Sebenarnya begini, aku sedang risau. Gelisah. Uring-uringan
hanya karena satu wanita. Tunggu! Jangan bayangkan dia sebagai wanita dengan
wajah cantik, kulit putih, berambut panjang hitam dan tinggi semampai. Dan
jangan sekalipun beranggapan dia adalah wanita yang feminin, lembut, gemulai,
sopan, apalagi baik hati.
Yah, baiklah harus kuakui terkadang dia memang terlihat
cantik saat tersenyum. Tapi itu juga kadang-kadang karena dia lebih sering
memajang foto profile di blackberrynya dengan raut muka yang jutek. Jadi, wajar
saja kan jika aku langsung save foto profile dia saat dia sedang memasang
fotonya yang sedang tersenyum? Tolong, jangan beritahu perbuatanku padanya
bisa-bisa aku ditamparnya habis-habisan karena perbuatanku yang lancang. Tapi, jujur dia itu cantik kalau sedang tersenyum.
Hanya saja dia tidak menyadarinya. Dia
memang tidak pernah sadar terhadap lingkungan di sekitarnya. Apalagi terhadap kehadiran
aku! Percaya tidak?
Sudah berapa kali kami bertemu dan setiap dia melihat aku
sedang menuliskan sesuatu, dia selalu berkata,
“Eh, lo itu kidal yah? Baru tahu gw. Keren!”
“Iya ... dan setiap kali gw nulis, lo selalu bilang gitu.”
“Ah, masa sih? Ngga ah!”
“Iya!”
“NGGA!”
“Iiiii ...”
“NGGA!”
“Ah, sudahlah.”
Tuh kan, dia memang selalu begitu. Bersikukuh terhadap
pendapatnya yang jelas-jelas salah dan parahnya dia dapat memutar keadaan
seakan-akan aku yang bersalah. Selalu seperti itu setiap kali. Dan tetap saja
dia tidak pernah menyadari kehadiran aku di dalam hidupnya.
“Idih, sejak kapan lo potong rambut? Gantengan deh sekarang.”
“Dua hari yang lalu kita ketemu juga gw udah potong rambut!”
“Ah, masa sih? Ngga ah!”
“Iya ...”
“Ngga ah, ga mungkin gw ga sadar lo potong rambut.”
“Ah apa sih yang lo tahu tentang gw?”
“Hemmmp .... “
“Ngga bisa jawab kan? Ah, sudahlah.”
“Memangnya apa lo tahu tentang gw?”
“Banyak!”
“Ya apa banyak itu?”
“Lo itu paling suka hujan, senja, pantai, kopi, keju,
begadang dan ngga pernah bisa bangun pagi.”
“Kalau itu semua followers gw juga tahu kali.”
“Tapi mereka ngga tahu lo kalau lagi nulis ga mau diganggu. Menyendiri
entah dimana, menghilang. Pelupa, selalu ada saja yang ketinggalan. Bahkan lagi
asyik cerita begitu dipotong lupa sudah kelanjutan ceritanya. Dan lo itu ...”
“Bentar! Ko lo tahu?”
“Yang jadi pertanyaan itu, kok lo ga tahu apa-apa tentang
gw!!!”
“Harus yah gw tahu?”
“Ah, sudahlah.”
Padahal setiap kali kita bertemu, kita berbagi cerita. Dia yang
selalu bersemangat bercerita tentang pekerjaannya, teman-temannya,
kesehariannya. Aku selalu bersiaga dengan telingaku, mendengarkan dengan
seksama dan menangkap sinyal-sinyal dari ceritanya. Apa yang menjadi
kesukaannya aku simpan dengan rapi dalam sel-sel otak memoriku dan menjaga
perkataan serta perbuatanku terhadap hal-hal yang dibencinya.
Seperti yang aku bilang tadi di awal, dia itu sebenarnya
cantik dengan rambut hitamnya yang panjang. Pada dasarnya dia baik dan perhatian walaupun dia
tidak ingin terlihat seperti itu. Ada satu kejadian yang membuat aku begitu ... ah dia
itu memang wanita dudul terindah yang pernah ada.
Suatu kali dia kirim bbm, ngajak ketemuan di suatu tempat,
“Sibuk ga?”
“Ngga juga. Knp?”
“Ketemuan yuk? Udah lama ga ketemu.”
“Kapan?”
“Jam 16.00 di Kopi-Q”
“Oke.”
“C u soon.”
Jam 15.30 aku sudah ada di Kopi-Q. Duduk manis menunggunya. Hingga
45 menit kemudian tidak muncul juga batang hidungnya aku langsung meneleponnya.
“Halo? Heh, dimana?”
“Masih di rumah. Kenapa?”
“Tanya kenapa lagi! Lo yang ngajak ketemuan, lo yang lupa! Jadi
ga mau ketemuan. Gw udah sampai.”
“Loh, bukannya jam 6 yah?”
Aku langsung cek bbm yang dia kirimkan tadi pagi.
“Lo bbm gw jam 4!”
“Ah, masa sih? Jam 6 kali.”
“Lo nulis jam enam belas nol nol itu artinya jam empat,
dudul!”
Hening, mungkin dia sedang mengecek bbm. Lalu terdengar
suara tawanya, ngakak.
“Maaf-maaf .... hahahaaa maaf yah. Ko gw mikirnya jam 6 yah?”
“Jadi gimana?”
“Lo pesen aja dulu, gw berangkat sekarang yah.”
“Udah pesen dua gel ....”
“Tuutt tuuuttt”
45 menit kemudian, dia menelepon. Aku sudah berpikir
jangan-jangan terjadi sesuatu dengannya di jalan atau tiba-tiba dia membatalkan pertemuan yang dia janjikan sendiri.
“Lo duduk dimana?”
“Gw duduk di depan. Lo dah dimana?”
“Depan mana?”
“Lo dah sampe? Gw ga liat motor lo!”
“Gw udah di dalam ko.”
“Bentar dulu. Ini lo dimana?”
“Kopi Kamu ....”
“Dasar dudul! Arrghhh lo tadi bbm gw ketemuan di Kopi-Q
tahu.”
“Ah, masa sih?”
“Jadi lo mau ke sini apa gw yang ke sana?!?”
“Hahahahaa, iya gw lupa. Bentar gw ke sana aja, tunggu lagi ya.”
Salah jika aku menyebut dia wanita dudul? Dia yang ngajak untuk bertemu, dia yang menentukan waktu dan tempatnya, dia pula yang lupa. Kesel,
sungguh. Rasanya ingin marah terus maki-maki tapi begitu melihat kedatangannya
hilang sudah semua luapan kekesalan.
“Sudah nunggu lama yah? Maaf yah .... suka kebalik-balik gw antara Kopi Kamu sama Kopi-Q.”
“Lama bangeeetttt. Tadi perginya buru-buru yah?”
“Iya, takut lo nunggunya kelamaan.”
“Tapi sempat mandi terus keramas dulu, kan?”
“Iya lah masa mau pergi ngga mandi. Kenapa sih lo senyum-senyum
gitu?”
“Lo itu bener-bener dudul!”
“Apa sih dudul-dudul. Iya, maaf banget yah. Lagi banyak kerjaan jadi ngga konsen. Gw traktir
deh. Eh, lo itu kidal yah?”
“IYA, baru tahu yah?!? Lo itu mank dudul!! Lo yang bikin
janji, lo yang lupa, dan bahkan untuk sisir rambut aja lo lupa!”
“Astaga ....”
Semenjak kejadian itu, aku selalu menyebutnya dudul. Jangan
tanya artinya karena aku juga tidak tahu. Tidak ada kata lain yang cukup
mewakili dirinya yang ... yah dudul. Ada banyak kejadian-kejadian yang dudul
selama bersamanya. Entah itu menumpahkan sesuatu, menjatuhkannya,
memecahkannya atau menghilangkannya. Hampir semua barang yang dia pegang kalau tidak rusak yah hilang karena ketinggalan. Bilang saja aku bodoh karena aku menyukai semua hal yang ada di dalam dirinya. Kedudulannya telah menceriakan hari-hariku, menambah warna-warni hidupku, dan mendominasi isi kepalaku. Entahlah, apakah selama ini dia menyadari kehadiran dan perhatian yang kulimpahkan untuknya atau tidak. Tapi, satu hal yang pasti dia adalah wanita dudul terindah yang
pernah ada untuk mengisi kekosongan dalam hidupku. Aku sayang kamu, dudul.
***
nggak bosen-bosen, ya, bacanya..
ReplyDeletebetapa menertawakan orang itu begitu menentramkan.
*menyesap teh anget*
Ikaaa ggrgrgrgrggr!!! :D Thank u my darling, dadar guling.
ReplyDeletehhhhmmm yayayaya.
ReplyDeleteya ya ya ya .... :D
ReplyDeleteNi kayanya judulnya salah ya? Harusnya kan, wanita dudul teraniaya hehehe
ReplyDeletePostingnya dari Bulan Desember tahun lalu ini. Masih terindah. Tahun 2013 berubah jadi teraniaya. Thanks yah anyway komennya. Kita ngga usah ketemuan aja yah tuk sementara waktu yang tak terhingga. Thanks.
ReplyDelete