Teruntuk kalian teman – teman SDku
Waktu membaca tema surat cinta untuk hari selasa ini, jujur agak kaget dan sempet shock. Tema sebelumnya dengan “Selebtwit” dan “Cinta Kota” bukan suatu masalah buat saya. Tapi, ini cinta di masa kecil! Tiba – tiba saja kenangan itu muncul silih berganti dan berseliweran di pikiran saya. Padahal dengan susah payah saya simpan dalam rak lemari memori paling bawah, saya tutup rapat – rapat, saya kunci dan entah di buang kemana kuncinya.
Iyah, cinta di masa kecil bagi saya bukanlah suatu kenangan manis yang dapat di simpan dalam album foto yang tinggal di buka dan di lihat jika suatu saat merindu.
Jadi saya putuskan surat ini untuk kalian teman - teman SD yang sudah mengisi masa kecilku ...
Bersekolah di SD yah katakanlah SD Impress (jika kemarau datang susah air namun musim hujan mendatangkan bocor pada atap lalu banjir) membuat saya agak sedikit tertekan. Bukan karena keadaan sekolah yang begitu buruk yang membuat saya tertekan tapi kepada teman – teman satu sekolah, teman sekelas, bahkan teman sebangku. Menjadi satu – satunya objek bual – bualan setiap harinya hanya dengan alasan saya ini berasal dari golongan minoritas, apakah anak usia 7 tahun bisa menghadapinya?
Mungkin saya dan kalian belum memahami benar apa itu arti kata dari sebuah kata perbedaan. Yang kalian tahu bahwa saya beda, tidak sama dengan kalian titik. Setiap pelajaran agama, saya selalu disuruh keluar. Awalnya merasa senang karena tidak usah ikut pelajaran dan kalian yang di dalam kelas iri melihat saya. Sendiri di luar kelas saat yang lain di dalam kelas, dengan sapa kah saya bermain?
Selama 6 tahun lamanya saya merengek ingin pindah sekolah. Selama 6 tahun pula lah Ibu tidak bergeming. Rumah kami dan sekolah hanya berjarak sepandang mata. Ibu dan Ayah yang bekerja mana sempat mengantar dan menjemput saya ke sekolah swasta terdekat yang jaraknya ribuan kilometer. Saya tidak mengerti! Saya bingung! Bagaimana mungkin anak usia 7 tahun mengerti tentang jarak ribuan kilometer.
Pergi ke sekolah sama artinya mengantarkan diri untuk di caci dan di maki. Beban yang harus ditanggung anak usia 7 tahun. Bukankah masa kecil itu harusnya diwarnai dengan bermain bersama teman – teman? Teman – teman mana yang mau bermain dengan saya?
Akh, sudahlah kejadian itu terlalu menyakitkan untuk diceritakan ulang. Apakah kalian masih ingat kejadiannya? Melalui surat ini saya ingin menyampaikan bahwa masa itu sudah berlalu dan biarlah berlalu. Saya yakin bahwa apa yang kalian lakukan itu dulu hanyalah kenakalan anak – anak saja. 20 tahun lebih sudah berlalu namun tetap saja masih ada sisa – sisa trauma saat salah satu dari kalian mengirimkan undangan “Reuni Akbar SD xxxx”. Maaf, saya tidak bisa kembali ke sekolah itu dan bertemu dengan kalian. Maaf.
Psst : hey, kalian tahu tidak saya punya Anjing di rumah baru, namanya Miki. Saya juga koleksi boneka Babi banyak sekali. Masih ingat kan bagaimana kalian memanggil saya dengan sebutan 2 binatang itu? Ouh iya, sekarang ada yang namanya scotch tape untuk membuat kelopak mata, jadi mataku tidak terlihat sipit lagi :D
No comments:
Post a Comment