulut seorang lelaki. Mungkin ... butuh proses, butuh waktu sampai semuanya kembali normal. :)


4. Pembaharuan

Betapa baiknya Tuhan menjaga dan melindungi keluarga kami. Tuhan sediakan kami tempat tinggal baru yang jauh dua kali lipat lebih besar melalui Atasannya Papah. Rumah seluas 700 m2 ini adalah rumah kosong milik Atasan Papah yang dengan kerendahan hati meminjamkannya untuk kami tempati sementara tanpa batas waktu. Tidak ada kata lain selain bersyukur untuk menikmati berkat yang datang melimpah.


Rumah (Numpanga) Baru

Pekerjaan, lingkungan, rekan kerja dan tentu saja pengalaman baru bukan lagi menanti tapi sudah ada di depan mata saya. Semuanya terjadi begitu saja, begitu cepat bahkan hingga saya pun masih terengah-engah mengejar dan berada dalam suasana yang sama sekali serba baru. Seru menantang sekaligus menebarkan jantung!

Bersama Atasan Baru

Rekan Kerja Gila Baru :)

Mengalami kemalasan luar biasa dalam menyusun Tesis kembali menyergap di mana beberapa teman sudah mendahului lulus duluan adalah kehebohan lain. Setelah melakukan penelitian, membuat analisa, akhirnya saya bisa maju sidang pada periode kedua. Walaupun dibutuhkan hampir dua bulan lebih untuk memperbaiki sidang tesis, sampai bikin surat permohonan perpanjangan waktu, sampai ngejar-ngejar dosen ke sana ke mari, sampai kabur dari kantor .... akhirnya semuanya selesai juga. Tahun ini saya mendapat gelar baru. Boleh lah yah, sedikit sombong. :))

Hai, perkenalkan nama saya Christina Evaliana Irawan SS., MM. Par

Ijazah S2 


Tahun 2015 memang sangat berkesan bagi saya. Banyak pengalaman baru yang saya alami bersama orang baru dan lingkungan baru. Saya bersyukur bahwa semuanya sudah terlewati walau masih ada sisa-sisanya yang masih tertinggal namun perlahan tapi pasti akan memudar dengan sendirinya.

Belajar dari pengalaman bahwa tidak ada satu hal pun yang sia-sia. Hanya saja kadang saya suka terlambat memaknainya atau malas untuk belajar dari pengalaman itu sendiri.
Resolusi yang saya buat tidaklah muluk-muluk seperti tahun-tahun sebelumnya karena saya percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi umatnya yang percaya. Dan saya percaya betul akan hal itu!

Hei, terima kasih atas pernak-pernik 2015 yang sudah menghiasi satu tahun!

This is new ME :))


***



2 comments:

  1. Tahun penuh warna ya Eva. Tahun 2016 ini juga akan sangat mendebarkan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Evi, terima kasih sudah mampir yah! Pastinya akan mendebarkan.

      Delete