09 May 2012

Separuh Sayap


Sayap selalu terlahir sepasang, sayap kanan dan sayap kiri. Mahluk apa pun yang tercipta baik oleh Tuhan maupun Manusia, sebagai ciptaanNya, selalu memiliki sepasang sayap. Dapatkah kau bayangkan jika sayap kiri dan sayap kanan terpisah. Dapatkah kau rasakan apa yang dirasakan oleh sayap yang hanya separuh?

Ini adalah sebuah kisah yang ingin kuceritakan padamu. Kisah tentang sepasang sayap yang terpisah. Percaya tidak? Sudah dengarkan saja yah.

Dahulu, sepasang sayap ini selalu terbang bersama-sama. Mereka sangat suka mengarungi cerita demi cerita, terkadang mereka iseng ikut masuk ke dalam ceritanya dan berlagak sebagai tokoh di dalamnya. Mereka mengikuti alur cerita yang dibawakan oleh Sang Sutradara. Mereka adalah mahluk yang diciptakan oleh Tuhannya, Sang Sutradara.

Berbagai cerita bahagia dalam tiap babaknya, sepasang sayap tidak pernah sekali pun absen. Seperti yang aku katakan, mereka sangat suka mengarungi cerita demi cerita. Tiap adegan yang berubah menjadi babak, mereka selalu ada dalam cerita, sepasang sayap tak akan lengkang oleh waktu.

Mereka mulai memahami bahwa terkadang dalam sebuah cerita yang dibawakan sutradara tidak selamanya tentang bahagia, ada kesedihan, luka, perpisahan, dan adengan yang paling menyebalkan bagi mereka adalah adegan sayap yang terluka. Mereka tidak ingin ada kesedihan dalam tiap cerita. Terbanglah mereka menembus cakrawala dunia, dimana kesedihan mulai tampak dari langit yang mendung dan kotor. Mereka tidak bisa terbang lagi karena kesedihan sudah tersebar. Kesedihan menyebar dengan cepatnya. Langit yang mengeluarkan kesedihan membuat gerakan salah satu sayap melemah. Mereka terbang rendah perlahan mencari tempat peristirahat, lelah mengepak-ngepakkan sayap.

Dengan sangat keletihan sayap kanan berkata kepada sayap kiri,
“Kau beristirahatlah di sini. Aku akan terbang sendiri mencari tempat yang lebih baik dimana tidak ada lagi kesedihan.”
“Tidak mungkin ada tempat yang seperti itu.”
“Ada, aku yakin ada. Aku akan mencarinya untukmu.”
“Tapi tak mungkin kau terbang hanya dengan separuh sayap?”
“Tapi aku juga tidak mungkin terbang bersamamu, kau kelelahan. Istirahatlah dulu, nanti aku akan menjemputmu.”
“Kapan?”
“Secepatnya setelah aku menemukan tempat itu. Kesedihan tidak cocok untukmu, lihat bentukmu sudah kacau tak beraturan.”
“Kalau kau tidak juga menemukannya? Artinya kau tidak akan menjemputku?”
“Aku akan menjemputmu. Janji!”
Dan pergilah sayap kanan meninggalkan sayap kiri. Sayap kiri memang lebih lemah, bulunya mulai rontok jika berhadapan dengan kesedihan. Dia tidak akan tahan dengan kesedihan. Berbeda dengan sayap kanan yang lebih kuat dan bisa menahan kesedihan, lebih tegar. Dengan pergi bersama akan menambah beban kepakan sayap kanan. Keputusannya meninggalkan sayap kiri adalah tepat. Dia akan berusaha mencari tempat tanpa kesedihan untuk sayap kiri.

Ditinggalkan sayap kanan merupakan kesedihan baginya. Selama ini mereka belum pernah terpisah. Dia yang menyadari kondisinya yang lemah tak kuasa menahan kepergiannya sayap kanan. Bisa saja dia menyusul dan mereka akan menjadi sepasang kembali. Tapi, itu hanya akan menjadi beban bagi sayap kanan. Menyesal. Mengapa dia terlahir sebagai sayap kiri yang lemah, tidak tegar seperti sayap kanan yang sudah terbiasa menghadapi kesedihan.

Berhari-hari lamanya sayap kanan tak juga datang. keadaan sayap kiri semakin lemah dan tak berdaya. Yang dibutuhkannya bukan kebahagiaan atau tempat tanpa kesedihan, yang dia percaya tidak ada. Keberadaan sayap kananlah yang menjadi tumpuan hidupnya. Sayap kanan yang selama ini menjadi obat tiap bilur kesedihannya, pahlawannya. Semakin hari, semakin menipis bulu-bulu dalam tubuhnya. Hanya berbaring lemah tak berdaya menunggu sayap kanan datang menjemput. Merindu terbang bersama kembali mengarungi cerita demi cerita menembus cakrawala. Bulu-bulunya telah rontok, perlahan habis bersama tubuhnya tak tersisa menjadi debu. Debunya terbang bersama angin yang berhembus kepada sayap kanan yang juga telah menjadi debu. Karena sayap memang terlahir sepasang, bukan separuh.


***
                                                                           
Separuh Sayap
Gambar diambil dari sini




.

No comments:

Post a Comment