Menikah!
Ha ha ha.
Iya, tak disangka tak terbayang dan tak diduga ternyata tahun 2017 akhirnya saya menikah. Bohong deng! Sejujurnya sih menikah sudah menjadi angan-angan sejak usia masih belia (ulang BELIA). Ketika itu target menikah di usia 25 tahun. Namun, apa daya lilin yang tertiup hingga umur 29 tahun pun masih menyandang status belum menikah di KTP yang sampai saat ini blankonya e-ktp masih kosong di kantor kelurahan. Ngebet ingin menikah datang bukan karena tekanan dari keluarga tetapi dari kanan-kiri alias teman seperjuangan yang sudah menikah (bahkan ada yang sudah menikah dua kali) kemudian melahirkan anak pertama, anak kedua dan saya iya masih single aja tuh.
Dulu, sempat terucap dengan teman SMA (cowok pastinya) yang sama-sama masih single begini ...
"Va, Lu kan ada cowok kenapa ngga nikah aja sih?"
"Emang Lu pikir asal ada cowok bisa langsung nikah, nah Lu sendiri napa ngga kawinin aja pacar Lu?"
"Maunya sih begitu cuma nyokap Gw ngga setuju, maklum janda. Pengennya sih yang masih single, orang Jawa, mandiri, dan baik ya kaya Lu gitulah."
"Hemmp ... emang cari orang kaya Gw itu susah sih. Ha ha ha ...." (ketawa ngambang karena mendadak salah tingkah).
"Gimana kalau nanti pas umur kita 32 masih belum nikah juga, kita nikah aja, nyok?"
"Idih, mana ada yang kaya gitu. Ogah ah Gw kawin ama Lu!"
"Loh kenapa?"
"Ogah aja!" (tapi kemudian jadi merenung dan membayangkan ...)
Percakapan itu terjadi saat umur kita masih 30, sama-sama memiliki pasangan yang kebetulan tidak disetujui oleh orang tua. Ah iya, satu lagi kelupaan ... sama-sama pernah mengalami yang namanya hampir menikah alias gagal nikah. Hi hi hi <- ketawa miris (diperjelas!)
Angan-angan menikah pun tidak lagi menjadi harapan utama dan kemudian melebur terhembus bersama tiupan lilin ke 31 dengan status masih single. Single di sini dalam artian punya pacar (perlu banget dijelasin, gini-gini juga laku loh!). Intinya menikah sudah bukan lagi harapan utama.
Dan siapa yang dapat menyangka coba? Saya sendiri saja masih terheran-heran kalau akhirnya saya menikah tepat di usia 32 tahun lebih sehari. Jadi, tetap saja pas tiup lilin ke 32 statusnya masih single. Ha ha ha.
Eh, tapi tapi tapi kan yang patut digarisbawahi adalah akhirnya eva nikah juga!
Hah? Apa?
Oh bukan, saya bukan menikah dengan teman SMA itu. Kan udah dibilang tadi ogah nikah sama dia walaupun sempat terbersit juga sih.
Nih, perkenalkan suami saya
GEVA Age & Eva |
Boleh dibilang acara menikah ini dadakan dan super cepat. Persiapannya cuma seminggu saja. Kebetulan yang serba kebetulan karena adanya campur tangan Tuhan semua jalan proses menujunya dimudahkan, diperlancar, dan semua aman terkendali sampai the day.
Sah? Sah! |
Bukannya kami tidak mau pesta besar-besaran mewah mengundang banyak orang, bukan! Ya siapa sih yang ngga mau dibikinin pesta mewah untuk momen sekali seumur hidup macam Rafi Ahmad yang rangkaian acara pernikahannya diputar hampir di semua stasiun televisi. Terus duitnya darimana? Hi hi hi.
Balik lagi lah sama kemampuan dompet sendiri, budget kami yang super duper minim ini bagaimana pun caranya harus bisa membuat momen seumur hidup ini berkesan.
Yang terutama adalah kesakralan dari pernikahan itu sendiri kemudian disambung dengan makan-makan bersama keluarga dan sahabat tercinta.
Lebih intim, bisa makan enak, bisa santai ngobrol sambil ngopi, sambil foto-foto. Ngga ribet harus salaman dengan banyak orang. He he he.
Family |
Jadi .... iyeay!
AKHIRNYA EVA NIKAH!
***