Kali ini saya ingin menceritakan ulang sebuah kisah tentang bagaimana seorang pria berjuang dan berkorban demi cinta, maka dari itu saya menyebutnya pria itu dengan sebutan pejantan tangguh.
Cerita di awali saat hari penuh dengan bintang–bintang bertaburan di kepala (baca: Brief).
Melumerkan kepala yang berdenyut dengan kuah baso panas berkaldu adalah pilihan yang cocok.
Menikmati gurihnya kuah baso dan kenyalnya baso, cerita pun mengalir pada jaman masih duduk di bangku sekolah dulu.
Bagaimana mungkin seorang pria bisa mempunyai jiwa yang begitu besar sebesar badannya. (mengingat pejantan tangguh berbadan besar, saya menjadi bertanya - tanya apakah memang yang berbadan besar selalu mempunyai jiwa yang besar???)
Masa SMA adalah masa terindah (menurut beberapa orang) tetapi dia menghabiskan masa SMAnya hanya dengan mengejar seorang gadis (tiga tahun lamanya).
Memasuki dunia perkuliahan, kadang pikiran kita tiba–tiba dibukakan lalu bersikap menjadi (sok) dewasa.
Dia begitu mendambakan seorang gadis, hanya mendamba tanpa mampu berani untuk melangkah dan mendapatkannya. Tiga tahun masa pendekatan (waktu yang tidak sebentar) itu di laluinya dengan menarik napas dalam–dalam.
Entah mengapa dia mencintai wanita yang salah (wanita yang sudah mempunyai pasangan) dan entah mengapa yang kedua dia selalu mengantar wanita ini ke rumah pasangannya. Parahnya dia pernah meminjamkan motornya untuk wanita ini agar bisa jalan-jalan bersama pacarnya.
Singkat cerita mereka lulus dan wanita yang dikaguminya ini karena orang rantauan langsung pulang ke kampung halaman (sebenarnya kota bukan kampung). Hubungan dengan pasangannya pun kandas.
Entah mengapa yang ketiga akhirnya dia berani menyatakan cinta dan diterima. Selama setahun lamanya mereka membina hubungan jarak jauh.
Hubungan jarak jauh ini pasti banyak halangannya. Jangankan yang jarak jauh, yang jaraknya dekat (tetangga sebelah rumah) juga sering berantem kok. Tapi tak lama kemudian si wanita minta putus.
Tapi, setelah walaupun sudah putus mereka masih menjalin hubungan komunikasi dengan baik.
Dan betapa kaget, terkejut, terpukau, terheran ketika membuka email dari si wanita
From : wanitamu@yahoo.co.id
To : dia_pejantan_tangguh@yahoo.co.id
Subject : WEDDING INVITATION
Dear Friends,
We are pleased to invite you to share our joy and happiness, and we express our sincerest gratitude for your presence, blessings, and prayers...
Time : ….
Location : …..
Thank you,
Wanita-Pria
Undangannya untuk minggu depan! (saat dia baca emailnya waktu dulu)
Entah mengapa yang ke empat dia pun mengumpulkan keberanian untuk datang ke pernikahan si wanita dan menanyakan pertanyaan klise “KENAPA?”.
Hingga cerita ini di ceritakan ulang pun dia masih belum mendapatkan jawaban “KENAPA” dari si wanita. Ya sudahlah yah. TITIK. Tidak usah diperpanjang.
Si diia di mata saya adalah sosok pejantan tangguh! Mendekati wanita tiga tahun lamanya. Pacaran hanya setahun, lalu putus dan seminggu kemudian menerima undangan pernikahan. Setelah diperlakukan dengan demikian hebatnya dia pun masih dapat berjalan dengan gagah (well, it’s too much) melewati panggung pelaminan.
Sekarang dia sedang mengejar 1001 mimpi (dan pasti lambat laun akan tercapai) lalu berkasih–kasih dengan Bella Barrymore dech. Eh!
Dan beruntungnya saya …
Karena saya juga punya pejantan tangguh! (pesan sponsor)
Bukan! Saya bukan si wanita! Dan pejantan saya tentu bukan dia!
Nanti akan saya hadirkan cerita khusus tentang cerita pejantan tangguh versinya saya! Namun, hanya untuk saya seorang ……..