Ini bukanlah sebuah kisah dimana di dalamnya terdapat tokoh-tokoh khayalan dengan cerita bertemakan fiksi.
Ini sebuah kisah sederhana tentang empat sahabat.
*
Kami berempat, -Saya, Nenci, Icha, dan Riri- tanpa sengaja menjalin persahabatan. Kami dipertemukan dalam sebuah wadah komunitas teater di kampus, Teater Topeng Maranatha. Dari mulai bolos jadwal kuliah bareng -yang mana beda jurusan-, jualan-ngamen bareng, begadang bareng untuk menyiapkan produksi satu pementasan sampai pada akhirnya jomblo bareng. Kebersamaan dalam keseharian itulah yang mempererat hubungan kami hingga usia persahabatan kami mungkin sudah berusia sekitar delapan tahunan. Lupa, sakin lamanya.
Menjelang malam pergantian tahun baru kemarin, kami AKHIRNYA dapat berkumpul BERSAMA. Mengapa saya menggunakan kapital untuk huruf 'akhirnya' dan 'bersama' sebab sangatlah sulit mempertemukan kami ber-empat seutuh dan selengkapnya. Karena Riri kerja di Jakarta, sisanya walaupun berada di kota yang sama tetap saja tidak membuat pertemuan berjalan dengan mulus. Pekerjaan adalah salah satu alasan utama yang sering terucap, lalu sudah ada acara lain, kemudian sedang di luar kota, sekedar tidak enak badan-meringkuk sakit, hingga tidak diijinkan keluar rumah sama mama, atau hanya dua kata -lagi malas-. Sesulit itu memang menyatukan kami dalam ruang temu.
Kembali kepada topik akhirnya berkumpul bersama.
Semua itu disebabkan oleh Riri secara kebetulan tiba-tiba bertanya kepada kami bertiga beberapa hari entah minggu sebelumnya,
"Kalian malam tahun baru pada ke mana?" Tanya Riri di chat conference.
"Belum ada rencana yang pasti." Jawab saya.
"Gw sih pasti pada ngumpul terus babakaran. Duh, lagi bete banget gw .. Tahu ga sih ada gosip baru ..." Seru Nenci.
"Kenapa, Rie mau ke Bandung?" Icha balik bertanya.
"Bete kenapa? Ada gosip apa, Ne?" Saya merespon.
"Jadi kemarin tuh gw ..... " Nene pun bercerita panjang lebar tentang kebeteannya berasal.
"Terus gimana atuh, Ne?" Icha menaruh perhatian.
"Lah, kok bisa? Jadi gimana?" Saya pun jadi penasaran.
"..." Ketik Riri. Riri memang hanya mengetikkan titik tiga kali.
"Ya pokoknya bete deh gw, padahal yah ...." Nene masih antusias bercerita.
"Pokoknya GUEH mau malam tahun baruan di Bandung titik tanda seru" Kata Riri sebelum leave chat.
"Gw juga betelah kalo jadi lo, Ne!" Protes Saya.
"Iya, makanya gw harus gimana dong?" Timpal Nene.
"Ya udahlah yah cuekin aja." Saya bermaksud menenangkan emosi Nene.
"Rie?"
"Rie?"
"Btw, Riri mana yah? Dia ko leave chat?" Ujar Icha setengah jam kemudian.
"Tau tuh padahal dia yang invite chat kan trus leave chat ngga pamit (--")!" Protes Saya.
Petikan dialog di atas merupakan gambaran dari betapa dekatnya hubungan persahabatan kami yang juga mungkin menjadi penyebab mengapa kami teramat sangat jarang melakukan chat conference. Bahkan, jika saya kembali mengingat kami tidak pernah saling bertukar kabar sekedar bertanya "Apa Kabar?" atau "Test Contact". Berkirim pesan hanya jika memang sedang dibutuhkan teramat sangat saja.
Dan malam itu, sesuai dengan keinginan Riri kami berempat berkumpul di rumah saya. Menghabiskan banyak makanan ringan-berat, kopi, rambutan, popcorn, cerita, dan rindu hingga angka dua bergulir menjadi tiga, 2013.
Nah, kisah -yang menurut saya spektakuler- empat sahabat ini ingin saya ceritakan kepada kalian sekedar berbagi kisah.
Mari saya perkenalkan satu persatu para sahabat yang telah senantiasa setia selalu menemani, mendampingi, memuji, menari, mencaci-maki, mengigit, memukuli, menciumi, mengkritisi, dan saling mengisi berikut apa saja target yang sudah berhasil mereka capai di tahun 2012.
1.
Nenci Dame Sabar
Saya ceritakan sedikit bagaimana saya bertemu dengan sosok yang lincah, pecicilan, kurang bisa konsentrasi dalam jangka panjang, pelupa parah, tapi memiliki hati serta jiwa yang besar.
Pada masa orientasi siswa (ospek) di SMA kami semua -murid baru- diperintah untuk jongkok, menutup mata dan menutup telinga. Keadaan tegang mencekam.
Ada suara tawa perempuan yang terkekeh-kekeh.
Kakak senior kemudian memanggil perempuan itu untuk berdiri di tengah lapangan.
"Kenapa kamu ketawa?"
"He he he, abisnya lucu kakak itu marah-marah nyuruh ini-itu sambil senyum-senyum. Sok galak."
Saya yang masih jongkok mengintip ke arah tengah lapangan dan melihatnya untuk pertama kali, Nene.
Mempunyai minat yang sama dalam bidang seni dan pencinta alam serta rumah yang berjarak 500 meter menjadikan kami berteman sangat dekat.
_
Resolusi 2012nya masih sama dengan resolusi 2011, Pengen beli laptop!
Cukup sederhana dan mudah sebenarnya hanya saja belum juga uangnya terkumpul sudah dibelikan barang lain yang lebih penting, penting menurutnya. Seperti, tas, sepatu, baju, celana, baju, celana, baju, celana dan keperluan mendadak lainnya, jalan-jalan. Ha!
Tapi akhir tahun kemarin akhirnya dia berhasil menabung dan memenuhi targetnya.
Taraaaaaa ...
|
Nene dan Laptop Barunya :) |
2.
Marrisa Amar
Sosok yang lebih akrab dipanggil Icha memiliki sifat keibuan maka dari itu beberapa dari kami juga ada yang memanggil Ibu Suri atau Chimot karena penyuka kucing dan terkadang kelakuannya memang mirip kucing. Suka mencakar dan mengigit! Selain jago masak, jago menulis naskah drama dan menyutradai naskah, dia juga jago bersilat lidah. Jarang di antara kami yang menang -atau malas- jika berdebat dengannya.
Sejak awal bertemu dengannya sudah bikin hati grgrgr!
"Va, kenalin ini Icha." Kata Nene.
"Eva"
"Icha"
"Eh, itu
sorry abu rokoknya ke hidung." Ujar Icha sambil tangannya bergerak ke arah hidung saya.
"Oh iya?" Sahut saya yang kebetulan saat itu memang sedang merokok.
"Errrgg, bukan deng! Tahi lalat...."
"...."
-
Resolusi 2012nya adalah Traveling.
Mengapa traveling menjadi targetnya?
Hidup mengabdi pada keluarga dan teater membuatnya sulit untuk sekedar keluar rumah apalagi bepergian jarak jauh. Ditambah hobi jajan sehingga uang yang terkumpul akan habis tak bersisa dibelikan makanan.
Dengan nekad yang bulat, membuat aturan ketat untuk dirinya sendiri untuk tidak banyak-banyak jajan!
Akhirnya ....
|
Icha di Kepulauan Seribu :) |
3.
Christina Adriani
Sering disebut tweety karena hemppp lihat saja foto di atas. Riri yang kadang dipanggil Rie kalau lagi niat tapi kalau lagi malas cukup ii saja. Sebenarnya Rie adalah sosok yang paling pendiam di antara kami bertiga. Dia paling bijak dalam menyingkapi permasalahan curhatan hati kami bertiga. Selalu menjadi penengah dan bersikap netral jika kami mulai berseteru tentang hal-hal yang sama sekali tidak penting
. Tapi jika kami sudah mulai larut dalam pembicaraan dan meng-
ignore-nya maka akan keluar sifat aslinya yang galak nan jutek. Menyeramkan!
"Icha, Eva, Nene aku lapar ...." Rengek Riri.
"Iya bentar ii,
last game." Kami bertiga sedang asyik main kartu.
"Icha, Eva, Nene aku lapar ...." Sepuluh menit kemudian.
"Iya ini beneran
last game." Kami masih main kartu.
"Icha, Eva, Nene aku lapar ...." Sepuluh menit kemudian.
"
Last game ii bentar yah." Kami masih main kartu lagi.
"AING LAPAR, GOBLOK!"
Dan kami pun langsung beranjak.
-
Resolusi 2012nya adalah Naik Gaji dan Punya Pacar.
Soal kenaikan gaji pasti menjadi keinginan semua orang.
Nah, kalau keinginan punya pacar ... untuk ukuran orang yang mempunyai pandangan skeptis tentang pacaran dan memandang sebelah mata terhadap pria itu wew
surprisingly amazing gitu.
Yah, itulah yang terjadi. Entah apa yang mengubah pemikirannya tapi perlahan Rie mulai mau membuka hatinya untuk setiap pria yang mendekat. Walaupun tetap selektif dengan segala pertimbangan bebet-bobot-bibitnya nyatanya Rie sudah berstatus pacaran. Target terpenuhi!
(
Sttt, kami semua hanya diam melongo begitu mendengar kabar itu sakin shock campur bahagianya!)
|
Riri dengan senyum manisnya karena naik gaji :) #kode |
4. Christina Evaliana Irawan
Yang terakhir adalah saya sendiri. Cukup panggil saya Eva pake V bukan P.
Sejujurnya saya sudah berhenti membuat resolusi karena yang sudah-sudah yah hanya berlalu begitu saja tanpa adanya suatu tindakan nyata. Cukup dengan jalani dan nikmati hidup seadanya.
Hingga pada tanggal 25 Februari 2012, seorang teman memberikan Buku Antologi A Cup of Tea: Menggapai Mimpi. Di mana dia lolos seleksi dan menjadi salah satu kontributor penulisnya.
Cerita lengkapnya bisa di baca di
Coretan Tentang "A Cup of Tea dalam Menggapai Mimpi".
Menjadi seorang penulis merupakan cita-cita yang terlupakan dan rasa iri yang menjalar membangkitkan kembali sel-sel yang sudah lama tertidur. Ada suatu keinginan dan tantangan besar kalau saya pun harus bisa menjadi kontributor penulis. Harapan saya cuma satu! Setidaknya ada cerpen saya yang lolos seleksi dalam lomba antologi.
Bulan Agustus kemarin cerita Kopi Jingga punya rumah dalam atap Antologi In The Name o(f)f Love. Lengkapnya ada di
sini.
(Dan akan ada dua Buku Antologi lainnya yang akan terbit di 2013, Nantikan yah! #spoiler)
|
Lagi tanda tangan buku pesenan :) |
|
Sudah ada di Gramedia terdekat :))) |
Inilah kisah sederhana empat sahabat yang berhasil dengan sukses memenuhi resolusi 2012nya.
Terkadang keberhasilan bukan soal melulu tentang hasil akhir melainkan proses pencapaian!
Proses jatuh-bangun yang menyakitkan namun melegakan serta membahagiakan diiringi senyuman bangga lalu saling menertawakan kejatuhan masing-masing.
Dan tentang resolusi 2013 biarkan tetap menjadi misteri hingga nanti akan terungkap pada waktunya.
|
Empat Sahabat yang akhirnya bermalam tahun baruan di rumah saya :D |
Jadi apa resolusi 2012mu yang sudah tercapai?