Cintaku di 6 Kota, Inilah Kota Kedua Malang "Ayo Rek"
Jumat, 30 Juli …
Sedikit prakata sebelum membahas tentang eventnya.
Hari ini adalah hari sibuk sedunia bagi orang kantor, tim dan saya sibuk dengan persiapan barang-barang yang akan dibawa ke Malang sedangkan orang-orang kantor lainnya sibuk beres-beres barang mereka, karena kantor akan pindah. Kami akan pindah ke tempat yang lebih besar tentunya, letaknya di Ciumbuleuit.
Hari ini adalah hari tersedih bagi saya dan (mungkin) bagi sebagian orang kantor. Di sinilah akhir dari segala aktivitas-rutinitas sehari-hari yang biasa kami lakukan. Di tempat ini saya di wawancara, saya diperlakukan "special" saat ulang tahun, begadang semalaman menyiapkan segala sesuatunya untuk event. Di teras depan, tempat favorit saya memandang langit malam, tempat bertukar-cerita dengan rekan kantor sambil ngopie dan merokok. Momen-momen berharga disetiap sudut ruangannya. Hari ini pula lah yang menjadi momen tersedih saya saat melihatnya terakhir kali di tempat ini, tidak akan melihatnya lagi duduk di kursi itu, tidak akan ada sambutan selamat pagi dengan sapaan "Epaaaaaa, aku duluan sampe, lho!". Sedih melihatnya pergi, tidak untuk selamanya, hanya saja saya tidak akan melihatnya lagi dalam keseharian saya di kantor baru nanti. Selamat menempuh hidup baru Achi.
Baiklah, kita tinggalkan segala emosi-sentimetal-melodrama itu. Bagaimana persiapan roadshow kali ini? Yang pasti ini adalah serba pertama kalinya bagi saya.
Sabtu subuh, kami (Ste dan saya) sudah ada di dalam mobil yang akan membawa kami ke Bandara Soekarno Hatta. Dari Bandara kami mendarat di Surabaya dan dilanjutkan ke Malang dengan jarak tempuh 3-4 jam jalur darat. Oh ya, perlu saya tekankan bahwa ini adalah pertama kalinya saya naik pesawat, (katrok yah?). Tak perlu kubahaslah hal itu detail disini bagaimana gugupnya saya dan orang-orang rumah yang tak henti-hentinya menyuruhku berdoa saat di dalam pesawat nanti (Kami sekeluarga memang belum pernah duduk di atas pesawat terbang, wajar kan?). Selain pertama kalinya saya naik pesawat, ini juga pertama kalinya saya keluar kota sendirian tanpa keluarga.
Belajar dari pengalaman, kami loading dock dari sore. Sebelum tengah malam kami berhasil melakukan cleaning area. Sejauh ini persiapan berjalan dengan lancar, hal-hal yang dikhawatirkan terjadi di Bandung, tidak terjadi dan semua persiapan aman. Hal ini justru yang menjadi masalah tersendiri untuk saya karena merasa persiapan sudah mantap, hati dan pikiran pun menjadi tenang. Sakin tenangnya hingga membuat saya tidur dengan sangat nyenyak, alarm pun tidak saya hiraukan alhasil telat bangun, iyah kesiangan! Kejadian ini menjadi evaluasi terbesar untuk saya pribadi!
Selama acara berlangsung, kami dipusingkan oleh crew dari EO lokal yang tidak professional, selama berjalannya acara tak henti-hentinya mereka arisan dan foto-foto sendiri. Setelah acara selesai lagi-lagi kami dipusingkan oleh manajeman EO lokal yang juga kurang cenderung tidak professional.
Teknis dan mekanisme acara tidak ada yang berubah. Jadi tinggal diaplikasikan saja berdasarkan pengalaman di Kota pertama, Bandung.
Sedikit oleh-oleh cerita dibuang sayang karena di Kota Malang ini kami didera dengan berbagai kemalangan, sesuai dengan namanya,
- Tibalah kami di Kota ini, Malang. Tujuan pertama adalah cek-in hotel yang seharusnya sudah di buking oleh kantor. Ternyata entah bagaimana ceritanya nama kami tidak ada dalam daftar dan tidak ada kamar kosong lagi. Jadi kami harus mencari hotel lagi yang lokasinya dekat dengan venue. Cukup memakan waktu karena tidak semudah itu mencari hotel dekat venue yang sesuai dengan budget dan masih ada kamar kosong. -Ini Kemalangan kami yang pertama-
- Setelah akhirnya dapat kamar walaupun dengan kategori hotel melati, tujuan selanjutnya adalah mencari makan. Mobil yang kami sewa digunakan untuk keperluan lain, jadilah kami naik angkutan umum untuk mencari makan dengan kondisi tidak tahu jalan, tidak tahu arah, tidak tahu apa-apa, buta. Alun-alun Kota Malang akhirnya menjadi tujuan kami. -Inilah Kemalangan kami yang kedua-
- Kota Malang, yang terkenal dengan Baso Malangnya menjadi makanan pokok kami di sana. Entahlah mungkin karena memang terkenal dengan basonya atau hal lain yang tidak bisa saya ceritakan disini. -Inilah Kemalangan kami yang ketiga-
- Setelah acara selesai, kami harus segera ke Bandara mengejar pesawat. Dari hotel kami naik angkutan umum ke Terminal, Naik bis ekonomi menuju Terminal berikutnya, dilanjutkan dengan naik taksi menuju Bandara. Perjalanan yang penuh dengan kepadatan penduduk dan para pedagang asongan. Rengekan tangis anak-anak yang kepanasan, bau balsem/kayu putih/minyak angin semerbak yang membuat saya menutup hidung selama perjalanan. -Inilah Kemalangan kami yang keempat-
***
Kemalangan-kemalangan yang terjadi membuat saya akhirnya mengerti bahwa tidak semua orang dapat menikmati dinginnya AC mobil atau sekedar duduk di atasnya. Beberapa harus berjuang berdesak-desakan memburu waktu untuk sesuap nafkah. Saya iba pada mereka namun hal ini justru memotivasi saya sedemikian rupa bahwa saya tidak ingin mengalami nasib yang sama dengan mereka.
Di Kota Malang ini saya menemukan cinta dalam arti kata yang lain, kemandirian.
Apakah memang seseorang itu harus ditempa kemalangan dulu hingga akhirnya dia dapat bangkit dan berusaha untuk tidak mendapat kemalangan kedua? Entahlah, yang pasti saya lelah. Jadi saya akhiri saja tulisan ini dan sampai bertemu di Kota Ketiga, Kota Manado yang tak sabar kunantikan.
No comments:
Post a Comment