Delapan belas orang dipersatukan dalam sebuah ruangan berAC yang entah mengapa sudah sering dimatikan tetap saja membuat suasana tetap dingin dan tak menghentikan keinginan untuk bolak-balik ke kamar mandi. Mungkin itu juga menjadi penyebab para lelaki betah mengenakan jas kebesaran mereka (termasuk saya), jas dengan logo pasca sarjana selama di dalam kelas.
Adalah 19 Agustus tahun lalu, saya menginjakkan kaki di kampus Enhai, yang lebih tepatnya disebut Sekolah Tinggi Pariwisata. Mengikuti program pasca sarjana dengan tanpa tujuan selama dua tahun. Tidak ada alasan khusus mengapa saya memilih bidang pariwisata untuk sekolah S2 terlebih lagi saya lulusan sastra yang benang merahnya sangat tipis dengan kepariwisataan.
Jujur, (awalnya) saya merasa minder kembali duduk dibangku perkuliahan yang sudah saya tinggalkan hampir lima tahun lamanya. Selain faktor pendidikan yang tidak sejalur, faktor usia (uhhukk), faktor pengetahuan minim tentang kepariwisataan beserta isu-isu terbaru (isu lama saja ngga tahu apalagi yang terbaru, helokk!), faktor biaya (pffuuuutt, tarik napas dalam), faktor membagi waktu antara kuliah-kerja-hangout-nongkrong-curhat time-ngelamun-ngopi time-belanja-liburan-nulis!, dan faktor lainnya yang cukup membebani pikiran hingga minder tak terhindari.
Terlepas apa pun faktor yang sudah saya tuliskan di atas, pada akhirnya di sinilah saya berada bersama tujuh belas orang lainnya yang memiliki satu tekad bulat, satu tujuan untuk lulus bersama tepat pada waktunya.
Nyatanya waktu berjalan cukup cepat, satu semester terlewati. Masih ada satu setengah semester lagi di depan yang harus dilalui. Apakah jalanannya akan mulus seperti jalan tol? Tapi kan mau masuk tol juga harus bayar, belum lagi di sepanjang tol cipularang ada banyak rest area, ditambah suka longsor pula, belum lagi perbaikan jalan bikin macet, dan hemp kayanya analoginya salah ini!
Anyway, mari saya kenalkan angkatan 2013 progam pasca sarjana STP Bandung yang terdiri dari delapan belas orang,
1. Agung Yoga Asmoro, seorang pengusaha (yang kata saya) sukses dalam menjalankan biro usaha Lintang Buana tour and travel operator di Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Walaupun kepribadiannya agak arogan tapi sepadan dengan perjuangannya yang dimulai dari minus bukan nol hingga akhirnya bisa sukses seperti sekarang. Seorang teman yang enak diajak diskusi soal bisnis.
2. Aji Prasetya Hadi, seorang yang baru saja merasakan bahagia plus repotnya jadi Bapak. Kerap telat masuk kuliah pagi sebab mandiin dulu Aisyah, anaknya. Dan Semester dua ini jarang masuk sebab sibuk jeprat sana jeprit sini. Hasil jepretannya bisa dilihat di One Eye Photography. Teman ngobrol yang nyaman sebab bisa saling merekomendasikan usaha masing-masing.
3. Amalia Juliana Monika Intan, seorang yang benar-benar (menurut saya) lugu dalam pemikiran, tindak tanduk, serta bertutur kata. Dibalik keluguannya dia berhasil menciptakan kreasi cemilan dari sayur mayur dan marketing dari Marta Catering. Teman yang menjadikan (saya berasa) dewasa sebab keluguannya itu.
4. Anggie Tri Purnamasari, seorang pribadi yang mudah tersentuh hatinya. Polos serta jujur dan suka tolong menolong namun tidak gemar menabung. Teman yang menyenangkan meluapkan emosi.
5. Antonius Rizki Krisnadi, seorang yang moody berat hingga sering tidak mengacuhkan diri ketika kami sedang berkumpul di kantin namun menjadi cerewet nan bawel ketika dia sedang mood. Biar bagaimanapun pribadi yang menyenangkan serta mampu memeriahkan dan menceriakan suasana. Teman yang asyik untuk berbagi, tepatnya meminta dibagi koleksi film.
6. Azis Abdul Latif Muslim S., seorang yang mengendarai mobil patroli bertuliskan 'Polisi Kehutanan' sebab memang bekerja di kawasan konservasi Tangkuban Perahu. Melanjutkan S2 memang berkaitan erat dengan kebutuhan dan hasratnya memajukan serta melestarikan kawasan tersebut. Teman yang bisa mengaburkan antara ngobrol dan dinasehati rasanya sama.
7. Dadan Ramdani, seorang PaLuGaDa, apa yang Loe mau Gue ada. Semua ciri-ciri makelar sejati ada dalam sel-sel darahnya. Teman yang cerdas dalam menangkap peluang apa lagi yang bisa diperjual-belikan? (Jangan jual BB gueh semureh itu, DADAN!!!!)
8. Dani Adiatma, seorang yang tiba-tiba muncul dan ikutan dalam percakapan jika mengeluarkan kata kunci yang tepat. Bisnis usahanya di bidang manajemen catering, sekarang sedang rajin fitness dan kabarnya sudah turun 17 kg dalam 7 bulan, DANI KAMU HEBAT!!!
9. Handika Fikri Pratama. seorang perantau dari Bengkulu, fresh graduate, menjalani hubungan LDR dan iya cukup sekian, terima kasih. Baru tersadar pribadinya yang memang pendiam atau masih jadi pendiam membuat saya jarang berbicara banyak dengan dia. Nah!
10. I Wayan Thariqy Kawakibi P., seorang yang berkecimpung dalam jasa tour dan travel ini asalnya dari Padang, tapi namanya Bali banget, lama tinggal di Yogyakarta, dan sekarang menetap di Bandung. Kami biasa memanggilnya 'Uda', sapaannya orang Padang. Teman yang lebih sering bicara dengan lawan bicaranya di telepon daripada yang berada di depannya.
11. Karima Ayu Permatasari, ini yang termuda di antara kami karena mengikuti kelas akselerasi. Walaupun masih belia tetapi wawasan, pergaulan, dan penampilannya dapat membaur dengan kami yang dewasa dinamis. Berkuliah karena akan meneruskan usaha Papanya dalam bidang tour dan travel. Teman yang seru, heboh, kocak, konyol, dan juga pengertian ketika saya salah ngomong dia tahu apa yang sebenarnya saya maksud. Gitu!
12. Maya Savitri, Ibu muda dengan dua anak, usianya 42 tahun namun terlihat seperti masih 30an. Daya tangkap dan serapnya melebihi kapasitas otak kami apalagi kalau udah urusan perhitungan, heempp faktor ibu rumah tangga kali yah. Pokoknya BU MAYA HEBAT!!!
13. Muchammad Luthfi, seorang yang tampak malas-malasan, tidak pedulian, tidak punya tujuan hidup namun selalu menyerahkan tugas tepat pada waktunya. Dan, iya masa depannya boleh dibilang sangat cerah dan menjanjikan. Teman yang dapat diandalkan kalau ngga bawa kendaraan sebab searah rumahnya. (akhirnya nemu jugaakkk aakkk).
14. Nur Maimunah, Ibu muda yang berasal dari Makassar ini ternyata lulusan sastra juga (saya ngga sendirian!!!), bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kupang membuatnya terpisah dari suami karena ditugaskan untuk sekolah S2. Semangat, Bu Nur!
15. Rizki Nurul Nugraha, Ini juga sama Ibu muda yang sudah memiliki dua anak. Memiliki banyak usaha sampingan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu sakin banyaknya. Kefasihannya dalam berbicara (baca: cerewet) adalah modal dasar bagaimana dia dapat menarik pelanggan untuk membeli produk-produknya. (00)9
16. Rizky Aidina Aria Paramarta, seorang yang baru saja bertunangan ini rencana nikahnya kapan yah? #Eh
Ada fakta menarik tentang Rizky yang satu ini, selepas makan siang pasti dia ngga pernah masuk kelas. Sampai-sampai kami suka taruhan perkara dia masuk atau ngga setelah jam makan siang. Syukurlah, semester dua ini dia rajin masuk (dan sial bagi yang taruhan dia ngga masuk).
17.Shadiqurahman Johan, seorang yang begitu ... begitu ... begitu ... yah begitu-begitu aja orangnya. Teman yang selalu mengingatkan akan kodratnya wanita ketika premanisme dalam diri saya menyeruak keluar. Salam klakson, tin tin.
Dan terakhir,
18. Saya sendiri, seorang yang menuliskan ini karena ternyata membutuhkan waktu lebih dari satu semester untuk dapat saling mengenal pribadi dari mereka. Mungkin, terdengar atau sentimentil tetapi di semester dua ini adalah waktu terakhir di mana kami semua berada dalam satu kelas sebelum pembagian yang memisahkan delapan belas orang ke dalam tiga jurusan; pariwisata, perhotelan, dan perjalanan.
Delapan belas orang dengan segala perbedaan latar belakang. motivasi serta tujuan yang berbeda dipersatukan dalam Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Angkatan XIII.
Foto diambil Aji |
Merekalah yang memberi arahan kepada saya jalan mana yang akan saya lalui ke depannya. Tujuan apa yang ingin saya peroleh? Tidak mudah, pasti! Namun, selalu ada jalan ketika ada kemauan.
Mereka juga yang membuat rasa percaya diri saya muncul dan minder terkikis perlahan (agaknya malah kelewat PD ini! :D).
Mereka juga yang membuat rasa percaya diri saya muncul dan minder terkikis perlahan (agaknya malah kelewat PD ini! :D).
Kami, berdelapan belas orang dapat saling bahu membahu agar tetap lulus bersama di Hari Wisuda pada waktunya nanti atau justru malah saling sikut menyikut agar dapat lulus duluan. Entahlah ...
Harapan saya cuma satu, agar kebersamaan yang sudah terjalin ini tetap harmonis sehingga kami semua dapat lulus bersama tahun ini. Boleh minta amin-nya? AMIN!
***