15 September 2015

Feels Like Home

Punya temen kan? Pernah main ke rumahnya kan?
Ha ha ha Apaan sih!

Jadi ceritanya begini, kemarin sepulang kantor saya diajak ke rumahnya teman. Ya terus?
Suddenly, it feels like I'm at my own home.
Bahasa kerennya betah gitu.

Karena jujur, ngga setiap rumah teman yang saya kunjungi kesan pertamanya semenakjubkan itu! Ini agak anomali, saya pun terheran-heran sendiri. Kenapa yah?

Semalaman tadi kepala saya terus memikirkan hal itu. Halah, biar agak dramatis gitu, kan anaknya drama queen banget. He he he.

Keluarlah beberapa kemungkinan sebagai jawaban, di antaranya,
1. Mungkin, si penghuni rumah tidak membuat jarak dengan setiap tamu yang datang. Jarak yang dimunculkan oleh si empunya rumah tentu akan sangat berpengaruh bagi tamu. Kebetulan saja tamunya saya bukan debt collector

Tidak adanya jarak dalam artian keterbukaan tidak hanya dilihat dari keramahan tuan rumah tetapi dapat dirasakan dari tata ruangannya. Semuanya terasa pas di mata saya! Jadi ini yang saya lihat begitu pintu depan di buka ...


Ruang tamu dijadikan ruang kerja, dua meja untuk dua komputer lengkap dengan peralatan kantor lainnya. Di atas terdapat lukisan sebagai pemanis ruangan. Rak buku di sisi kiri atas mempercantik ruangan home office


Rak Buku Menumpuk

Percaya ngga? Percaya ajalah yah! Saya pernah save picture model rak jenis ini dari pinterest!
Baru masuk ruang tamu saja rasanya seperti masuk ke my future home lah.
Dibawah ini penampakan dari dalam ke arah ruang tamu.


Abaikan foto orangnya! Apalagi kakinya! Fokus ke ruangannya aja!

Ruang keluarga atau saya lebih senang menyebutnya ruangan bersantai disekat dari ruangan home office. Mungkin ini untuk memposisikan mana tamu formal dan tamu non formal. Oh, tentu saja saya termasuk ke dalam kategori tamu casual. :)


2. Self services. Terkadang ketika si tuan rumah berkata, "Mau minum apa? Ambil saja sendiri." yang terdengar dan diolah di dalam kepala adalah ini tuan ramah malas amat yah! Masa tamunya ngga dilayanin sih!
Balik lagi ke poin nomor satu, tidak ada jarak antara pemilik rumah dan tamu menjadikan si tamu betah. Coba ingat-ingat lagi deh pas kamu main ke rumah teman ada yang celetuk bilang, "Anggap saja rumah sendiri!".  Ada ngga? Kalau ngga ada saran saya kamu jangan sering-sering main ke rumahnya lagi yah! 
Hemp ... atau justru kamu sendiri yang ngga pernah ngomong gitu saat temanmu berkunjung? Hihihi.

Lelahnya bekerja seharian menatap layar monitor membuat tenggorokan terasa kering, haiyah! Rasa haus membawa langkah kaki saya ke dapur.

Bagi saya dapur adalah pusatnya segala aktivitas bermuara! Semua rasa dan cinta dipersatukan dalam ruangan yang bernama dapur, menghasilkan karya yang dapat membuat semua orang senang, lalu kenyang kemudian bego. :D

Terpana sepersekian detik, menggagumi kitchen set yang diatur sedemikian rupa. Sekilas tempatnya sangat kecil. Kecil mungil nan sederhana tapi begitu multifunction.
Nampaknya saya pernah save picture model dapur macam begini juga deh.


Kitchen Set

Mini Bar

Kegiatan Self Services

Hanging trash

Drawer Dish Rack

Dari semua ruangan, saya paling betah di dapur, semacam bakat terpendam kali yah. Ehe ehe ehe. 
Etadi sampai poin ke berapa yah? Gara-gara bahas dapur kepanjangan jadi lupa. Ah yah!


3. Nyaman. Kenyamanan merupakan kunci utama dari semuanya. Mau si penghuni ramah juga kalau tamunya tetap merasa tidak nyaman yah mana bisa betah.
Dan iya belum sejam juga saya sudah merasa sangat nyaman.


Leha-leha Time

Ngopi Time

Bener-bener feels like home ini rumah! Nampaknya saya akan sering-sering main ke sini deh!
Sayangnya, rumah ini akan DIJUAL. Hu hu huuuu sedih!
Ngga berani juga mau nanya dijual berapa ... tahu diri lah masih belum mampu!

Kalian penarasan ngga dengan ruangan yang lain? Kamar mandi? Kamar tidur?
Atau malah tertarik mau beli rumahnya?
Whuaa ... kan jadi saya masih bisa main-main lagi ke situ. Ehe ehe he.

Nih, foto lengkapnya bisa di lihat di sini



*

14 comments: