Senin, 24 Desember kemarin sengaja saya luangkan waktu seharian bersama mama dan adik. Memang, agak terlambat rasanya untuk belanja persiapan Natalan di rumah, seperti kue-kue kering. Urusan pekerjaan kebetulan baru selesai Hari Minggu, maka Senin kemarin adalah waktu yang pas.
Sama halnya dengan Lebaran, ada opor ayam dengan ketupat, kue-kue kering, dan tentu saja baju Lebaran. Begitu pun saat Natal. Walaupun tidak harus pakai baju baru setidaknya saat ada tamu yang datang ada makanan yang siap disuguhkan.
Dari pagi Mama sudah berangkat ke pasar mencari daging babi. Ya, babi kecap dan sayur Bakut adalah menu special Natal. Rasanya tidak lengkap Natalan tanpa ada dua menu tadi. Sayang, karena kesiangan sampai di pasar persediaan daging babi sudah habis. Yang tersisa tulang-tulang iga untuk Bakut. Adapun menunggu hingga siangan tapi kami tak mungkin menunggu lebih lama lagi. Jadi, menu babi kecap terpaksa harus absen tahun ini.
Tidak adanya babi kecap dalam menu Natal saya jadikan suatu pertanda, karena biasanya Mama selalu menyisakan semangkuk besar untuk seseorang yang begitu menyukai masakan Mama, sebut saja si mantan.
Belanja di pusat pertokoan dan dihadapkan pada tulisan besar-besar "SALE 50%" memang membuat mata jadi gelap. Kalau saja tidak pandai memilih-milih prioritas sudah tandas semua tabungan. Nyatanya memang demikian ..... Hitung-hitung menghabiskan waktu.
Sampai di rumah menjelang malam ...
Biasanya, hampir sepuluh tahun terakhir saya tidak pernah menghabiskan malam natal di rumah. Tapi, di rumah seseorang yah sebut saja si mantan. Malam natal di rumahnya selalu dipenuhi oleh kehangatan keluarga besar dan banyak makanan, pastinya. Mulai dari Sup Kacang Merah Brenebon, Ayam Rica, Babi Rica, Mie Goreng, dan masih banyak lagi. Berkumpul bersama keluarganya, ngobrol tentang apa saja, hingga menjelang 00.00 lalu kami semua berdoa. Setelahnya bernyanyi sambil saling mengucapkan Selamat Natal.
Di rumah memang tidak ada acara khusus Malam Natal. Mama dan Papa yang nonton tivi di bawah. Adik saya juga nonton tivi di atas. Dan saya dengan laptop serta kopi yang setia menemani sama seperti malam-malam lainnya. Tidak ada yang special.
Malam Natal kali ini memang sepi dibandingkan dengan Malam Natal sebelumnya. Merindukan kehangatan itu, hingar bingar di dalamnya, dan tentu saja makanan yang selalu dinanti. Ya, saya mengakuinya tanpa ada maksud lain yang terselubung. Wajar kan jika saya merasakan hal itu? Hubungan dekat dengan keluarganya memang tidak bisa ditepiskan begitu saja.
Biarlah saya menghabiskan malam natal sepi hanya dengan bergelas-gelas kopi dan berbatang-batang rokok tapi rasanya jauh lebih menyenangkan.
Selamat Natal untuk kamu semua yang merayakan. Semoga berkat dan damai Natal menyertai hati kita masing-masing.
***
No comments:
Post a Comment