10 October 2013

Kebanggaan

Ketika dihadapkan dengan sebuah pertanyaan, apa arti kebanggaan bagi saya? Terus terang saya agak mengalami kesulitan untuk menjawabnya. Ada banyak kejadian yang membuat saya merasa harus bangga pada diri sendiri. Pasalnya adalah saya termasuk tipe orang yang sederhana, yang cepat puas terhadap kinerja diri sendiri kemudian membanggakannya kepada orang lain. 

Contoh, saat pertama kali naik angkutan umum sendiri ke sekolah, saya luar biasanya bangga atas keberanian dan kemandirian saya. Namun, respon teman-teman ketika mendengarnya menganggap hal tersebut adalah sepele, tidak ada yang patut dibanggakan dari seorang anak yang naik angkutan umum. 

Mereka berpendapat seperti itu karena tidak tahu latar belakang saya yang terbiasa diantar-jemput oleh supir jemputan sebelumnya. 
Nah, bayangkan seorang anak yang mau sekolah tinggal menunggu jemputan datang ke rumah, duduk manis di mobil, lalu sampailah ke sekolah. Begitu pun ketika pulang sekolah diantar hingga ke rumah. 
Sampai ada kejadian, supir jemputan mendadak sakit, tidak ada satu orang pun yang dapat mengantarkan ke sekolah. Masa iya jadi tidak sekolah? Sejujurnya, ya lebih baik bolos karena ketidaktahuan jalan menuju ke sekolah belum lagi ketakutan tersesat, diculik, dan sebagai sebagainya. Namun, ada sesuatu yang menggerakkan si anak ini untuk bisa ke sekolah bagaimanapun caranya. 
Jadi, sudah sepantasnya saya merasa bangga pada waktu itu berani naik angkutan umum dan sampai di sekolah dengan selamat walaupun sedikit telat. :D

Contoh lain, ketika tulisan saya dikritik habis-habisan oleh teman yang kebetulan berkecimpung dalam dunia kepenulisan, yang mengatakan bahwa tulisan saya jauh dari layak, entah dari segi karakter, cerita, diksi, tanda baca, pokoknya tidak ada satu bagian pun yang terlewatkan untuk dikomentarin. Satu hal yang terbersit dalam pikiran saya, bagaimana pun caranya tulisan ini -yang dia bilang tidak layak- harus lolos seleksi!
Dan nyatanya tulisan saya, "Kopi Jingga" lolos seleksi kemudian dijadikan buku Antologi "In The Name Off Love". Siapa coba yang tidak merasa bangga jika karyanya diapresiasi oleh orang banyak? Sudah selayaknya saya merasa bangga, lagipula ini merupakan buku Antologi pertama saya. Silakan cari di toko buku terdekat kalau mau baca, lah malah jadi promosi :D. Iya dong sebagai salah satu bentuk bangga akan hasil karya sendiri.

Kesimpulannya, kebanggaan bagi saya sifatnya personal. Setiap orang pasti punya standarisasi kebanggaannya masing-masing. Perbedaaan standarisasi inilah yang membuat satu kejadian menjadi momen membanggakan atau kejadian lumrah, yang berlalu begitu saja. Ada rangkaian proses sebab-akibat yang menjadi titik awal sebelum kita melakukan suatu perbuatan atau usaha. Perbuatan atau usaha yang hasil akhirnya tentu saja membanggakan.
Jika kita tidak bangga atas jerih payah usaha kita sendiri bagaimana orang lain dapat menghargai dan ikut merasa bangga juga?

Seperti tokoh Lena dalam Buku Cine Us berharap dapat memenangkan Lomba Festival Film Remaja agar bisa membanggakan dirinya pada teman-teman yang tidak percaya akan kemampuannya.

Sebagai penutup tulisan, mari kita tonton Cine Us Book Trailer :D







***

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Artikel CineUs Book Trailer Bersama Smartfen dan Noura Books. Cek di sini untuk lengkapnya.

19 comments:

  1. siapa, sih, yang suka kritik tulisan lu abis-abisan, Va?

    btw, kalau jadi Evi, aku menangin tulisan ini. hahaha..
    ikutan juga, ah..

    oh, ya, kata "lumrah" disebut lagi.. :b

    ReplyDelete
  2. Adalah seseorang, sebut saja namanya Mawar. :D
    Wooww, harus di cc ke Evi nih. Makasih yah Ikaff.
    Ikutan juga dong, kali jadi juara kan ngebangggain banget :D

    Iya, ngga nemu padanan kata yang mewakili pada saat nulis :D

    ReplyDelete
  3. hmm.. memang begitu mbak, kita harus percaya bahwa, Underdog can win :))) kaya indonesia sama korsel hari ini *OOT HEHEHE.

    ReplyDelete
  4. Iya, tetap harus percaya dong! Ampe 3-2 yah? #perkarabola. Makasih bella :D

    ReplyDelete
  5. memang hal yang paling membanggakan itu: membuktikan kalau kita BISA! kepada orang yang menilai kita TIDAK BISA.

    Semangat Epah! Go Eva, Go Eva, Go (9 '-')9

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah kan! He he he. Terima kasih yah, semangka! (00)9

      Delete
  6. Setiap orang pasti punya standarisasi kebanggaannya masing-masing. Perbedaaan standarisasi inilah yang membuat satu kejadian menjadi momen membanggakan atau kejadian lumrah, yang berlalu begitu saja --> setuju banget mbak

    Semoga menang lombanya mbak
    Salam kenal

    ReplyDelete
  7. Mba eva tulisannya juara sekali, mudah dipahami. Kalimat yang paling top "Jika kita tidak bangga atas jerih payah usaha kita sendiri bagaimana orang lain dapat menghargai dan ikut merasa bangga juga."
    semoga menang ya mba eva lombanya. ditunggu tulisan yang lainnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah, terima kasih ya Anggie. Mari berbangga pada diri sendiri :D

      Delete
  8. semoga menang ya kakak :-)

    ReplyDelete
  9. Standarisasi kebanggaan itu berasal dari background personal. Setuju deh sama Eva :)

    ReplyDelete
  10. kebanggaan yang personal menjadi strandarisasi secara personal juga, tapi setelah baca kebanggaan yang ini, gw rasa, gw juga layak bangga dengan sebagian apa yang tertulis di atas, selain gw mengalaminya juga, hal yang membanggakan tidak mulu harus hal yang besar, seperti rasa syukur, tak selalu harus hal yang besar saja yang di syukuri, tapi hal yang kecil juga.

    mari ngupi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pastinya, jangan terfokus oleh hal besar. Karena hal-hal kecil itu justru yang biasanya menjadi awal dari sesuatu yang besar dan tentunya membanggakan. Terima kasih komennya :D

      #cheers

      Delete
  11. Kutipan tulisan dalam Bumi Manusia pada header sebenarnya sudah mencerminkan "jeroan" seorang Eva.
    Bukankah ada pepatah "You are what you read?"

    Menyambung judul "KEBANGGAN", saya bangga memiliki teman seorang penulis.

    Kelihaianmu menuliskan sesuatu jauh melebihi apa yang bisa kamu keluarkan dalam kata-kata. *semi nyindir*

    All the best for you!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahahaaa, semi nyindir itu saya anggap pujian yah. Thank u :D

      Delete