Karena saya merasa kurang pandai dalam berkomunikasi secara
lisan apalagi berbasa-basi, maka dari itu saya memilih menulis kata-kata yang
mungkin tak sempat, tak sanggup, tak berani, tak terucap saat akan berhadapan dengan
Tante.
Dear Tante ...
Konon, tinggal bersama mertua dalam satu atap itu suasana
akan terasa selalu panas. Ada energi negatif di setiap sudut-sudut rumah yang
menunggu percikan, menyulut pertengkaran-pertengkaran kecil kemudian meledak. Benarkah
demikian?
Sama halnya seperti cerita pengantar tidur Cinderella, bahwa
Ibu Tiri selalu diperankan sebagai sosok Ibu yang jahat, tidak menyayangi
anak-anak tirinya dan hanya menginginkan harta suaminya. Apakah dalam kehidupan
nyata benar adanya demikian?
Bukannya saya naïf dan menutup mata terhadap realita yang
ada. Banyak membaca dan mendengar pelbagai cerita mengenai kisah-kisah
pertengkaran menantu perempuan dengan mertua, ibu tiri kejam menelantarkan
anak-anaknya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga kisah-kisah mereka
yang harmonis.
Tante, saya banyak belajar mengenai menyatukan dua keluarga sebab pernikahan bukan semata dua insan
manusia yang saling mengikat janji akan tetapi bersatunya dua keluarga menjadi
utuh. Bidang pekerjaan yang saya geluti menuntut untuk menjadi penengah antara
keluarga calon wanita dan keluarga calon pria. Peran saya hanya sebatas
menyamakan konsep pernikahan agar tidak ada kecemburuan dan konflik di hari
pernikahan.
Melihat keharmonisan mereka di atas pelaminan serta tamu undangan
yang terbawa suasana bahagia adalah salah satu tujuannya. Walaupun ada saja
kejadian seperti hujan saat pesta kebun, dekorasi yang tidak sesuai, tamu
makanan yang kurang enak, atau penghulu yang telat datang. Kunci utamanya
adalah iklas.
Nah, tante … saya percaya dengan tujuan dan mekanisme yang
sama akan membawa hasil yang serupa.
Saya sadar bahwa ketika memutuskan untuk memilih anak tante
sebagai pasangan hidup itu artinya memilih masalah yang akan saya hadapi seumur
hidup saya. Dan saya juga percaya saat Tuhan memberikan masalah kepada
hambaNya, Dia sertakan pula solusinya.
Mungkin akan muncul pertanyaan dibenak tante,
Bagaimana jika anak
tante tidak dapat membahagiakan saya?
Bagaimana seandainya
anak tante punya wanita idaman lain?
Bagaimana kalau anak
tante meninggal saat anak-anak masih kecil?
Bagaimana apabila anak
tante cacat seumur hidup?
Bagaimana misalkan anak
tante atau saya ternyata mandul?
Apa yang akan saya
lakukan seumpama anak tante jatuh bangkrut?
Sungguh … sungguh saya tidak punya jawaban untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tante. Tidak pernah terbersit barang sedetik pun di
kepala mengenai pertanyaan yang tante ajukan. Itu semua rahasia Tuhan. Tujuan
saya memilih anak tante adalah menemaninya hingga kontrak saya di dunia
selesai. Apapun yang akan terjadi kelak … baik dan buruknya yang dapat dan
harus saya lakukan adalah menepati janji saya untuk menemaninya. Sedikit menjawabkah?
Perkara tinggal bersama mertua indah seharusnya bukan masalah bagi kita yah, tante. Kita bisa luangkan waktu untuk mengetahui letak ketidakcocokan kita dan mencari cara bersama bagaimana mengatasinya. Banyak hal yang bisa kita lakukan bersama ... tante tahu kan saya kurang berpengalaman mengenai perdapuran, tante bisa menurunkan beberapa ilmu dasar resep andalan tante. Atau kita bisa mendekor dan mempercantik rumah agar penghuninya nyaman. Atau ... atau kita seharian jalan-jalan, belanja, nyalon, arisan tanpa memusingkan urusan rumah sejenak. Menurut tante, bagaimana? Tampaknya seru juga. :)
Tante, jangan takut! Saya tidak mengambil apalagi merebut
anak tante dari pelukan tante. Ijinkan saya untuk meringankan beban tante
dengan membangunkannya pagi-pagi, menyediakan kopi dan sarapannya, mempersiapkan
kebutuhannya untuk bekerja, membersihkan dan merawat seisi rumah, memasak
makanan kesukaannya, mendengarkan keluh kesahnya tentang apa pun, menenangkan
amarahnya, menjaga tante, mengingatkan akan peran dan tanggung jawabnya sebagai seorang
anak-suami-ayah-pa de-pa lik. Bersediakah tante saya bantu?
Semoga Tuhan mempertemukan kita yah, tante.
Rasanya sudah tidak sabar untuk segera bertemu dan mengenal tante.
-Calon Mantu-
***
Semoga Tuhan mempertemukan kalian lekas-lekas, ya!
ReplyDeleteAku malah berharap tidak. hahahaha.
DeleteSebab ini adalah surat yang tertuju kepada orang yang nyata (sebenarnya).
Tapi, terima kasih yah.
Emmmm.. Oke. Aku perbaiki doanya: semoga kita lekas dipertemukan dengan mertua masing-masing (dalam artian bukan cuma ketemu, tapi juga... Ya ngerti kan ya). Hehehehehe.. *malah numpang doa*
ReplyDeleteHahahaa, kita serahkan saja semuanya sama Sang Sutradara. DIA tahu kok apa yang terbaik untuk kita. AMIN.
Delete