27 May 2015

Surat Untuk Tante, Kelak.

Karena saya merasa kurang pandai dalam berkomunikasi secara lisan apalagi berbasa-basi, maka dari itu saya memilih menulis kata-kata yang mungkin tak sempat, tak sanggup, tak berani, tak terucap saat akan berhadapan dengan Tante.

Dear Tante ...

Konon, tinggal bersama mertua dalam satu atap itu suasana akan terasa selalu panas. Ada energi negatif di setiap sudut-sudut rumah yang menunggu percikan, menyulut pertengkaran-pertengkaran kecil kemudian meledak. Benarkah demikian?

Sama halnya seperti cerita pengantar tidur Cinderella, bahwa Ibu Tiri selalu diperankan sebagai sosok Ibu yang jahat, tidak menyayangi anak-anak tirinya dan hanya menginginkan harta suaminya. Apakah dalam kehidupan nyata benar adanya demikian?

Bukannya saya naïf dan menutup mata terhadap realita yang ada. Banyak membaca dan mendengar pelbagai cerita mengenai kisah-kisah pertengkaran menantu perempuan dengan mertua, ibu tiri kejam menelantarkan anak-anaknya. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga kisah-kisah mereka yang harmonis.

Tante, saya banyak belajar mengenai menyatukan dua keluarga  sebab pernikahan bukan semata dua insan manusia yang saling mengikat janji akan tetapi bersatunya dua keluarga menjadi utuh. Bidang pekerjaan yang saya geluti menuntut untuk menjadi penengah antara keluarga calon wanita dan keluarga calon pria. Peran saya hanya sebatas menyamakan konsep pernikahan agar tidak ada kecemburuan dan konflik di hari pernikahan. 
Melihat keharmonisan mereka di atas pelaminan serta tamu undangan yang terbawa suasana bahagia adalah salah satu tujuannya. Walaupun ada saja kejadian seperti hujan saat pesta kebun, dekorasi yang tidak sesuai, tamu makanan yang kurang enak, atau penghulu yang telat datang. Kunci utamanya adalah iklas.

Nah, tante … saya percaya dengan tujuan dan mekanisme yang sama akan membawa hasil yang serupa.
Saya sadar bahwa ketika memutuskan untuk memilih anak tante sebagai pasangan hidup itu artinya memilih masalah yang akan saya hadapi seumur hidup saya. Dan saya juga percaya saat Tuhan memberikan masalah kepada hambaNya, Dia sertakan pula solusinya.

Mungkin akan muncul pertanyaan dibenak tante,
Bagaimana jika anak tante tidak dapat membahagiakan saya?
Bagaimana seandainya anak tante punya wanita idaman lain? 
Bagaimana kalau anak tante meninggal saat anak-anak masih kecil?
Bagaimana apabila anak tante cacat seumur hidup?
Bagaimana misalkan anak tante atau saya ternyata mandul?
Apa yang akan saya lakukan seumpama anak tante jatuh bangkrut?

Sungguh … sungguh saya tidak punya jawaban untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tante. Tidak pernah terbersit barang sedetik pun di kepala mengenai pertanyaan yang tante ajukan. Itu semua rahasia Tuhan. Tujuan saya memilih anak tante adalah menemaninya hingga kontrak saya di dunia selesai. Apapun yang akan terjadi kelak … baik dan buruknya yang dapat dan harus saya lakukan adalah menepati janji saya untuk menemaninya. Sedikit menjawabkah?

Perkara tinggal bersama mertua indah seharusnya bukan masalah bagi kita yah, tante. Kita bisa luangkan waktu untuk mengetahui letak ketidakcocokan kita dan mencari cara bersama bagaimana mengatasinya. Banyak hal yang bisa kita lakukan bersama ... tante tahu kan saya kurang berpengalaman mengenai perdapuran, tante bisa menurunkan beberapa ilmu dasar resep andalan tante. Atau kita bisa mendekor dan mempercantik rumah agar penghuninya nyaman. Atau ... atau kita seharian jalan-jalan, belanja, nyalon, arisan tanpa memusingkan urusan rumah sejenak. Menurut tante, bagaimana? Tampaknya seru juga. :)


Tante, jangan takut! Saya tidak mengambil apalagi merebut anak tante dari pelukan tante. Ijinkan saya untuk meringankan beban tante dengan membangunkannya pagi-pagi, menyediakan kopi dan sarapannya, mempersiapkan kebutuhannya untuk bekerja, membersihkan dan merawat seisi rumah, memasak makanan kesukaannya, mendengarkan keluh kesahnya tentang apa pun, menenangkan amarahnya, menjaga tante, mengingatkan akan peran dan tanggung jawabnya sebagai seorang anak-suami-ayah-pa de-pa lik. Bersediakah tante saya bantu?

Semoga Tuhan mempertemukan kita yah, tante.
Rasanya sudah tidak sabar untuk segera bertemu dan mengenal tante.


-Calon Mantu-

http://umcssa.org/financial-help/where-to-get-home-loans-for-single-mothers-tips-and-guides/
Pinterest


***


4 comments:

  1. Semoga Tuhan mempertemukan kalian lekas-lekas, ya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku malah berharap tidak. hahahaha.
      Sebab ini adalah surat yang tertuju kepada orang yang nyata (sebenarnya).

      Tapi, terima kasih yah.

      Delete
  2. Emmmm.. Oke. Aku perbaiki doanya: semoga kita lekas dipertemukan dengan mertua masing-masing (dalam artian bukan cuma ketemu, tapi juga... Ya ngerti kan ya). Hehehehehe.. *malah numpang doa*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaa, kita serahkan saja semuanya sama Sang Sutradara. DIA tahu kok apa yang terbaik untuk kita. AMIN.

      Delete