07 August 2015

Telat Empat Bulan

Siapa yang merindukan kisah hidup keseharian yang biasanya saya umbar di Pernak-pernik Harian?
Otenang, saya kembali hadir untuk membuka dan mengumbarnya. HAHAHA eh ha ha ha.

Sedikit prolog kemana saja saya selama ini ... 

Jujurnya sih saya minder, masih ingat saya pernah menulis tentang Delapan Belas Orang. Berkisah mengenai teman-teman kuliah pascasarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, angkatan 2013 yang jumlahnya tiga puluh ... yah delapan belaslah! Tulisan itu dibuat pada saat saya masih semester dua, ibarat pacaran masih dalam masih pedekate ... semua terasa indah la la la. Singkat cerita ...

Di paragraph akhir, saya menulis ini,

Kami, berdelapan belas orang dapat saling bahu membahu agar tetap lulus bersama di Hari Wisuda pada waktunya nanti 
atau justru malah saling sikut menyikut agar dapat lulus duluan. 
Entahlah ...
Harapan saya cuma satu,
agar kebersamaan yang sudah terjalin ini tetap harmonis 
sehingga kami semua dapat lulus bersama tahun ini.
 Boleh minta amin-nya? AMIN!


Namun, pada kenyataannya dari delapan belas orang ini, terdapat sepuluh orang yang sudah wisuda duluan eh maaf tepat waktu pada 20 Mei 2015 lalu. Harapan yang cuma satu itu pun tidak bisa terpenuhi sebab mereka berhasil mengikuti jadwal sidang bulan April, sedangkan saya TELAT EMPAT BULAN saja. Empat bulan yang membuat harapan saya gagal terpenuhi untuk wisuda bersama mereka.

Prolognya ngga kepanjangan kan? he he he.

Jadi, pertanyaannya adalah kenapa bisa telat empat bulan? Penjelasan atau lebih tepatnya pembelaan dan pembenaran diri adalah sebagai berikut,

1. Terhitung sejak akhir Januari, setelah sidang pra up (ujian penelitian) yang berisi Bab I, II, dan III tiba-tiba saja dosen pembimbing saya mengatakan, "Gue ngga sanggup, Va! Ngga sanggup ... Gue udah minta Ketua Jurusan ganti pembimbing". Oh ... WHAT?!?

2. Setelah semingguan menunggu, sementara temen-teman yang lain sudah asyik bimbingan Bab IV, akhirnya keluar juga SK (surat kerja) siapa yang menjadi dosen pembimbing menggantikan sebelumnya. Kirain masalah selesai sampai di sini, nyatanya ... lanjut no 3.

3. Dosen pembimbing baru yang ternyata lebih senior ini mengharuskan saya memulai proses bimbingan dari awal lagi. Ulang! Dari Awal Lagi, yang artinya dari Bab I. ha ha ha sementara yang lain sudah memasuki bab V. Da apa atuh aku mah ...

4. Awal Maret kami sekeluarga mengalami musibah kebakaran, yang belum tahu dapat membaca tulisan saya dengan judul Berserah. Ya lagi musibah gitu manalah kepikiran dan fokus nulis tesis!

5. Proses bimbingan berjalan alot, pasalnya dosen senior ini jarang ke kampus alasan kesehatan. Bimbingan via email tidak diperkenankan, bimbingan di rumahnya atau di luar kampus juga tidak mendapat persetujuan. Panik! Teman yang lain sudah hampir beres, sedangkan saya mengambil data di lapangan juga belum, gimana mau nulis Bab IV yang isinya hasil penelitian. Dang!

6. Berlandaskan motivasi teman (yang saat itu lagi) dekat, dengan semangat berangkatlah saya ke Kabupaten Kuningan untuk melakukan penelitian. <-- khusus no 6 ini saya akan ceritakan di postingan selanjutnya yah.

7. Data sudah didapat, hasil penelitian sudah ditulis dan diprint, malah sudah selesai sampai Bab V berisi kesimpulan ... pas menghadap pembimbing malah mengotak-atik Bab II. Yah tentu saja mengubah semua isi yang sudah ditulis .... sementara tanggal pengumpulan berkas Tesis adalah LUSA!

8. Nangis di kamar mandi kostan teman karena gagal ikut sidang Bulan April. Meratapi nasib kira-kira semingguanlah, malu rasanya ketemu teman-teman yang lagi dag dig dug mau sidang.

9. Dihampiri atau menghampiri masalah yang membuat pikiran dan hati ngga bisa fokus sama yang namanya tesis. Yah maklumi aja deh hidup aku mah da penuh dramaaaaaaaaaaahhhh.

10. Nangis campur aduk antara bangga, sedih, kesel, bahagia, sebel di lapangan parkir menunggu mereka di dalam ruangan yang sibuk berselfie-ria memakai toga. 


Itulah 10 alasan mengapa tidak bisa memenuhi harapan saya sendiri untuk bisa wisuda bersama. Gara-gara telat empat bulan untuk bisa ikut sidang. 

(((empat bulan kemudian)))

Selama empat bulan saya mengejar ketertinggalan dengan membaca buku dua hari, menulis empat halaman per hari, malas-malasan seharian, dan sisanya bersosialisasi.

Maka, pada tanggal 27 Juli 2015 lalu saya menghadiri Pembukaan Ujian Sidang Program Pascasarjana, Strata I, Diploma IV, dan Diploma III. 
Dengan menghadiri pembukaan sidang otomatis menjadi peserta sidang. Peserta pascarjana yang maju sidang Bulan Agustus ada lima orang, dua di antaranya adalah saya dan Teh Kiki.

Saya & Teh Kiki, yang sama telat empat bulan juga

Yang mengikuti keseharian saya di media sosial Path mungkin tahu jadwal sidang saya.
Kamis, 30 Juli 2013, 9.45 AM adalah puncak rasa deg-deg-degan yang pernah ada. Dengan berdiri tegap, saya melangkahkan kaki samar agak gemetaran memasuki ruang sidang. Di mana di dalamnya sudah duduk manis dua orang penguji, dua orang pembimbing, dan satu pemimpin sidang.
Penuh senyuman yang di-percaya-in-diri saya menyapa, Selamat Pagi!

Kanan Atas, saya lagi (di)sidang
Setelah mengucapkan terima kasih, membuka pintu ruang sidang ... seperti ... membuka kehidupan baru. Selesai sudah semua perkara yang datang hampir bersamaan dengan proses sidang.

Saya tidak dapat menemukan kata yang tepat selain lega. Bersyukur bahwa semuanya dapat terlewati, tidak mudah (menurut saya) tapi toh sudah selesai semua yang berkaitan dengan "kampus" selesai semuanya, seperti yah itu tadi memulai kehidupan baru. :D

Dan kemarin, 6 Agustus 2015 adalah Penutupan Ujian Sidang. Lulus dengan predikat sangat memuaskan itu adalah kebanggaan tersendiri.

Penutupan Sidang Bulan Agustus

Epilog

Tuhan selalu bekerja dengan caraNya sendiri. Telat empat bulan ini memang awalnya menyesakkan dada, banyak sekali rencana tertunda karenanya, belum lagi perasaan mengecewakan orang tua. Namun, di sisi lain, Tuhan memberikan waktu bagi saya untuk berpikir, berpikir ulang dan pada akhirnya saya dapat menemukan jalan yang ditunjukkanNya. 

Konon, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Saya tahu bagi sebagian orang terlambat itu tidak dapat diterima. Akan tetapi, Tuhan menjawab doa saya melalui proses 'keterlambatan'.

Tuhan juga mungkin menjawab doa teman lainnya melalui 'keterlambatan'.

Kepada teman pascasarjana angkatan 2013 yang lain, Ayo maju sidang Bulan Oktober!
Supaya Mei 2016 angkatan 2013 bisa wisuda bersama,


Semangat yah kalian!!!


*


Penulis,

Christina Evaliana Irawan SS., MM. Par


12 comments:

  1. Cieeee udah ada MM. Par di belakang namanya. Alhamdulillah ya. Selamat Eva sayang, semoga makin menjadi berkah ya :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya V, makasih sangat yah. Akhirnya, he he he. :D

      Delete
  2. Wah selamat yh, Va, atas tercapai MMnya. Semoga bisa menular ke teman2 seangkatan yg lainnya. Mantap.

    ReplyDelete
  3. How I love your never ending spirit here, Tante. Congratulations! :*

    Moga ilmu yang didapat bisa terus diaplikasikan supaya berguna untuk lebih banyak orang. hahayyy... ^^

    ReplyDelete
  4. Akhirnya!
    Pasti rasanya lega banget!
    Selamat ya, Eva!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Leganya luar biasaa. Seperti punya hutang yang terbayar :D

      Terima kasih yah Ikaaf.

      Delete