|
Si abu dan gembolannya |
|
Si abu mendarat Bandara Minangkabau |
Si abu baru pertama kali nih menginjakkan solnya di Sumatera Barat, tapi petualangannya bukan di Kota Padang melainkan Kota Bukittinggi, dari Bandara Minangkabau sekitar dua jam.
Sekilas info mengenai Kota Bukittinggi yang merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat bahwa kota ini pernah menjadi Ibu Kota Indonesia pada masa Pemerintah Darurat Republik Indonesia. Zaman kolonial Belanda disebut dengan Fort de Kock, Parijs van Sumatera. Whua ... saingan sama Bandung yah sebagai ikon Paris van Java hingga sekarang.
Secara geografi, luasnya 145.29 km2 namun secara de facto hanya seluas 25.24 km2 sebab masyarakat Kabupaten Agam menolak perluasan wilayah.
Kota Bukittinggi mengingatkan si abu pada Bandung dengan terletak pada rangkaian bukit barisan yang membujur sepanjang Sumatera dan dikelilingi oleh dua gunung, Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Udaranya juga sejuk, dingin karena berada di ketinggian 909-941 meter.
Sebab jarak dari Kota Padang ke Bukittingi sekitar 95 km, si abu mulai kelaparan. Dalam perjalanan ada Sate terkenal yang harus dicicipi. Ha ha ha, sambil wisata kulinerlah!
|
Sate Mak Syukur |
Maaf yah sakin kelaparannya lupa foto sate padang yang enaknya fantastis banget!
|
Menjelang Malam menuju Bukittinggi |
Sampai hotel sudah malam, tidak ada kegiatan yang dapat si abu lakukan selain beristirahat menyimpan tenaga untuk besok. :D
*
|
Sarapan Pagi, Campago Hotel |
Udara dingin sejuk dengan pemandangan pepohonan dan bukit-bukit menjadi menu utama sarapan si hitam. Lah ke mana si abu? Si abu biar istirahat dulu, biar si hitam saja yang melanjutkan petualangannya. :)
|
Si hitam ready!! |
Bukan berarti harus ke Padang
Masih ingat petikan lagu di atas?
Lagu yang pernah dinyanyikan oleh Enno Lerian ini terkenal pada masanya. Kalau kalian tahu lagunya berarti seangkatan sama si abu dan si hitam. Tahun 90-an memang banyak lagu-lagu hits termasuk produksi lagu anak-anak. Nah, karena si hitam ada di Padang sudah kewajiban untuk merasakan the real nasi padang! Mari ...
|
Simpang Raya Bukittinggi |
|
Nasi Simpang Raya |
|
Jembatan Limpapeh |
Si hitam kembali berkeliling menyelesaikan tugasnya dan melewati Jembatan Limpapeh yang merupakan jembatan gantung melintas di atas Jalan Ahmad Yani, menghubungkan kawasan Benteng Fort de Kock dan Taman Margasatwa, Budaya Kinantan. Dibangun dengan kawat baja, pelat alumunium yang panjangnya sampai 90 meter dengan lebar 3.8 meter.
|
Jam Gadang |
Fun Fact! Ikon terkenal dan terletak di Pusat Kota Bukittinggi ini terbuat dari campuran kapur, putih telur dan pasir putih! Wow, berapa lusin telur yah itu bisa bikin bangunan menara setinggi 26 meter. Menara Jam Gadang luasnya 13 x 4 meter dan terdiri dari beberapa tingat, ada 4 jam yang diameternya 80 cm. Jam ini didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda. Jam Gadang ini selesai dibangun tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris yang menjabat di Bukittinggi pada waktu itu. Konon, mekanisme menara jam itu hanya ada dua di dunia, Jam Gadang Bukittingi dan Bigben di London. Wih, keren dan patut dibanggakan! Tak heran Menara Jam Gadang ini memang dijadikan sebagai atraksi wisata di Bukittinggi.
|
Si hitam di Jam Gadang |
Menjelang sore memang alun-alun Bukittingi dipadati oleh pengunjung, baik pengunjung lokal maupun pengunjung nusantara seperti si hitam. Sebelum kembali ke hotel yang jaraknya agak jauh dari kota si hitam mampir dulu ke tempat ngopi yang katanya memang terkenal di kalangan anak muda. Wah! Harus banget ini ke sini.
|
Bukittinggi Coffee & Tea |
|
Iced Cappuccino Bukittinggi Coffee & Tea |
Sayang yah, penampilannya memakai cup plastik padahal si hitam minumnya di tempat bukan take away.
|
Pemandangan di jalan menuju Kota Padang |
|
PDIKM Bukittinggi |
PDIKM singkatan dari Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau adalah salah satu museum di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Museum ini didirikan di atas tanah seluas 2 Ha dengan arsitektur bentuk Rumah Gadang dan diresmikan pada tanggal 17 Desember 1990, berisi berbagai macam informasi dan koleksi mengenai kebudayaan Minangkabau baik berupa dokumentasi audio maupun visual. Untuk yang berminat dengan sejarah kebudayaan minang ada guidenya yang akan menjelaskan dan memberi arahan spot foto keren. He he he.
Ada juga beberapa foto pemandangan dan tempat ngopi asyik di lembah yang terlalu indah untuk tidak diunggah. Tak lupa pula menyantap durian dan teh yang dibuat dari daun kopi. Selamat menikmati :))
|
Foto bersama di Dinas Pariwisata Kota Padang |
|
Festival Sate dan Soto |
|
Atraksi Wisata Taman Muaro Lasak |
|
Icip-icip Durian |
|
Foto Bersama Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi |
|
Rumah Pohon, tempat ngopi baru di Bukittinggi |
|
Pemandangan dari Rumah Pohon |
|
Santai Sore Si Hitam |
|
Pemandangan Sepanjang Jalan Bukittinggi |
Tugas si hitam sudah selesai, saatnya kembali pulang. Eits, tetapi ada satu tempat yang harus dikunjungi di daerah Payakumbuh. Apakah itu? Ini dia ....
|
Si hitam di Kelok 9 |
|
Kelok 9 Payakumbuh |
Kelok 9 yang ada di Kota Payakumbuh ini adalah ruas jalan berkelok yang menjadi penghubung Provinsi Sumatera dengan Provinsi Riau. Jalan ini diapit oleh dua perbukitan cagar alam, cagar alam air putih dan cagar alam harau. Kelok 9 juga merupakan bagian dari atraksi wisata makanya si hitam menempuh perjalanan sekitar 90 menit untuk menyaksikan keindahan pemandangan alam dari atas kelok 9.
|
Gerbang Selamat Jalan |
Cukup seru juga jalan-jalan ke Payakumbuh, melihat kelok 9. Tetapi, tiket pesawat sudah ditangan. Waktunya kembali pulang, ke Bandung. Gerbang selamat jalan sudah di depan mata, si abu dan si hitam bersiap cek in di Bandara. Sampai berjumpa lagi yah kalau ada kesempatan.
|
Monyet di tepi jalan |
|
Padang Menyambut Tour de Singkarak |
|
Pemandangan Sepanjang Jalan Menuju Bandara |
|
Bandara Minangkabau |
|
Si Abu dan Si Hitam Kembali Pulang |
Terima kasih sudah mampir dalam petualangan sepatu di Bukittinggi, sampai bertemu petualangan sepatu di kota lainnya.
wah.. kak, kok bisa dapat view di jam gadangnya sepi gitu?
ReplyDeletediriku tiap ke jam gadang selalu susah foto, saking ramenya :'(
Ha ha ha harus di jam dan spot yang tepat!
DeleteThanks ya udah mampir :)
wah jadi kanagen ke padang lagi, alamnay memang indah
ReplyDeleteHai Tira, iya memang pemandangannya indah, masih banyak pepohonan. He he he. Thank udah mampir :)
DeleteWah (ikutan komen-komen di atas yang diawali kata "wah"), mestinya kamu pulang dari Pekanbaru, Va. Nikmati jalan dari Bukit Tinggi ke Pekanbaru yang warbiyasak (pemandangan sekaligus bikin mabuk karena kelok-keloknya yang dahsyat)! Sampai di Pekan, makan durian lagi! Durian Pekan, apalagi setelah berpusing-pusing dari Bukit Tinggi, seru banget! Hahaha.
ReplyDeleteHai Ikaf .... sarannya ditampung yah karena baru dibaca dan baru tahu. Ha ha ha no need to pekanbaru lewat kelok 9 udah cukup berkelok ngga perlu ditambahin lagi kelokannya. Thanks anyway
DeleteAkhirnyalah tahu cerita petualangan kamu keliling-keliling, setelah nanya langsung pas ketemuan gagal mendapat cerita >.<
ReplyDeleteHa ha ha iya karena banyak yang nanya, ngapain aja, ada apa aja, dan lainnya makanya dibuatlah pengalaman sepatu. He he he. Makasih udah mampir :))
Delete